[23] here, fangy, fangy, fangy...

1.9K 324 53
                                    














・ ༘🍶ೄ

━━━━━━━━━━━━♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━━━━━━━━━
♱ ⋱ ✡︎ ✡︎ ✡︎ ⋰ ♱




C H A P T E R    T W E N T Y  T H R E E
Do I dare?
do you dare?
do we dare to let go?




.

.

.
please don't forget to leave vote and comments
.
.
.












Perjalanan kami berlanjut tanpa ada insiden lain. Yang membuatku lega, Seokjin sudah membuat pengaturan alternatif tempat tinggal malam ini. Taehyung berencana menelepon Namjoon minggu depan untuk mengabarkan bahwa ia sudah berhasil menemukanku, dan ia berpura-pura menangkap tiga orang kaptenku pada minggu berikutnya.

Dan saat tenggelam dalam kekhawatiranku tentang Namjoon, keselamatan anak buahku, rencana ayahku untuk membunuhku, dan niat Taehyung untuk membebaskan diri dari Namjoon, aku terus membayangkan Seokjin, Lilith, dan Taehyung beraksi dalam keadaan telanjang. Itu adalah hal terakhir yang harus kupikirkan.

Ketika Seokjin mendengar rencana melibatkan anak buahku, ia tercengang.

"Hanya manusia? Bersedia masuk ke sarang Namjoon sebagai tawanan? Oh, Taehyung, kau harus membiarkan aku bertemu dengan mereka. Apakah malam ini kita bisa makan malan dengan mereka?"

"Sebaiknya yang dia maksudkan adalah makan malam dengan makanan sungguhan di meja makan," gumamku.

"Wah, Jungkook, memang itu persisnya yang aku maksudkan. Aku tidak boleh memaka umpanmu, iya kan?" Seokjin tergelak.

Taehyung menoleh ke arahku. Aku mengangkat bahu. "Bukan ide yang buruk mempertemukan mereka terlebih dulu. Mungkin itu akan membuat mereka tidak terlalu gugup dengan urusan penangkapan palsu ini." Atau bahkan lebih gugup lagi, tergantung bagaimana sikap Seokjin.

"Terserah padamu. Aku tidak peduli. Jika mereka mau, kau akan menjemput mereka saat aku menemui Hanbin. Dia juga akan menjadi tamu kita malam ini."

"Hanbin si ghoul?" Betapa rendahnya aku telah terjauh ke dalam dunia orang mati, karena bisa merasa sesenang itu saat akan bertemu iblis pemakan mayat, meskipun itu akan membuat menu yang kusiapkan menjadi lebih rumit. "Oh, aku menyukainya. Dia tidak pernah marah tidak peduli betapa sering ibuku menghinanya."

Taehyung tersenyum padaku. Taehyung baru saja selesai membawakan tas Seokjin ke kamar. Sementara Seokjin duduk di meja dapur sambil meminum teh. Aku sendiri duduk di sofa dengan gelas gin dan tonik yang sudah hampir kosong di tangan.

NEPENTHE [kth + jjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang