[11] oh, what a joy i didn't wake up dead

3.4K 661 105
                                    












































budayakan vote sebelum membaca




















budayakan vote sebelum membaca♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



-𖤈-

.

.

.

Ibuku berbalik padaku dengan cepat. "Demi Tuhan Jungkook! Ada apa denganmu? Apa dia menyihirmu lagi?!"


Tuduhan itu membuat Taehyung tertawa. Taehyung bangun dari sofa dengan gerakan anggun dan berjalan ke arah ibuku saat ibuku mundur beberapa langkah.

"Jika ada orang yang tersihir, itu adalah aku. Putrimu menyihirku lima tahun yang lalu, dan aku masih belum terlepas dari jeratan sihir itu. Oh, dan kau pasti akan senang mengetahui bahwa kami memutuskan untuk menjalin kembali hubungan kami. Tidak perlu repot-repot memberi ucapan selamat... percayalah padaku, ekspresi wajahmu sudah cukup menjadi ucapan selamat."


Aku menenggak minumanku lagi. Jelas sekali, Taehyung memutuskan untuk membunuh ibuku dengan cara halus, dan bukannya langsung menggigit lehernya.


Nada suara ibuku terdengar pedas. "Aku pikir kau sudah berhenti menjadi pelacur saat kau meninggalkannya, Jungkook, tapi sepertinya kau hanya cuti."


Wajah Taehyung berubah menjadi sekeras batu, dan ia menimpali ibuku bahkan sebelum aku bisa memberikan respons.


"Jangan pernah berbicara padanya dengan cara seperti itu lagi." Ada peringatan tegas dalam suara Taehyung. "Kau bisa menjulukiku dengan nama apa pun yang kau suka, tapi aku tidak akan diam saja jika kau meluapkan kebencianmu padanya."


Ibuku mundur selangkah lagi, dan ada sesuatu yang berubah dari ekspresi wajahnya. Seolah akhirnya ibuku menyadari bahwa ia harus berhadapan langsung dengan Taehyung dan bukannya hanya melalui aku.


"Apa kau akan diam saja dan membiarkan dia mengancamku?" tuntut ibuku padaku, mengubah taktiknya. "Aku rasa kau juga akan duduk dengan tenang dan membiarkan dia membunuhku."


"Oh, hentikan, Mom," cetusku. "Dia tidak akan menyakitimu, berbeda denganmu yang sangat ingin menyakitinya jika kau punya kesempatan. Maafkan aku jika aku tidak membelamu saat kau marah karena dia tidak suka kau memakiku dengan nama-nama busuk. Pasti itu kekuranganku."


Ibuku menunjuk-nunjuk aku. "Ayahku selalu bilang, sifat buruk akan menurun, dan dia memang benar! Lihatlah dirimu! Kau sama buruknya seperti ayahmu, meninggalkan pria baik-baik demi binatang menjijikan itu, bahkan dia lebih buruk ketimbang binatang! Lebih rendah!"


NEPENTHE [kth + jjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang