Davichi - I Miss You
.
.
.
Maafin Sekar ya readers tercintah sekalian 💋
.
.
.Gue dan pak Yoongi berjalan keluar dari toko boneka. Dia membawa beberapa belanjaan yang tadi dia beli di dalam toko. Dia membeli 3 buah boneka dengan bermacam-macam variasi. Dan rata-rata itu boneka perempuan, tapi ketika gue bertanya boneka itu untuk siapa, dia menjawab itu buatnya. Heran kan?
"Na, kamu kalo saya beli boneka gini geli gak sih?"tanya nya.
"Geli gimana maksud bapak?"balas gue bingung.
"Iya, kek jijik gitu. Kan saya cowok, masa iya beli boneka. Pasti kamu ada deh fikiran aneh tentang saya,"jelasnya.
"Hah? Kata siapa? Enggak ah biasa aja. Malah lucu kalo menurut Nana mah,"
"Lucu gimana?"
"Iyalah, kan jarang ada cowok yang mau beli boneka. Apa lagi kalo buat diri sendiri, belinya sama pacar lagi. Pasti malu,"
"Jadi kamu tetap mau Na sama saya?"
"Maulah.. Nana mah gak bakal ngelepasin seseorang hanya karena kesukaan orang itu. Kalo belum ngerugiin Nana mah, ya santai hehe,"
"Tapi kan ini juga ngerugiin Nana,"
"Ngerugiin Nana?"
"Iya, ngerugiin kamu. Yang seharusnya boneka ini buat kamu, tapi malah jadi milik saya. Emang itu gak ngerugiin kamu namanya?
"Hahaha ya enggaklah pak. Selagi masih ada bapak mah, Nana gak perlu boneka."
"Hmmm emang iya?"
"Iyalah, kan bapak separuh hatinya Nana. Jadi kalo gak ada bapak, Nana ngejalani hidup hanya setengah,"
"Jadi kamu maunya saya terus sama kamu gitu?"
"Ya gak selalu sih. Kan Nana sama bapak punya kehidupan pribadi juga, masa iya harus sama-sama terus. Kalo misalkan ada waktu luang, baru deh bapak berdua sama Nana.."
"Tapi kan saya gak punya banyak waktu luang,"
"Ya gpp lah, kalo komunikasi masih tetap berjalan mah it's oke,"
"Kamu emang gak ada keraguan lagi Na sama saya?"
"Enggak, Nana yakin kok sama bapak."
"Kalo misalkan saya ninggalin kamu demi perempuan lain gimana?"
"Kalo emang perempuan itu lebih baik buat bapak, ya gpp. Asalkan harus lebih cantik aja dari Nana hehe,"
"Yeee sombong mentang-mentang cantik."
"Gpp sombong yang penting cantik hahaha,"
"Yaudah karena kamu cantik berarti kamu bakal baik-baik aja kan kalo saya tinggalin?"
"Ih apaansi pak?!"
"Hahaha bener lah Na. Kamu kan cantik, lucu lagi. Pasti banyak deh cowok diluaran sana yang mau sama kamu. Bahkan yang lebih dari saya,"
"Tapi kalo Nana maunya sama bapak gimana?"
"Ya gpp, kalo takdir menyatukan kita sih Na."
"Bapak udah gak suka lagi emangnya sama Nana?"
"Bukannya gitu, saya khawatir aja tentang kamu. Kita itu jarak umurnya terlalu jauh, dan saya pun seharusnya gak pantas Na ngelakuin semua ini. Mengingat kamu itu murid saya, dan lagi umur saya juga udah bukan buat pacaran-pacaran lagi. Saya kasihan aja nanti sama masa depan kamu,"
"Masa depan Nana?"
"Iya, kamu gak mungkin kan setelah lulus sekolah langsung saya nikahin? Pasti nanti kamu bakal nyari pengalaman kerja dulu, masuk Universitas, mengejar cita-cita kamu. Sedangkan saya? Saya gak mungkin terus-terusan bisa nungguin kamu. Saya udah dewasa Na, bukan masih sepantaran sama kamu."
"Jadi?"
"Ya gak ada jadinya,"
"Jadi bapak mau ngelepasin Nana?"
"Enggak... tau. Saya masih mau Na sama kamu. Mau sama-sama terus, gak mau pisah. Entahlah, saya bersikap gini berasa dunia gak berputar, hanya diam di tempat dan gak ada rotasi bumi. Berasa kamu itu cuma punya saya, dan takdir saya. Padahal seharusnya saya gak boleh berfikiran seperti itu, seharusnya saya emang ngelepas kamu."jelasnya.
Gue terdiam. Mendengarkan penjelesannya membuat gue berfikir ulang lagi tentang perasaan gue. Benar, seharusnya semua ini gak terjadi. Hubungan terlarang antar guru dan murid. Seharusnya gue menjadikan dia sebagai orang tua gue, bukan pacar gue.
Jadi, siapa yang sepantasnya harus disalahkan disini?
"Jadi Na, apa yang bakal kita lakuin sekarang?"
"Semua keputusan ada di bapak. Nana gak mau memutuskan secara sepihak."
"Nana marah?"
"Enggak,"
"Jadi?"
"Nana kecewa. Ternyata rasanya di lepasin orang yang kita perjuangin selama ini, lebih sakit ketimbang bapak memilih yang lain. Jadi, apapun keputusan pak Yoongi, bakal Nana terima."
"Saya gak mau. Cukup Na, saya gak mau nyakitin kamu. Lebih baik kamu aja yang memutuskan,"
"Buat apa? Kata-kata bapak udah menggambarkan bahwa bapak emang mau ngelepasin Nana."
"Jadi?"
"Nana gak tau, Nana mau pulang."
"Kenapa kamu malah pergi? Kamu mau lari dari permasalahan ini?"
"Enggak. Nana mau merasakan aja dulu rasa sakitnya, sampai Nana siap. Kalo bapak emang mau ngelepas Nana."
"Bukan maksud saya gitu Na, saya cuman khawatir."
"Yaudah kalo gitu. Keputusan bapak adalah keputusan Nana. Sama halnya kayak yang Nana bilang tadi. Bapak adalah separuh hati Nana, jadi apapun yang pak Yoongi pilih, itu adalah pilihan terbaik buat Nana."gue terdiam, menarik nafas dan berucap, "Nana duluan pak. Bapak hati-hati di jalan."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku? - Min Yoongi
FanfictionPutih?✔ Ganteng?✔ Pendek?✔ Tapi... Dia guru mu atau suamimu? ✔✔