Bag 2

1K 174 12
                                    

Yong Hwa tidak berusaha mendebat lagi. "Lalu menurutmu siapa ibu sewa untuk mengandung anak kita?" tanyanya kemudian.
"Serahkan padaku! Aku punya seseorang yang pantas menjadi ibu sewa calon anak kita." senyum Seo Hyun.
"Apa dia wanita baik-baik?" tatap Yong Hwa.
"Keurom."
"Bawa dia padaku terlebih dahulu, aku ingin mengetahuinya." pinta Yong Hwa.
"Tentu saja Oppa harus bertemu dengannya terlebih dahulu, walau pun nanti sebelum proses penanaman bayi ke dalam rahimnya Oppa dengannya akan sama-sama menanda tangani surat perjanjian di depan notaris." terang Seo Hyun. Yong Hwa tidak bicara.

Akhirnya ia akan turut dalam kegilaan itu. Dan itu yang membuatnya selalu pergi ke klub. Ia merasa gagal menjadi lelaki, sebab harus berada di bawah telunjuk wanita. Tapi ia sungguh tak berdaya, sebab wanita yang ia hadapi adalah ibunya. Ia sama sekali tidak bisa membangkang kepada wanita yang telah melahirkannya itu.
💰

Sedangkan Seo Hyun sangat antusias dengan rencana itu. Dalam benaknya langsung muncul satu nama ketika harus mencari seorang ibu sewa. Park Shin Hye. Wanita yang sangat sempurna untuk menjadi ibu sewa bagi bayinya. Betapa tidak, seluruh kriteria yang dibutuhkan dipenuhi teman sekaligus rival sepanjang hidupnya itu.

Shin Hye sungguh bukan orang lain bagi Seo Hyun. Seo Hyun mengenalnya sepanjang hidupnya, sejak dirinya mengenal seorang teman, dan Shin Hye-lah teman pertama yang dimilikinya. Sebab Shin Hye hidup bersamanya di rumah besar kedua orang tuanya. Shin Hye putri dari ajhumma yang bekerja di rumahnya.

Tidak semalang nasib hidupnya yang hanya putri seorang pelayan, Shin Hye cantik dan cerdas. Itulah yang membuatnya menjadikan Shin Hye rival sepanjang mengenalnya. Shin Hye meski hanya anak pelayan yang menumpang di rumahnya, selalu berhasil mengalahkan dirinya dalam banyak hal. Itu yang menyebabkannya selalu iri kepadanya. Satu-satunya yang tidak bisa Shin Hye kalahkan adalah kala bersaing untuk mendapatkan Jung Yong Hwa. Shin Hye terpaksa kalah darinya sebab dirinya adalah sama-sama pewaris, dan Shin Hye bukan Cinderella yang mendapat cinta sang pangeran. Shin Hye harus menelan ludah kala Yong Hwa tidak menolak perjodohan yang dibuat orang tua mereka.

Lalu sekarang, Seo Hyun akan semakin membuat Shin Hye merasakan apa yang selalu ia rasakan dulu, yaitu kalah dalam bersaing. Dan rasanya sangat menyakitkan. Seo Hyun memiliki senjata ampuh untuk membuat Shin Hye takluk dan tidak akan mengelak. Ia tersenyum puas. Saat-saat untuk pembalasan dendam itu tiba.

Dan ia yakin, Yong Hwa atau Ny Jung yang sangat mendambakan cucu tidak akan sempat berterima kasih kepada Shin Hye, sebab bayi itu nanti tidak akan dapat dilahirkan. Karena sel telor miliknya buruk akibat dirinya dulu terlalu banyak nge-drug saat diluar negeri. Kalau pun dipaksakan dibuahi mungkin tetap bisa jadi janin tapi kwalitasnya buruk. Atau tidak sempat dapat dilahirkan. Kalau hal itu terjadi, siapa yang akan disalahkan? Bukan dirinya yang menyumbang sel telor buruk, akan tetapi Shin Hye yang dianggap tidak becus menjaga kandungan. Rencana sempurna untuk pembalasan dendam yang menyakitkan. Seo Hyun bertepuk tangan begitu gembira.

Maka siang itu ia mengarahkan mobilnya ke sebuah toko pakaian di pinggir pasar, tempat Shin Hye mencari nafkah. Toko pakaian kecil kelas pasar. Seo Hyun memarkir mobilnya di sebrang jalan. Dengan coat mahal, heels limited edition, tas branded serta kaca mata hitam, ia melangkah berwibawa menuju toko kecil yang hanya penuh oleh pakian murahan.
"Annyong, Shin Hye-ya." sapanya membuat siempunya toko yang sedang menghitung menolehkan muka.
"Seo Hyun-ah, annyong. Oh, Seo Hyun Agashi." ia membalas sapaan tamunya dengan diakhiri ralat akan sapaannya kepada anak majikan ibunya itu.
"Kau baik?" tanya Seo Hyun.
"Nde, seperti yang terlihat. Aku agak terkejut melihatmu datang ke tempat buruk ini, Hyun-ah. Whe geudaeyo?"
"Aku ingin bertanya, apa kau masih ingin pergi ke Paris untuk belajar mode?"
"Wheo?"
"Kau punya kesempatan untuk pergi kesana."
"O ya? Bagaimana caranya?"
"Aku akan memberimu uang sebanyak yang kau butuhkan untuk pergi kesana menggapai cita-citamu itu."
"Geuraeyo-ga? Kau mendadak ingin menjadi ibu asuhku, Hyun-ah?" cemooh Shin Hye.
"Tapi tentunya ada yang harus kau lakukan untukku."
"Mwoga?"
"Jadilah ibu sewa untuk bayi kami."
"Mwo...? Ibu sewa? Maksdumu?" kening Shin Hye mengernyit.

Seo Hyun menghela napas, lalu menceritakan tentang maksud dan tujuan kedatangannya. Kening Shin Hye sampai berkerutan mendengar semua yang diutarakan anak majikan ibunya itu. Menyewa rahimnya? Shin Hye menyeringai setelah paham. Hal gila yang pernah ia dengar. Orang menjual ginjal, sudah sering ia dengar. Tapi menyewakan rahim... aigo! Orang gila yang punya ide itu. Dirinya meski sampai tidak makan begitu miskinnya, tidak akan pernah bahkan untuk memikirkan ide sinting itu.

Di Amerika latin pernah merebak tentang ibu sewa, tapi kemudian pemerintah disana segera membuat undang-undang untuk melarang aktivitas itu, sebab tidak manusiawi. Bagaimana mungkin seorang ibu yang telah dengan susah payah mengandung dan melahirkan bayinya kemudian menyerahkan bayi itu kepada wanita lain yang tidak mengandung dan melahirkannya lalu ditukar dengan uang. Benar-benar tidak punya perasaan. Dan sangat bertentangan dengan kodrati manusia. Ini menyalahi aturan Tuhan. Shin Hye tidak bersedia menjadi pembangkang terhadap aturan Tuhan walaupun dirinya sangat miskin dan bukan golongan religius.

Maka dengan tegas ia menolak tawaran gila Seo Hyun itu.
"Mianhante, Seo Hyun-ah! Aku tidak bisa melakukannya."
"Wheo? Kupikir ini kesempatan emas buatmu. Kami, aku dengan Yong Hwa Oppa akan membayar mahal padamu." desak Seo Hyun.
"Yang kau sewa itu rahimku, Seo Hyun-ah. Aku bahkan belum menikah. Apa yang harus kukatakan pada orang-orang jika melihatku hamil padahal aku belum memiliki suami?" tepis Shin Hye.
"Kau ini untuk apa peduli dengan komentar orang. Ketika kau tidak bisa mencapai cita-citamu, apa mereka ada yang peduli? Kau hanya perlu mengandung anak kami selama 9 bulan. Nanti kami akan menanggung kehidupanmu selama 9 bulan itu hingga kau bersalin. Dan jika kau takut malu, selama hamil kau tidak harus pergi kemana-mana, diam saja di rumah. Nanti akan kami carikan juga apartemen untukmu, bagaimana?" urai Seo Hyun.
"Semua itu tidak cukup menggiurkan bagiku. Kau tahu, aku ini wanita dengan pola pikir yang tidak modern, sebab aku hanya ingin mempersembahkan verginitasku ini untuk pria yang menjadi suamiku."

Terlihat Seo Hyun terkekeh. "Kau bukan kusewa untuk berhubungan intim dengan suamiku. Yang aku sewa itu rahimmu."
"Kau ini lucu, Seo Hyun-ah. Sekaligus naif. Apa ada wanita yang telah melahirkan disebut perawan? Meski pun bayi itu berada di rahimku dengan cara ditanam. Lagi pula aku sudah mengubur dalam-dalam keinginanku untuk belajar mode, mau di Paris atau pun di Korea. Aku sudah merasa bahagia hidup seperti ini." Shin Hye pun tidak dapat dibujuk, membuat Seo Hyun tidak bicara lagi.

Tapi bukan Seo Joo Hyun jika mudah menyerah. Dia memutar otak untuk membuat Shin Hye mengikuti keinginnnya itu. Ia terus mencari cara bagaimana membuat gadis itu takluk padanya. Gagal dengan bicara langsung padanya, ia meminta kepada ajhumma, ibunya Shin Hye, supaya membujuk anaknya itu. Han Ajhumma tidak mungkin berani menolak perintahnya. Wanita yang telah bekerja di rumah orang tuanya jauh sebelum dirinya lahir itu selalu patuh terhadap setiap permintaan dan perintahnya.

Alhasil Shin Hye mendapat desakan dari ibunya sendiri supaya mengikuti keinginan Seo Hyun.
"Kau jangan merasa saat ini sudah bisa menghasilkan uang sendiri, lalu kau menolak kebaikan Seo Hyun Agashi yang ingin membantumu. Yang dia inginkan hanya kau menyewakan rahimmu. Itu tidak akan membuatmu mati." ujarnya tajam.
"Ini bukan sekedar menyewakan, Eomma. Yang akan dia sewa itu rahimku. Apa Eomma tidak memikirkan akibatnya yang harus kutanggung? Aku ini belum menikah." Shin Hye teramat kesal.
"Dan apa hebatnya kalau kau belum menikah? Justru karena tidak ada pria yang menghendakimu maka setua ini kau masih saja melajang. Aku malu setiap kali orang bertanya padaku, sudah berapa orang memiliki cucu? Kau memang aib untukku."
Shin Hye hanya membulatkan kepal dan memejamkan mata. Lalu hatinya terasa sakit.

Bersambung...

Author terinspirasi dari sebuah serial televsi Amerika Latin di tahun 90-an. Ketika itu pertelevisian kita diserbu oleh berbagai serial televisi dari daratan Amerika Latin. Dan ada satu yang sangat nancep yaitu tentang wanita yang menyewakan rahimnya demi bertahan hidup.

Semoga Author bisa memasukan feel'y ke dalam ff ini. Dan readers bisa menerima...

BELAHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang