Bag 3

983 170 84
                                    

Sejak dulu ibunya memang tidak menyayangi Shin Hye, itu bukan rahasia. Ibunya yang bekerja di rumah besar keluarga Seo justru sangat memanjakan Seo Hyun, putri majikannya dan bersikap terhadapnya tak ubah seperti kepada anak tiri. Dan sejak kecil ibunya itu selalu mensikapinya dengan kasar, ibunya tidak seperti ibu pada umumnya. Tidak pernah menjadi tempat Shin Hye mengeluh atau mengadu. Justru ibunya seperti sangat menyesal telah melahirkannya. Dengan kata lain ibunya tidak menyayanginya.

Tapi terpaksa Shin Hye harus mengikutinya, sebab ia hanya memiliki ibu dan nenek yang sudah tua. Dulu ketika kecil sampai SMA terpaksa ia tinggal dengan ibunya di rumah besar majikannya, karena neneknya tinggal jauh di kampung. Karena bertengkar hebat dengan neneknya, ibunya lama tidak berhubungan dengan neneknya. Membuat Shin Hye pun turut tidak bisa berhubungan dengan Harmeoni. Baru setelah Shin Hye bisa menghasilkan uang sendiri, ia menyewa rumah dan membawa Harmeoni tinggal bersamanya hingga saat ini.

Di dalam hidupnya Shin Hye hanya memiliki Harmeoni yang menyayanginya, tidak ada yang lainnya lagi. Sebab ayahnya meninggal sebelum dirinya lahir. Keluarga ayahnya pun tidak pernah diketahui dimana rimbanya. Jika hingga detik ini Shin Hye masih berusaha berdiri tegar, tiada lain karena ada Harmeoni yang begitu menyayanginya. Tanpa Harmeoni, rasanya ia tidak punya alasan untuk bertahan.

Meski ibunya sampai mengeluarkan tanduk dari kepala dan api dari mulut, Shin Hye tidak akan mengikuti keinginan aneh Seo Hyun. Selama ini ia tidak pernah menolak apa pun perintah ibunya, tapi untuk yang satu itu mending dirinya tidak dianggap lagi anak olehnya. Peduli setan. Ia tidak takut untuk menjadi anak durhaka sakali ini dengan membangkang kepada ibunya. Shin Hye bahkan mengabaikan sambungan telepon Seo Hyun.

Sampai kemudian seorang pria tidak dikenal datang dan mengatakan telah memperkarakan Harmeoni ke kantor polisi dengan tuduhan pencurian. Dia akan membawa Harmeoni ke kantor polisi untuk dipenjarakan kecuali bila mereka dapat mengganti rugi sejumlah uang.
"Apa memang yang telah Harmeoni lakukan? Kenapa orang itu sampai menuduh Harmeoni telah mencuri?" Shin Hye tidak habis pikir dengan tuduhan orang tak dikenal itu.
"Harmeoni hanya mengambil tas yang terjatuh dari dalam mobil yang melintas saat Harmeoni sedang berjalan dari mini market." jelas orang tua itu.
"Lalu apa isi tas itu?"
"Harmeoni tidak sempat membukanya sebab keburu ada orang lain yang mengambil, tapi sebelum itu ada orang lain lagi yang memotret Harmeoni saat sedang memegang tas itu. Maaf, Harmeoni yang salah, Shin Hye-ya." Harmeoni sangat ketakutan.
Shin Hye memejamkan matanya.

Sayang dirinya miskin dan tidak bisa mencarikan pengacara untuk neneknya. Ia tahu neneknya dijebak. Pasti ini semua hubungannya dengan Seo Hyun. Orang itu sungguh tidak bisa ditolak. Sebab dia anak orang kaya sehingga sangat berkuasa.
Dan setelah memikirkannya berulang kali, memang akhirnya Shin Hye tidak bisa menolak permintaan Seo Hyun. Karena sungguh tidak bisa dirinya membiarkan Harmeoni mendekam di penjara untuk kesalahan yang tidak dilakukannya. Lebih dari itu, Harmeoni hanya dijadikan umpan untuk membuatnya patuh pada kehendak Seo Hyun. Biar dirinya saja yang menjadi korban seperti keinginan Seo Hyun. Sebab Seo Hyun sangat tahu dimana letak kelemahannya. Harmeoni.
💰

Shin Hye melangkah menuju sebuah Gallery, Seo Hyun sedang menunggunya disana kala tadi ia melakukan sambungan telepon dengannya.
"Masuklah, Shin Hye-ya!" teriak wanita itu kala melihat bayangan Shin Hye di luar.
Shin Hye melangkah memasukinya. Seo Hyun sudah duduk di sofa di sebuah ruangan yang seperti kantor dari tempat itu.
"Aku tahu akhirnya kau tidak bisa menolak permintaanku." sambutnya melihat Shin Hye duduk.
"Nde, karena kau memakai 1000 cara untuk membuatku menurutinya. Apa kau tidak kenal orang lain lagi, Seo Hyun-ah? Sehingga harus memaksaku seperti ini. Atau kau begitu dendam padaku?" tanya Shin Hye tanpa tedeng aling-aling.
"Kau jangan berburuk sangka dulu, aku hanya ingin menitipkan janin kami padamu, karena aku mengakuimu sebagai wanita terbaik untuk mengandung buah hati kami. Bukan alasan lain, Shin Hye-ya." tukas Seo Hyun.
"Meski faktanya kau menghancurkan hidupku?"
"Aniya, kau hanya melahirkan seorang anak. Kemudian kau dapat melanjutkan hidupmu kembali dengan lebih sejahtera. Sebab kau tidak harus bekerja membanting tulang lagi. Kami akan memberimu upah yang sangat tinggi yang sebelumnya tidak pernah kau bayangkan."
"Aku tidak butuh jadi kaya, Seo Hyun-ah. Aku cukup bahagia dengan apa yang telah kuperoleh sekarang."
"O ya, kau juga tidak harus bekerja selama hamil sampai kau melahirkan nanti. Kami akan menempatkanmu di sebuah apartemen, boleh kau ajak nenekmu. Kau hanya perlu menjaga kandunganmu dan menikmati hidup. Nanti akan kami kirim padamu semua kebutuhan kalian, kau dan nenekmu. Apa itu tidak menggiurkanmu?" tatap Seo Hyun.
"Apa kau sudah memikirkan hal ini dengan matang, Seo Hyun-ah?" Shin Hye tidak percaya Seo Hyun bisa setega itu, bukan Seo Hyun tapi Yong Hwa tepatnya.
"Tentu saja. Aku dengan Yong Hwa Oppa sudah memikirkannya dengan sangat matang."
Shin Hye akhirnya diam.
"Sebelum kau melakukan pemeriksaan nanti, Oppa ingin bertemu denganmu, Shin Hye-ya. Akan aku aturkan jadwal untuk kalian bertemu nanti."
Shin Hye tidak bersuara.

Sekeluarnya dari Gallery, Shin Hye menaiki bus menuju sungai Han. Ia berada pada persimpangan yang kedua pilihannya sama sulit baginya. Menolak tawaran Seo Hyun, berarti menjebloskan Harmeoni ke dalam penjara. Menerimanya, kehancuran masa depannya sendiri.
Apa benar menghancurkan dirinya adalah keinginan Yong Hwa? Bisa iya dan tidak. Ia mengenalnya sejak kecil hingga remaja. Yong Hwa teman Seo Hyun yang juga menjadi temannya. Ia tahu karakter pria itu. Dulu kerap bertentangan dengan Seo Hyun. Tapi Yong Hwa akhirnya tidak menolak Seo Hyun untuk dijodohkan dengannya. Dan bukan mustahil sekarang mereka menjadi suami istri yang kompak. Shin Hye menghela napas dalam.

Bertemu lagi saja dengan Yong Hwa adalah hal menyakitkan baginya, sebab meski tahu pria itu sudah menjadi suami Seo Hyun, di dalam hatinya yang terdalam ia masih menyisakan tempat untuknya. Dan hatinya sulit berpaling dari cinta pertamanya itu yang membuatnya hingga saat ini masih tidak bisa berlabuh pada pria lain. Lalu sekarang dirinya harus terlibat dalam rumah tangga mereka, Seo Hyun benar-benar hanya ingin menyiksa hatinya.

Namun jika memang hanya itu cara untuk menyelamatkan Harmeoni dari penjara, Shin Hye akan menjalaninya. Meski taruhannya adalah kehancuran masa depannya sendiri. Ia melangkah pulang dengan hati yang rasanya akan mati.
💰

Seo Hyun mempertemukan Yong Hwa dengan Shin Hye di kantornya, yaitu kantor yayasan yang dikelolanya. Yong Hwa menunggu di ruang kerja Seo Hyun, duduk di kursi kerja. Seo Hyun membawa Shin Hye kesana.
"Oppa, dia sudah datang." beritahunya membuka pintu.
Yong Hwa mengarahkan pandangan ke ambang pintu, ia penasaran dengan wanita yang dipilih Seo Hyun untuk mengandung calon anak mereka. Dan ia terkesiap, jantungnya seperti mau lepas kala melihat wanita yang datang itu adalah Park Shin Hye, gadis yang namanya tidak pernah mau pergi dari hatinya.
"Shin Hye." desisnya.
"Annyong hesesoyo, Jung Gun-nim." sapa Shin Hye membungkuk dalam.
"Silakan duduk, Shin Hye-ssi!" Seo Hyun menunjuk sofa.
"Nde." tukas Shin Hye lalu duduk di sofa.
Yong Hwa kemudian keluar dari kursi kerja Seo Hyun, berjalan menuju sofa.
"Aku akan membiarkan kalian mengobrol berdua. Bicaralah dengan santai, Oppa. Aku sudah menjelaskan sekilas tujuan kita, silakan Oppa jelaskan lagi lebih rinci. Aku diluar jika Oppa butuh aku." Seo Hyun memilih pergi meninggalkan mereka.
"Nde." jawab Yong Hwa. Seo Hyun lantas berlalu.

Yong Hwa menatap lekat wajah Shin Hye, seakan ingin puas sebab lama mereka tidak saling bertemu.
"Apa kabar, Shin Hye-ya? Lama kita tidak bertemu." sapanya.
"Nde, kabar baik, Tuan." Shin Hye seperti tadi tetap bersikap formal.
"Kau bekerja dimana sekarang?" lanjut Yong Hwa masih menatap wajah yang dirinduinya itu.
"Aku berjualan baju di pasar."
"Kau punya toko baju?"
"Bukan, aku menyewa."
"Mh... Kau sudah menikah?"
Shin Hye menggeleng.
"Seo Hyun pasti sudah menceritakan apa tujuan dia menemuimu."

Bersambung...

Author melihat Yong Hwa dengan kepala pelontos itu... Aigyo... semakin dewasa dan akh...

BELAHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang