Bag 12

788 150 12
                                    

Setelah Yong Hwa pergi ke kantor, tidak lama Seo Hyun memburu garasi, ia membawa mobilnya ke rumah orang tuanya. Masalah Shin Hye yang ternyata berselingkuh dengan Yong Hwa harus diadukan kepada ajhumma, supaya ajhumma bisa turut ambil tindakan. Ajhumma suka lebih keras daripada ibunya kepada Shin Hye. Dan ajhumma suka sangat tega walau kepada anaknya sendiri.

Ny Seo tidak ada di rumah kala Seo Hyun datang, ia baru saja pergi kata ajhumma. Keadaan ini membuat Seo Hyun leluasa untuk mengadukan kelakuan Shin Hye kepada ibunya seraya ditambahi bumbu supaya ajhumma murka. Sambil beruraian air mata. Tak terkira marahnya pelayan itu. Ia merasa Shin Hye telah mencoreng arang di mukanya. Ia benar-benar murka.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, Ajhumma? Yong Oppa tidak akan sampai tergoda jika wanita terkutuk itu tidak menjeratnya. Kau tahu selama ini betapa Oppa sangat setia padaku." isak Seo Hyun.
"Tentu saja kita harus memberinya pelajaran, Agashi. Serahkan ini kepada Ajhumma." wanita sepantar ibunya itu mengeluarkan api dari mulut ketika bicara begitu marahnya. Asap mengepul dari telinga dan kepalanya mengeluarkan tanduk. Ia serupa setan begitu kesal kepada buah hatinya sendiri. Tidak ada dalam benaknya untuk lebih dulu meng-konfirmasi kebenarannya kepada Shin Hye, ia bulat-bulat termakan hasutan Seo Hyun yang begitu membenci Shin Hye.
"Aku ingin sekali menamparnya, Ajhumma. Tapi aku tidak bisa pergi ke apartemennya sebab Oppa melindunginya. Bagaimana supaya aku bisa berhadapan dengannya?" Seo Hyun gemeretak.
"Suruh saja kesini, biar Ajhumma yang menyuruhnya. Supaya dia mau datang."
"Bagus, Ajhumma! Lakukan sekarang. Tanganku gatal rasanya. Sebab yang telah dia lakukan sangat biadab, padahal aku telah mengangkat derajatnya dari seorang tukang jualan baju di pasar menjadi wanita terhormat dengan hanya menyewakan rahim."
"Iya, Agashi tunggu saja!"
Pelayan itu lalu mengambil telepon genggamnya.

Shin Hye sedang mempersiapkan untuk makan siang saat telepon selulernya berbunyi, lekas ia mencarinya.
"Eomma!" sapanya. Agak heran, tumben ibunya menghubunginya. Bahkan saat diberitahu ia pindah ke apartemen ibunya itu masa bodoh, apalagi saat diberitahu ia hamil, sama sekali tidak peduli. Lalu sekarang ada urusan apa ibunya mencaritahu dirinya?
"Apa kau sehat?" tanya suara diujung telepon.
"Nde, tumben Eomma telepon."
"Iya, aku ingin bicara denganmu, apa kau bisa datang kesini? Nyonya sedang pergi, aku tidak bisa keluar rumah."
"Ada hal penting apa, Eomma?"
"Aku tidak bisa mengatakannya di telepon, kalau kau mau, nanti taksi aku suruh menjemputmu."
"Nde, baiklah, Eomma."
Kemudian sambungan telepon terputus.

Shin Hye segera menukar pakaiannya. Tidak ada firasat apa pun dihatinya. Ia kemudian keluar meninggalkan apartemen dengan menaiki taksi yang dikirim ibunya yang sudah menunggunya. Sekitar 30 menit ia sudah tiba di rumah majikan ibunya. Ia segera memijit bel pintu samping, pintu khusus untuk para pelayan. Tanpa harus menunggu lama pintu itu terbuka. Rupanya kedatangan Shin Hye sudah sangat ditunggu.
Ia berjalan lurus menuju pintu belakang, juga pintu untuk para ajhumma. Ibunya sudah menunggu di ruang makan, Shin Hye menahan langkah saat dilihatnya ada Seo Hyun disana. Bersama ibunya. Yang begitu ia datang, Seo Hyun langsung berdiri melangkah mendekatinya lalu tanpa basa-basi tangannya menyarangkan tamparan pada pipi Shin Hye kiri kanan. Plak! Plak! 

Shin Hye yang kaget tiba-tiba diserang, terhuyung, tidak dapat menahan keseimbangan. Belum lagi tubuhnya dapat berdiri tegak dan benaknya menyadari situasi, tangan Seo Hyun menjabak rambutnya dari belakang hingga kepalanya mendongak.
"Seo Hyun-ah, apa-apaan ini?" tanyanya sambil tangan berusaha mencari pegangan.
"Kau dengar, Ajhumma? Bahkan dia tidak menghormatiku. Kau pikir aku ini temanmu?" teriak Seo Hyun.
"Kau sungguh lancang, Shin Hye-ya. Kau ini hanya anak pelayan." tambah ibunya pula. Tidak terdengar satu patah katapun mempertanyakan kabarnya, terlebih kabar bayi di dalam kandungannya.
"Mianhamidha, Agashi. Tolong lepaskan dulu tanganmu di rambutku! Aku tidak akan bisa bicara dengan baik jika begini." pinta Shin Hye.
Seo Hyun memperketat jambakannya membuat Shin Hye meringis lalu melepaskannya sambil didorong. Jidat Shin Hye sampai terantuk ke lemari.
"Ah.." desahnya kesakitan, sekuat tenaga ia melindungi perutnya supaya tidak kena benturan juga.

"Kau ini, aku melihat perutmu buncit seperti ini sungguh jijik, Shin Hye-ya. Tanpa menikah tapi bisa-bisanya kau hamil." omel ibunya menatap perut besar Shin Hye.
"Eomma jangan pura-pura tidak tahu kenapa aku bisa begini." tepis Shin Hye.
"Ya, kau mengandung anak haram suamiku. Kau dengannya sekongkol membohongiku. Tapi Oppa tidak akan khilaf jika tidak kau rayu, pelacur!" teriak Seo Hyun sambil sekali lagi plak... menampar pipi Shin Hye.
"Sungguh bejat! Apa aku yang mengajarimu, eoh?" sembur ibunya pula.
Shin Hye terdiam. Jadi Seo Hyun sudah tahu? Ya, Yong Hwa sudah memberitahunya. Dan karena menyerangnya sendirian dia takut oleh Yong Hwa, maka dia memanfaatkan eomma.
"Aku sungguh malu dan kecewa padamu." tambah ibunya.

Sementara didepan pintu ruang makan, 2 orang ajhumma anak buah ibunya Shin Hye berbisik-bisik membicarakan mereka. Bukankah Cha Ajhumma itu ibunya Shin Hye? Tapi kenapa dia malah sangat jahat kepada putrinya sendiri? Harusnya dia mempertanyakan janin yang dikandung Shin Hye, bagaimana kondisinya bukan malah menyerangnya seperti itu. Padahal kondisi Shin Hye sendiri single fighter, karena hamil tanpa suami.
"Lalu apa yang bisa aku lakukan padamu, Agashi?" terdengar suara Shin Hye bertanya kepada Seo Hyun.
"Aku menginginkan bayi itu tidak kau lahirkan..."
"Apa maksdumu?" Shin Hye kaget menatap Seo Hyun sambil refleks tangannya memeluk perutnya.
"Nde, atau kau lahirkan sekarang supaya dia tidak sempat hidup." ucap Seo Hyun serupa iblis sambil maju mendekati Shin Hye, tangannya kembali menjambak rambut Shin Hye.
"Ahhh..." Shin Hye menjerit.
Tapi mendengar jeritan itu Seo Hyun malah semakin beringas, ia menarik rambut Shin Hye ke arahnya, lalu dengan sekuat tenaga mendorongnya pula hingga Shin Hye terjerembab ke lantai perutnya menabrak sudut kursi membuatnya menjerit lagi lebih keras.
"Ahhh... ampun, Seo Hyun-ah!"
Namun bukan didengar Seo Hyun dengan tanpa perasaan menampari wajah Shin Hye yang perutnya kesakitan setelah membentur kaki meja. Seo Hyun menyiksanya.

Dua orang ajhumma yang sejak tadi mengawasi diluar ruang makan, refleks masuk.
"Cha Ajhumma, kenapa dibiarkan? Lerai mereka!" teriak yang satu.
"Kalian berdua siapa bilang boleh masuk?" kepala ajhumma itu malah balas memelototi mereka. "Naga!" bentaknya. "Naga-ragu!"
"Darah... darah, Ajhumma!" teriak pelayan yang satu lagi menunjuk lantai, langkahnya yang akan menghentikan pukulan Seo Hyun kepada Shin Hye tertahan demi melihat cairan merah meleleh dari sela-sela kaki Shin Hye.
"Hentikan, Agashi!" bentaknya pula.
Mendengar itu Seo Hyun yang tengah beraksi anarkis bak preman itu pun menghentikannya. Dilihatnya Shin Hye sudah terkulai lemas, tidak jatuh ke lantai sebab punggungnya tertahan kaki kursi makan.
"Eonni... Shin Hye Eonni! Sadar, Eonni!" ajhumma yang berniat menghentikan pukulan Seo Hyun tadi segera memburunya, namun Shin Hye sudah tidak sadarkan diri.
"Cha Ajhumma, cepat panggil 119!" teriaknya pula. Tapi kepala pelayan itu malah panik. Tak urung ia panik jika sudah melihat begitu. Demikian pula Seo Hyun, terlihat wajahnya pucat.

"Soo Mi Eonni, telepon 119. Ini bahaya!" ia meneriaki temannya.
"Nde." temannya itu pun gemetar berlari menuju meja telepon.
Dan belum ada yang berubah ketika terdengar derum kendaraan memasuki pekarangan. Seo Hyun segera berlari memburu. Ibunya yang datang. Seo Hyun langsung menangis begitu Ny Seo turun dari mobil.
"Josungheyo, Eomma! Aku tidak sengaja melakukannya. Aku tidak berniat membuatnya pingsan." lapornya langsung membuat ibunya bingung.
"Kau ada disini, Seo Hyun-ah? Ada apa?" kernyitnya.
"Mohon maaf, Eomma! Maaf!" Seo Hyun malah menekuk lututnya di tanah sambil menggosok-gosokan kedua telapak tangannya tanda menyesal.
Diambang pintu Ny Seo pun melihat kepala pelayan Cha yang berwajah sama pucat berdiri dan menunduk. Apa yang terjadi? Segera ia melesat kedalam lurus ke ruang makan sebab terlihat pintunya terbuka dan bayangan Jae Ri disana.
Ny Seo terkejut melihat Shin Hye tidak sadar diri dalam pelukan Jae Ri dengan darah meleleh kemana-mana.

Bersambung...

Kenapa Yong pergi wamil, video WGM tebaran di youtube? Atau hnya perasaanku z yg merindukan dia... wkwkwk 🐣

#abaikan

BELAHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang