Bag 22

862 169 9
                                    

"Kita memang bukan keluarga lagi sekarang, tapi terima kasih karena Heojang-nim tidak meninggalkan Seo Group." ucap Presdir Seo
"Jangan bicara seperti itu, Besan. Kita ini tetap keluarga. Aku akan mendukung apa pun keputusanmu."
"Nde, kamsahamnidha!" senyum Tn Seo. "Akhir pekan ini kami juga akan berangkat ke Jepang untuk menyampaikan perubahan komposisi ini." lanjutnya.
"Apa Shin Hye akan turut serta, Aebonim?" tanya Yong Hwa.
"Iya, sekalian liburan bagi Eommoni dan Shin Hye. Supaya dia bisa melupakan hal yang terjadi menimpanya belakangan ini."
"Iya, benar." Tn Jung setuju.
"Untuk berapa lama liburannya, Abeonim?"
"Yang merencanakan mereka berdua, Yong Hwa-ya. Abeoji tidak ikut-ikutan."
"Nde." Yong Hwa tersenyum dalam.

Setelah menceraikan Seo Hyun, dan Shin Hye sudah menetap dengan orang tua kandungnya, anehnya Yong Hwa justru kesulitan untuk menemui Shin Hye. Padahal ia selalu berusaha untuk bertemu. Tapi Shin Hye tidak memberinya kesempatan. Dikirimi pesan atau dihubunginya lewat telepon, selalu diabaikan. Shin Hye tampak tidak mau berurusan lagi dengannya.

Ny Seo pun mengetahui mengenai itu, Shin Hye selalu menghindari Yong Hwa.
"Wheo, kenapa teleponnya tidak diangkat?" tanyanya saat melihat ponsel Shin Hye berdering dan hanya didiamkannya saja.
"Bukan telepon penting." senyumnya seraya lekas diambilnya benda persegi itu dari atas meja lalu ia masukan ke dalam saku bajunya.
"Eomma lihat Yong Hwa yang meneleponmu? Kau sengaja tidak menerimanya?" tatap ibunya.
"Nde." jawabnya pendek.
"Whe? Kalian bertengkar?"
"Aniyo."
"Yong Hwa bukan suami Seo Hyun lagi, kau tidak harus menghindarinya."
"Tapi akan lucu sekali kalau aku tetap bersamanya. Perceraian mereka terjadi karena aku mengandung bayinya dengan aku, bukan dengan Seo Hyun. Aku merasa sebagai orang ketiga penyebab perceraian mereka, Eomma." Shin Hye memberi alasan.
"Tapi semuanya terjadi karena Seo Hyun yang memaksamu untuk menjadi ibu sewa dan sel telor miliknya buruk."
"Itu tetap bukan alasan aku harus mengandung janinku dengan Yong Hwa-ssi. Aku yang bersalah Eomma." Shin Hye tetap pada pendirinnya.
"Tapi tetap Seo Hyun yang kurang ajar, karena dia telah memaksamu untuk jadi ibu sewa padahal dia tahu kualitas sel telornya buruk dan tidak akan bisa dibuahi. Dia memang sengaja ingin membuatmu menderita. Padahal kau ini masih perawan. Eomma justru suka Yong Hwa mengambil langkah itu, setidaknya kala kau kehilangan verginitasmu karena proses alami bukan karena kau melahirkan seorang anak." geram Ny Seo.
"Eomma... aku dengan suami sah Seo Hyun melakukan hubungan terlarang. Kenapa Eomma menyukai itu?" Shin Hye menatap lekat wajah ibunya.
"Kalau bukan Seo Hyun yang mulai Eomma juga benci dengan yang kalian lakukan. Tapi karena Seo Hyun yang membuat gara-gara, dan salah perhitungan, Eomma pikir memang bagus dia diberi pelajaran seperti itu."
"Orang yang tidak mengetahui detil kejadiannya akan berpikir akulah yang menggoda suami Seo Hyun sampai hamil. Dan cap sebagai orang ketiga melekat padaku, Eomma. Akulah penyebab perceraian mereka." tepis Shin Hye.
"Peduli setan dengan pendapat orang. Faktanya kau adalah putriku yang sengaja ditukar oleh pelayan di rumahku. Orang juga tidak melakukan apapun dengan kenyataan itu." Ny Seo terus membantah.
"Eomma tahu, bagiku lebih baik orang-orang, terutama kolega Appa, mengetahui aku melahirkan bayi yang sengaja ditanam Seo Hyun bukan bayiku dengan suami Seo Hyun. Dengan begitu citra perusahaan Appa tidak buruk dimata publik."
"Sekarang pun tidak buruk. Bisik-bisik para pemegang saham sedikit di belakang kami, biarkan saja. Toh Presdir Jung dari Il Moon Group pun tidak keberatan untuk tetap bekerjasama dengan ayahmu. Padahal dia relasi terbesar kita. Banyak kerjasama kita dengan perusahaannya. Buktinya dia justru setuju putranya menceraikan Seo Hyun. Jika dipandang kau yang salah, pasti dia marah padamu lalu mereka memutus kerjasama dengan ayahmu sebab kau putri kandungnya. Tapi itu tidak terjadi, Sayang. Dan ada yang tidak kau ketahui, karena insiden itu kemarin yang diakhiri dengan terbongkarnya status kalian yang sengaja ditukar oleh Cha Ajhumma, perusahaan kita menjadi lebih terkenal tanpa harus melakukan promosi, Shin Hye-ya. Ini salah satu keuntungan, walau ayahmu tidak suka masalah yang menyakitkan bagi kami malah menjadikan perusahaan kita lebih terkenal." pungkas Ny Seo membuat Shin Hye terdiam.

Itu memang fakta yang kemudian terjadi. Para pemegang saham tidak semua mengecam kelakuan Shin Hye hingga membuat Yong Hwa menceraikan Seo Hyun. Malah hanya sedikit sekali yang menyoal tentang itu. Mereka semua kaget dengan fakta bahwa Seo Hyun ternyata bukan putri kandung Presdir Seo. Drama Shin Hye yang menjadi ibu sewa untuk janin Seo Hyun dan Yong Hwa justru yang menarik simpati sebagian besar pemegang saham. Padahal kemudian terkuak Shin Hye-lah putri kandung pemilik Seo Group.
💰

Keberangkatan mereka ke Jepang tepat diakhir pekan. Tangan Shin Hye sampai dingin karena cemas untuk melakukan penerbangan. Ini memang pertama kali baginya pergi jauh melintasi perjalanan udara. Ny Seo menggenggam jemarinya membagi kehangatan. Disana nanti mereka akan menginap di hotel meski mereka memiliki apartemen di pusat kota. Hanya supaya Shin Hye familiar dengan hotel yang pasti barang baru baginya.
Perjalanan mereka direncanakan selama 1 minggu. Yong Hwa mendengar itu dari mantan ayah mertuanya. Artinya baru akan kembali di akhir pekan depan. Yong Hwa juga tahu schedule Presdir Seo, tapi entah schedule liburan Shin Hye dengan ibunya.

Di meja kerjanya ia hanya melamun sambil memainkan ballpoint oleh tangannya. Ingatannya melayang jauh entah kemana, sebab ketika ayahnya memasuki kantornya ia tidak peduli.
"Yong Hwa-ya." panggil Tn Jung seraya mengetuk meja dengan punggung jarinya.
"Eoh, Abeoji." ia tampak terkaget.
"Kau melamun?"
"Ah, aniya, Abeoji." senyumnya mencoba mengelak. "Ada hal penting apa hingga Abeoji datang ke ruanganku?" Yong Hwa menyingkirkan ballpoint-nya.
"Apa kau sedang merindukan putri mantan mertuamu?" selidik Tn Jung menatap kalender meja bergambar bendera Jepang di depan Yong Hwa yang sedang diamatinya.
"Wheo?" Yong Hwa tersipu.
"Apa benar kau ingin menemuinya?"
"Mereka sudah berangkat akhir pekan kemarin, Abeoji."
"Kau sudah melakukan sambungan telepon dengan putri kandung presdir Seo?"
"Aniyo, dia tidak pernah mau menjawabku."
"Whe?"
"Itulah juga yang ingin kutahu alasannya, Abeoji."
"Kau tidak mencari tahu dengan langsung datang padanya?"
"Tidak berani..."
"Whe...?"
Yong Hwa menghela napas dalam untuk menjawab pertanyaan itu.

Benar yang dikatakan Shin Hye, dirinya bukan lelaki.
"Kalau kau hanya diam, bagaimana akan tahu alasannya itu. Kau harusnya datang padanya untuk mencari tahu." ujar ayahnya lagi.
Yong Hwa menatap wajah lelaki paruh baya itu. "Apa itu tidak akan memalukan, Abeoji?"
"Kalian punya urusan satu sama lain sebab kalian punya anak, walau Shin Hye masih tidak menghiraukanmu, suatu saat dia pasti mencarimu." jelas Tn Jung membuat mata Yong Hwa berbinar.
"Abeoji benar." angguknya.
"Pergilah ke Osaka besok gantikan Tn Han, saat pulang kau bisa mampir ke Tokyo menemui mereka." titah Tn Jung paham dengan keinginan putranya.
"Nde, aguesmidha, Abeoji!" angguk Yong Hwa sangat senang.

Ny Jung sendiri tidak bisa bicara apa pun tentang putranya yang jelas sangat menginginkan Shin Hye. Disatu sisi ia pernah melontarkan kata-kata tidak pantas kepada Shin Hye, disisi yang lain ternyata Shin Hye putri kandung pemilik Seo Group. Jika faktanya begitu, bagaimana mungkin ia tidak bisa menerima gadis itu? Justru sekarang ia jadi malu oleh Shin Hye dan ibunya. Senjata makan tuan. Sikap Shin Hye yang menutup diri terhadap Yong Hwa, pasti karena sikapnya terhadap Shin Hye yang teramat tidak ramah sebelumnya. Ia sama sekali tidak menyangka akan ada babak seperti ini.

Komunikasinya dengan Ny Seo pun otomatis terputus. Ny Seo sendiri merasa tidak ada alasan untuk terus berhubungan sementara dirinya tahu bagaimana ibunya Yong Hwa memperlakukan Shin Hye. Jika saja Shin Hye mengatakan tidak ingin berurusan lagi dengan Yong Hwa karena sikap ibunya, Ny Seo pun sangat memahaminya.

Bersambung...

BELAHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang