Bag 27

853 164 8
                                    

"Mianhe, Shin Hye-ya! Aku banyak melukaimu. Aku tahu Yong Hwa Oppa tidak akan bisa melepaskanmu. Bahkan saat dia menjadi suamiku dia tidak bisa benar-benar menjadi milikku. Oppa hanya mematuhi kehendak ibunya dan keinginan ayahnya untuk mempertahankan tahta kepemilikan perusahaannya saja. Oppa tidak pernah mencintaiku, itu sebabnya aku membuatmu tidak perawan supaya kau akan merasa bersalah terhadap setiap pria yang akan mendapatkamu dan rendah di mata Oppa. Tapi faktanya aku membuat Oppa justru merasa bersalah padamu. Sebab tanpa menikahimu dia telah merenggut hal paling berharga dalam dirimu. Aku paham perasaan itu selalu menyiksa hati Yong Hwa Oppa. Maka sampai kapan pun dia tidak akan mencari wanita lain." urai Seo Hyun mengagetkan Shin Hye.
"Kau tahu darimana tentang itu? Apa kalian saling bertemu lagi setelah bercerai?" tatap Shin Hye.
"Saat aku berada dipuncak kekacauanku setelah Oppa menceraikanku, aku mendatangi Oppa. Aku akan memohon padanya, aku hancur tanpanya. Oppa menjelaskan apa yang dirasakannya dan mengapa dia tidak pernah mau menolehku lagi. Jika aku boleh memilih, Shin Hye-ya. Aku memilih miskin dulu baru sekarang kaya, sengsara dulu baru sekarang bahagia. Dari pada sebaliknya. Aku juga merasa sangat bersalah kepada Eomma, sebab ternyata Eomma masih tetap menyayangiku dengan mencabut semua tuntutannya padaku hingga aku tidak sempat masuk bui."

Shin Hye terdiam, ia masih terdiam mencerna semua kalimat Seo Hyun saat wanita itu beranjak meninggalkannya.
"Seo Hyun-ah!" ia berteriak saat Seo Hyun sudah melangkah jauh. "Kau tinggal dimana sekarang?" tanyanya.
"Di tempat yang sepantasnya kudiami." Seo Hyun balas berteriak.
"Aku akan mencari Harmeoni besok, apa kau mau ikut?"
Seo Hyun menggeleng dan tersenyum tipis. Setelah itu tanpa berkata-kata lagi dia berbalik melanjutkan langkahnya. Shin Hye akhirnya membiarkannya.
💰

Shin Hye datang terlambat ke pesta, acara inti sudah terlewati. Saat itu orang-orang sedang menikmati berbagai panganan dan minuman sambil ramah tamah. Ny Seo memelototinya yang hanya datang dengan tampilan sesederhana saat pamit siang tadi. Bahkan wajahnya tampak pucat tanpa pemerah bibir sama sekali. Ny Seo lalu menuntunnya ke toilet, membedakinya dan mengolesi bibirnya dengan liptin.
"Aku bertemu Seo Hyun, Eomma. Kasihan sekali penampilannya. Kumal dan tidak terawat." celotehnya sambil membiarkan tangan ibunya mengoleskan liptin di bibirnya.
"Nah, sudah cantik. Rapikan sedikit bajumu." jawab Ny Seo.
"Eomma..." seru Shin Hye.
"Cepat! Atau Appa akan marah. Sejak tadi Appa menunggumu. Jangan cari perkara diacara penting buat Appa." hardiknya.
"Nde." Shin Hye tidak bisa membantah.

Saat kembali ke tempat acara bersama ibunya, sudah ada Yong Hwa bersama ayahnya. Shin Hye terkesiap menatap wajahnya. Ini pertemuan mereka yang pertama sejak kepulangannya dari London. Bibir pria itu mengurai senyum menyambut kehadirannya dan kepalanya mengangguk, Shin Hye lekas membalas.
"Lama tidak bertemu, Shin Hye." sapanya.
"Nde, annyong-haseyo, Yong Hwa-ssi." balas Shin Hye mengulurkan tangannya. Dia membalas jabat tangannya lalu menggenggamnya hangat. Matanya bahkan berbicara tentang rasa rindunya. Shin Hye menunduk, ia tidak berani menantang 2 bulatan hitam itu. Dan dadanya berdebar kala mengingat apa yang dikatakan Seo Hyun tadi.

Yong Hwa sudah pasti merindukan Shin Hye, maka dia mencari cara untuk bisa hanya berdua dengannya. Di balkon saat Shin Hye sedang duduk sendiri menikmati wine dan memandang kota di malam hari, Yong Hwa menghampirinya.
"Ehm..." ia berdeham mengabarkan keberadaannya. Shin Hye menolehkan muka meski tahu Yong Hwa yang datang. "Langitnya cerah bukan?" tanyanya berbasa-basi.
"Nde. Tidak terlihat siang tadi sudah diguyur hujan." tukas Shin Hye.
"Apa kau tadi habis pergi?"
"Iya."
"Dari mana?"
"Menemui Harmeoni, tapi sudah pindah kembali ke Daegu kata Seo Hyun."
"Kau juga menemui Seo Hyun?"
"Tidak sengaja bertemu dengannya."
Yong Hwa menghirup wine di tangannya. "Apa kalian tadi berbicara banyak?"
"Tidak. Karena HP-ku terus berbunyi."
Hening beberapa jenak.
"Kau tahu, kau sangat jauh berubah sekarang." komentar Yong Hwa.
"Iya, aku bertambah tua sekarang."
"Jika besok tidak turun hujan, kau mau pergi denganku?" tawar Yong Hwa.
"Besok aku akan pergi ke Daegu. Aku akan menemui Harmeoni."
"Kau akan pergi dengan Seo Hyun?"
"Tidak, dia menolak waktu kuajak."
"Kau tidak berniat mengajakku?" goda Yong Hwa.
Shin Hye menyembunyikan senyum seraya membuang pandangan ke arah yang jauh.
"Setahuku, Eommonim yang menanggung kehidupan Harmeoni sekarang."
"Kau juga tahu tentang itu." gumam Shin Hye.
"Apa itu atas permintaanmu?"
"Seo Hyun Eomma masuk penjara, Seo Hyun sendiri tidak kenal dengan neneknya itu. Aku meminta Eomma untuk memperhatikan Harmeoni. Tapi kami tidak tahu kalau Harmeoni sudah pindah ke Daegu."
"Seperti dugaanku, kau masih sangat memperhatikan nenek kandung Seo Hyun."
"Karena aku lebih seperti cucunya dari pada Seo Hyun."
"Iya." angguk Yong Hwa. "Kau sungguh tidak ingin mengajakku? Atau kau akan pergi dengan Eommonim?" tatap Yong Hwa.
"Aku akan pergi sendiri, berdua dengan ajhussi tepatnya."
"Suruh ajhussi istirahat, besok itu hari libur. Waktunya ajhussi libur. Biar aku yang menggantikannya mengantarmu." tawar Yong Hwa tanpa malu.
Shin Hye mengembang senyum seraya menatapnya. "Tapi aku sudah kasih ajhussi banyak oleh-oleh. Ajhussi akan merasa tidak enak hati bila tidak mengantarku besok." konter Shin Hye.
"Aigoo... tidak percaya, sudah jadi pengemis pun dengan menekan harga diri masih kau tolak, Shin Hye-ya."
Shin Hye terkikik geli.

Tapi akhirnya Shin Hye memutuskan menyuruh ajhussi sopir untuk menikmati jatah liburannya saja.
"Maaf, aku tidak jadi meminta antar, Ajhussi. Silakan Ajhussi pulang lagi saja." ucap Shin Hye.
"Jadi kau akan pergi dengan siapa?" tatap ibunya.
Shin Hye mengurai senyum sebelum menjawab. "Yong Hwa-ssi." tukasnya pelan.
"Jadi kalian sudah janjian untuk pergi berdua?" goda Ny Seo.
"Dia memaksa ingin mengantar, Eomma. Benar yang Eomma bilang, harusnya aku bisa nyetir supaya tidak harus diantar siapa pun."
"Eomma sih walau bisa nyetir lebih baik minta antar Yong Hwa."
Shin Hye tersenyum seraya membuang muka.

Yong Hwa datang tidak lama setelah itu. Ny Seo mewanti-wanti mereka untuk berhati-hati. Masalahnya sedang musim hujan, jalanan licin bila hujan turun. Dan jangan memaksa jalan kalau turun kabut tebal lalu jarak pandang sangat pendek. Yong Hwa mengangguk. Mantan ibu mertuanya itu tidak berubah. Dulu Yong Hwa bertanya-tanya tabeat Seo Hyun sangat jauh dengan ibunya, turun dari mana? Sementara ayahnya pun sama orang baik. Sekarang ia mengerti semua.

Takdir cintanya memang unik, mantan mertuanya adalah yang kini ia harapkan lagi untuk menjadi mertuanya. Semoga saja harapannya jadi nyata. Sebab dulu ia mendapatkannya bukan atas dasar keinginannya, namun sekarang ia berjuang untuk mendapatkannya kembali atas keinginannya.

Shin Hye duduk di sampingnya dengan tampilannya yang casual. Dia masih tetap dengan kesederhanaannya. Jika dulu karena dia tidak mampu membeli barang branded, sekarang dia tidak suka pamer dan benci bergaya hidup boros. Shin Hye lebih suka menghamburkan uangnya untuk menyantuni orang yang membutuhkan. Sebab ia pernah merasakan hidup pada level itu.
"Apa kau kerasan tinggal sendiri di negeri orang?" Yong Hwa membuka percakapan.
"Aniyo, aku selalu ingin pulang."
"Siapa yang sangat kau rindui selama kau berada di London?"
"Harmeoni. Aku selalu memikirkannya. Harmeoni hidup sendiri sebab Seo Hyun Eomma masuk penjara dan Seo Hyun pasti tidak akan mau hidup bersamanya."
"Jawabanmu sangat tidak kuduga." toleh Yong Hwa surprice.
"Memang kau kira siapa?" Shin Hye mengernyit.
"Kukira kau akan menjawab eomma-mu..."
"Eomma itu punya suami. Aku malah kadang memikirkan Seo Hyun. Dia tidak pernah hidup sepertiku sebelumnya, tapi lalu harus kehilangan semuanya. Beruntung mentalnya kuat."
"Tapi Seo Hyun membencimu terlebih setelah dia kehilangan semuanya."
"Aku tidak melihat dia masih membenciku saat kami bertemu kemarin."
"Kau tahu...? Apa yang membuatku sangat merasa bersalah padamu?"
"Arra."
"Mwo...?" Yong Hwa kaget.
"Seo Hyun kemarin memberitahuku."
"Ahh.... aku sekarang bahkan semakin malu padamu, Shin Hye-ya."
Shin Hye terkikik geli.

Bersambung...

BELAHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang