-Violet Pov-
Haaah... Hari ini rasanya panas banget sih. Padahal AC kelas udah dihidupin. Bukan kelasku sih, tapi kelas lain. Hehe.
Hari ini karena ada TPPU kelas 12 makanya anak-anak kelas 10 pada pindah kelas. Kelasku pindah ke kelas XI IPS 1 yang terletak di lantai 2 gedung sebelah selatan. Samping kiri kelas ini ada kelas XII IPS 1 yang ditempati anak-anak kelas X MIA 1, dan di sebelah kanannya ada kelas XII MIA 1 yang sekarang ditempati oleh anak-anak kelas X MIA 3.
Kebetulan, cuma dibeberapa kelas yang dipasangi AC. Awalnya cuma kelas-kelas unggulan yang ber-AC, tapi lama-lama ada beberapa kelas yang anggotanya pada rajin bayar kas sehingga kas kelas mereka banyak, pada memutuskan untuk pasang AC. Agak curang sih menurutku. Kami kelas X yang bukan termasuk kelas unggulan kan jadi nggak kebagian. Kas kelas juga belum cukup buat pasang AC lah, kan baru juga beberapa bulan kami disini. Duh nasib..
Tapi berhubung kelas 12 pada latian ujian, beberapa mata pelajaran jadi free. Jamkos gitu istilahnya. Soalnya beberapa guru mapel kelas 10 jadi pengawas.
Sekarang, bu guru bahasa Indonesia yang bernama Bu Astri lagi jelasin tentang materi negosiasi. Disaat aku lagi nyatet materi-materi yang disampaikan Bu Astri, terdengar suara ketukan dari luar. Bu Astri pun menghampiri pintu tersebut.
"Ini kalian mau ngapain e?" terdengar suara bu Astri dengan sedikit logat Jawa nya.
"Mau ikut pelajarannya ibu. Hehe.. Sekalian ngadem."
"Memangnya kelas kalian pelajarannya kosong?"
"I-iya bu.."
"Kok tumben rajin ada apa sih?" tanya bu Astri lagi
"Sekalian numpang ngadem bu.. Di kelas ACnya mati. Tapi janji kok bu, kami bakal perhatiin pelajarannya ibu."
"Yaudah sini masuk. Cuma berdua kan?" untung Bu Astri orangnya nyaman. Kalo guru lain pastinya udah ngusir siswa yang kaya gitu.
"Iya kok bu."Aku yang duduk sendirian di bangku pojok belakang, merasa dihampiri seseorang.
"Hai" sapanya sambil menarik kursi kosong sebelahku untuk diduduki.
"Kamu sengaja ya?" tanyaku pada orang itu. Ya, dia Rayna.
"Heheh.. Ga sih. Gue serius soal AC kelas yang mati. Disana gerah banget sumpah. Makanya gue ngungsi ke sini."
"Dih lebay. Biasanya ngga pake AC biasa aja juga." ucapku sedikit menyindirnya. Dia cuma terkekeh mendengarnya.Aku kembali mencatat materi yang tertulis di white board. Kulirik Rayna sekilas, ia sedang menyobek lembar tengah dari bukunya dan menuliskan sesuatu. Di sela-sela kegiatanku mencatat, dia menggeserkan kertas tadi kearahku.
'Lo lucu tau, kalo lagi serius sama pelajaran. Seriusin gue juga dong :*'
Hah apa-apaan ini? Nih orang kenapa bisa gini sih? Alay banget sumpah. Aku pun membalas sesuatu di kertas tersebut.
'kamu demam?'
Dengan sigap, dia kembali memulis di kertas itu.
'Ga kok. Gue sehat wal'afiat. Khawatir ya sayang?'
Ku akui aku sedikit blushing membaca apa yang ditulis Rayna kali ini.
'Kamu kenapa sih??'
'Kan udah gue bilangin kalo gue ga papa elah -___-
Ohya, ntar lo nginep rumah gue ya? Biar ketemu sama bonyok gue. Mereka pengen ketemu katanya.'
'Kalo mereka pengen ketemu, aku nanti bisa mampir kok. Tapi kalo nginep kayanya enggak dulu deh'
'Wai?'
'Trauma.'
Kulihat Rayna menatapku sambil menaikkan sebelah alisnya seakan tidak paham atas apa yang aku tulis. Ugh.. Dia ini sok polos apa emang ga peka sih.