-Author Pov-
Nova terlihat mulai memasuki area lapangan basket sekolahnya. Memang, hari sudah mulai sore dan hanya tinggal beberapa siswa yang masih berkepentingan yang terlihat berlalu-lalang di area sekolah.
Nova terduduk di pinggir lapangan dan meremas kuat kaleng minuman yang sempat ia beli tadi. Emosinya belum reda sama sekali setelah dihajar habis-habisan oleh pria yang bersama Violet.
"Tch. Bangsat!" entah umpatan itu ia tujukan untuk lelaki tadi atau untuk dirinya yang gagal menarik Violet.
Samar-samar, terdengar suara dentuman bola mendekat.
'Duk.. Duk.. Duk.. Blees..'
"Lo kenapa?" tanya seseorang yang baru saja memasukkan bola ke dalam ring.
"Gue gagal."
"Hah?! Anjir lo serius? Seorang Nova ternyata bisa gagal saat menjalankan rencananya ya haha. Bahkan sampe mukanya bonyok gitu." Nova mendengus kesal.
Ia menceritakan kejadian yang siang ini ia alami. Melampiaskan kekesalannya disertai dengan umpatan-umpatan kasar setiap mengingat kejadian memalukan itu.
"Haha kasian amat sih lo. Lagian mana ada cewek mau sama cowok yang kasar. Kaya gue dong, nyatanya gue bisa dapet Rayna."
"Cih, bisa dapetin Rayna? Bukannya lo malah diusir sama bokapnya ya" ucap Nova sambil tersenyum meremehkan.
"Well, berhubung rencana itu udah gagal, mending gue ganti sekalian aja rencana gue."
"Lo mau pake rencana apa lagi?" tanya Ditto.
"Lo kan ga jadi milikin Rayna, berarti perjanjian yang waktu itu lo buat bisa gue langgar dong." Ditto mengernyit heran.
"Yang mana?"
"Mungkin kalo cewek itu mati, gue bisa lebih mudah ngedapetin Violet." jawabnya disertai senyum miring.
Ditto bangkit dan mencengkeram kerah seragam Nova.
"Apa lo bilang?"
"Kenapa? Bukannya lo juga cemburu ngeliat cewek yang lo suka pacaran sama cewek yang gue suka? Harusnya lo dukung rencana gue yang ini!" jawab Nova.
"Otak lo tuh dimana sih?! Gue ga akan biarin Rayna kenapa-napa ya. Lo gila, bahkan misalkan target lo bukan Rayna sekalipun, gue ga bakal ikut campur sama tindakan lo. Lo ga mikir apa?! Nyawa orang itu bukan mainan yang bisa lo on-off in kapan aja!"
'Bugh'
Satu bogem mentah Ditto lancarkan hingga membuat Nova terjengkang.
Nova bangkit dan mendekati Ditto.
"GUE NGGAK PEDULI APA PENDAPAT LO BRENGSEK! KALO GUE GA BISA DAPETIN VIOLET, MAKA GA AKAN ADA YANG BISA NGEDAPETIN DIA. NGGAK RAYNA, ATAUPUN COWOK BANGSAT ITU!" bentak Nova.
"Kenapa lo segila itu hah? Violet juga ga akan sudi sama cowok kaya lo bego!"
"GUE CINTA SAMA DIA! GUE GA PEDULI SAMA SEMUANYA KECUALI SAMA VIOLET. GA ADA YANG BISA NGALANGIN GUE. POKOKNYA RAYNA HARUS MATI DI TANGAN GUE. GUE GA KEBERATAN KALO LO GA NGEDUKUNG RENCANA GUE. KARENA LO TAU, LO JUGA BAKALAN MATI!" Nova memberikan pukulan keras tepat ke wajah Ditto yang mungkin membuat tulang hidungnya retak atau bahkan patah. Darah segar mengalir dari hidungnya.
"CINTA? LO ITU TEROBSESI SAMA VIOLET. ITU NAMANYA BUKAN CINTA!" Ditto meludahkan sedikit darah yang sempat masuk ke mulutnya.
Tanpa memikirkan keadaannya, Ditto kembali melancarkan pukulan-pukulan keras untuk Nova.