15

11.8K 649 331
                                    

-Violet Pov-

Ngga kerasa udah seminggu sejak papi ngerestuin hubunganku sama Rayna. Ngomong-ngomong soal Rayna, dia juga udah sekolah seperti biasa. Kami emang jarang ketemu soalnya waktu kami dihabiskan buat kegiatan-kegiatan sekolah. Aku yang sibuk sama jadwal les, dan Rayna yang sibuk sama kegiatan OSIS. Tapi kami masih nyempetin diri buat saling bertukar kabar via chat kok. Walaupun rasa-rasanya masih ada sesuatu yang kurang kalau ngga ketemu langsung.

Aku menggenggam cincin pemberian Rayna yang kujadikan kalung ini. Haaah... Anggep aja walau jauh di mata tetep deket di hati kan ya.

"Violet! Mau ikut jajan? Mumpung ngga ada gurunya nih. Keliatannya kamu gabut banget tuh." tawar temen sekelasku.

Seminggu ini aku juga berusaha berbaur sama temen-temen sekelas. Lumayan sih, ada beberapa orang yang nyambung kalo ngobrol sama aku. Sisanya nggak begitu deket soalnya menurut pendapat mereka aku terlalu pendiem jadi orang.

Aku mengangguk menjawab tawarannya. Kami lalu keluar kelas dan menuju ke kantin.

...

Hari udah petang, namun aku masih nunggu jemputan dari papi. Katanya biar sekalian nunggu papi pulang dari kantor gitu.

Aku duduk di halte bus deket sekolah. Jam segini mah gerbang sekolah udah ditutup. Kalau aku didepan gerbang sendirian kan takut. Apalagi banyak cerita horor yang bersliweran ditelingaku tentang sekolah itu.

Sebenernya aku pulang telat gara-gara ada kegiatan ekskul. Anak-anak ekskul yang aku ikuti jumlahnya cuma sedikit, dan mereka nggak ada yang pulangnya dijemput. Jadi terpaksa deh aku nungguin jemputan sendiri.

Beberapa menit telah berlalu. Nggak sengaja aku ngeliat seorang cowok yang pakai jersey futsal ala sekolahku mendekat ke sini.

Kalau diliat-liat sih dia lumayan keren. Badannya tinggi dan tegap, kulitnya lumayan putih untuk ukuran anak cowok, dadanya bidang, terus tampangnya juga keliatan tegas. Kalau nggak salah dia satu angkatan sama aku. Tapi nggak tau deh kelas mana.

Akhirnya dia sampai dan duduk disebelahku. Agak canggung juga sih. Mana batre hp ku low lagi, aku kan jadi nggak bisa cari kesibukan.

"Ehem. Kamu anak pindahan itu ya?" gila, suaranya alus banget ini.

"Emm.. Iya.." jawabku sekenanya.

"Aku Reza. Kamu Violet kan? Kenapa jam segini baru pulang?" tanyanya.

"Tadi ada kegiatan ekskul.."

"Wih sama. Kamu ikut ekskul apa deh?" dia ini kepo apa gimana sih? Nanya mulu daritadi.

"Jurnal bahasa inggris. Kamu futsal ya?" tanyaku mencoba mengimbangi obrolan.

"Yep." dia tersenyum kearahku. Senyumnya manis sih, tapi nggak bisa bikin aku gesrek kaya pas aku liat senyumnya Rayna. Buat aku sih senyumnya Rayna tetep the best. Aih, sekarang aku jadi kepikiran dia lagi. Dia lagi apaya? Udah makan belum? Aku kan kangen..

'Tiinn..'

Akhirnya mobil papi sampai juga di sini. Setelah berpamitan, aku pun langsung masuk ke mobil dan papi menjalankannya.

"Itu tadi siapa?" tanya papi memecah keheningan.

"Temen..."

"Oh, tumben kamu punya temen. Bagus deh kalau gitu."

"Enggak deng.. Cuma kenalan." papi terkekeh mendengar ucapanku. Dari dulu orangtuaku tau kalau aku selalu susah bersosialisasi.

"Ada-ada aja sih kamu, dek. Lagian bisa cari pacar kok nggak bisa cari temen." ucap papi menyindirku.

I'M STRAIGHT!✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang