40. Memaafkan Kembali

1.3K 75 2
                                    

Rerumputan tidak pernah membenci hujan yang mengguyurnya, bumipun tidak pernah membenci mendung yang menghalangi matahari untuk menyinarinya, lalu apa alasanku sanggup membuat hatiku membencimu? Kamulah bintang dalam malamku, pelangi dalam kesedihanku, dan cahaya dalam gelapku. Tidak perlu alasan untuk membuatku kembali memaafkanmu, karena nyatanya hati kita tidak bisa saling membohongi untuk tetap ingin memiliki.
◆◆◆

Ari duduk dibangku taman dalam diam berjauhan dengan Sandra, mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing, tidak ada yang memulai perbicaraan sejak lima belas menit yang lalu. Hanya klakson transportasi, dan suara pejalan kaki yang menghiasi malam mereka.

Sandra masih bingung dengan perasaannya, apakah Ia masih harus melanjutkan niatnya untuk melupakan Ari, atau malah sebaliknya, tapi hati kecilnya berkata untuk kembali bersama. Sedangkan Ari hanya diam karena bingung harus mengungkapkan apa lagi, semua unek-unek dihatinya sudah Ia curahkan tadi, tapi Sandra masih saja diam seribu bahasa. Apakah gadis itu tidak lagi mencintainya? Berarti pupus sudah semua harapan yang selama ini Ari perjuangkan.

Drtt.. drtt.. drtt..

"Halo, Ma?" Ucap Sandra pelan.

"....."

"Iya, Sandra pulang sekarang. "

Sandra memasukkan ponselnya dan beranjak untuk pulang, lidahnya terasa kelu untuk sekedar pamitan pada Ari.

"San.. " Tangan Ari menahan Sandra, hatinya sangat khawatir dengan sikap Sandra yang seperti ini. Ari takut, Sandra tidak lagi mempercayainya.

"Gue mohon.. gue tau gue sejahat itu, tapi tadi gue udah jelasin serinci mungkin. Lo harus tau juga kalau hati gue masih milik lo?"

Dalam hati, perasaan Sandra menangis kembali, kenapa Ia bisa selemah ini.

"Gue harap lo bisa ngerasain kesedihan gue selama ini. Lupain kata-kata menyakitkan yang pernah gue ucapin sama lo, karena mulut gue gabisa sejalan sama hati waktu itu, "

"Sandra.. jawab gue?" Lanjut Ari. Air matanya menetes, entah kenapa ketika bersama Sandra harga dirinya sebagai seorang lelaki bisa selemah ini.

Akhirnya Sandra menoleh, menatap mata Ari selekat mungkin, mencari tipuan disana, dan sialnya Ia tidak menemukan kebohongan dalam manik mata lelaki itu. Sejujurnya Sandra juga ingin melupakan semuanya dan seperti tidak pernah ada yang terjadi, tapi entah kenapa bibirnya terasa sulit berucap.

Perlahan tangan Ari melepas, tidak ada lagi Sandra yang selalu mempercayainya.

Tapi tiba-tiba tangan Sandra terangkat untuk menyentuh Ari, membasuh air mata Ari lebih tepatnya, lalu tersenyum kecil, "Gue ngga suka liat lo nangis, mana harga diri lo? Ck, masa cowok cengeng!" Ari terdiam, mencari arti dari tatapan Sandra.

"Ternyata cinta baru saja memperainkan kita, tapi nyatanya, gue ga pernah bisa benci sama lo Ari, dan jujur gue emang gabisa bohong tentang perasaan gue. " Mendengar itu, Ari tersenyum senang, senang rasanya mengetahui Sandra tidak membencinya.

"Lo.. masih sayang sama gue kan?"

Sandra mengangguk pelan sambil menunduk, "Gue emang ga pernah bisa ngga sayang sama lo. " Kini giliran Ari yang berusaha mencari kebohongan dimata Sandra, tapi sialnya, Ia tidak menemukan kebohongan itu. Senyum Aripun kembali mengembang, dengan cepat Sandra langsung dibawa kepelukkannya. Keduanya tidak ingin ada yang menyia-nyiakan kesempatan ini, rindu selama berbulan-bulan rasanya langsung terobati. Dekapan Aripun sangat erat, dan Sandra tidak keberatan dengan itu.

Ari melepaskan pelukannya, matanya menatap dalam mata Sandra, Ia sangat mencintainya gadisnya ini.

"Jadi.. ?"

ARISANDRA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang