26. Praktek

1.2K 82 0
                                    

Mencintaimu adalah anugerah terindah, dan memilikimu adalah keberuntungan yang tidak akan pernah aku lepas.

×××××

Rasanya hari ini sudah cukup Ari mengajak Alissa berkeliling kota Bogor, walaupun tidak ke setiap sudut tempat tapi senja sudah mengharuskan adiknya itu untuk pulang. Raut wajah Alissa yang tadinya sangat gembira karena bisa berjalan-jalan dengan kakak kesayangannya, sekarang terlihat murung kembali. Ari tahu, tidak mudah membujuk Alissa untuk mematuhi perintahnya.

"Sekarang kita pisah di sini, kamu harus pulang sama Pak Wawan, "

"Ka!! Tapi aku, "

"Alissa! Kamu udah janji sama kakak, kamu juga inget kan, kakak paling gasuka sama orang yang ingkar janji?"

Alissa terdiam, kakaknya benar-benar keras kepala.

Perlahan Ari mendekat pada Alissa, mencium kening gadis itu pelan lalu berbalik arah. Sebenarnya Ari masih sangat merindukan Alissa, tapi dia juga tidak bisa memaksa Alissa untuk tinggal bersamanya.

Jarak Alissa dan Ari kini berjauhan, Alissa melihat punggung kakaknya yang sudah mulai hilang di pandangannya.

"Yuk neng pulang?" Ajak Wawan dan hanya di respon anggukan oleh Alissa.

***

Keesokan harinya Sandra mulai turun dari mobil Hermawan, karena kakinya yang masih lumayan sakit, dia mau tidak mau harus di antar Hermawan ke sekolah. Sandra tersenyum simpul setelah mendengar papanya bicara kalau Sandra jangan terlalu banyak gerak dulu, tidak lama lukanya pasti akan segera sembuh.

Setelah mobil Papanya mulai menjauh, Sandra berbalik untuk memasuki gerbang. Tapi, ketika baru dua langkah yang dia pijak, seseorang menghadang jalan Sandra.

"Idih cantik-cantik kok pincang, makanya jangan sok kecantikan!"

Oliv berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada. Wajahnya berbinar senang, apalagi mengingat kalau Ari habis mencampakan Sandra waktu itu.

"Please, ya. Gue lagi males berurusan sama lo, minggir, " Kata Sandra sambil berniat melanjutkan langkahnya, tapi bukan Oliv namanya kalau meninggalkan mangsanya begitu saja.

Oliv berniat akan menendang lutut Sandra yang terluka, sebelum seseorang tiba-tiba hadir, dan itu adalah Ari. Dengan cepat Oliv menyingkirkan niatnya karena takut Ari tahu kejahatannya.

"Gue nyari ternyata udah di sini, " Ari merangkul pundak Sandra dan sekilas melihat dua orang yang sedang berdiri diam di depan Sandra. Entah kenapa Ari tidak ingin berurusan dulu dengan Oliv, karena dia tahu mood Sandra akan langsung hancur.

Ari mulai membantu Sandra dan masuk ke sekolah, menghiraukan keberadaan Oliv yang sudah panas melihat perhatian yang Ari berikan pada Sandra.

Felisha hanya menggeleng pelan melihat tingkah sahabatnya itu, cinta benar-benar membuat Oliv buta dengan apa yang sudah dia perbuat, sekalipun itu merugikan dirinya sendiri di suatu hari nanti.

Sandra duduk di kursinya, tersenyum pada Ari dengan maksud terimakasih karena sudah membantunya dan membawanya pergi dari Oliv tadi. Padahal Sandra kira, dia harus kembali bermasalah dengan Oliv dan bertengkar lagi dengan Ari.

"Istirahat nanti, biar gue yang ke kantin. Lo diem aja di kelas ya, supaya cepet sembuh. " Sandra tersenyum mendengar penuturan Ari tersebut. Pacarnya begitu perhatian dan juga pengertian.

ARISANDRA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang