KARMA

313 19 0
                                    

Meski tidurnya tak nyenyak, Jinan masih bangun tepat waktu. Perasaannya masih dibumbui rasa penasaran, apa yang akan terjadi lagi hari ini. Ia sudah sarapan tapi ia kembali ke kamar untuk menguncir rambutnya karna ada pelajaran olahraga hari ini. Ia jadi teringat saat Ijal berusaha membuka kuncirannya waktu itu, dan tiba-tiba teman sekelasnya berteriak karna terkena tendangan bola dari Jek.

Apa Jek cemburu ya? Gumamnya.

"Jinaann, Jek ada di depan!" Panggil Mamah Jinan.

Jinan terkejut, Jek tak bilang akan datang hari ini apalagi pagi-pagi seperti ini. Malah sejak semalam Jek tak menghubunginya lagi. Sambil masih mengikat rambutnya Jinan keluar dari kamar dan berjalan ke teras rumahnya dan benar ia melihat Jek berdiri dan tersenyum manis di teras rumahnya tanpa menggunakan seragam sekolah. Kaos abu-abu dan celana jeans dan ia memakai sandal jepit.

"Kok gak bilang dulu?" Tanya Jinan tangannya masih berusaha mengikat rambutnya.

Jek hanya tersenyum, tanpa menjawab Jinan.

"Loh kenapa?" Jinan bingung apa ada yang salah dengan penampilannya.

Jek melangkah mundur, lalu ditatapnya Jinan dalam-dalam masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Pertanyaan kamu waktu di Villa boleh diulang gak?" Tanya Jek Pelan.

Mamah Jinan terbelalak kaget mendengar apa yang dikatakan Jek, Villa?

"Hah yang mana?" Jinan masih bingung. Sedikit takut juga saat melihat Mamahnya kaget mendengar kata-kata Jek.

"Pertanyaan yang setelah aku bilang rasa sayang itu gak sia-sia."

Jinan berusaha mengingat-ngingat apa yang ia tanyakan pada Jek waktu itu. Kejadiannya sudah lama, butuh beberapa waktu untuknya mengingatnya.

"Aku gak pengen percaya kalo menyayangi seseorang itu sia-sia dan tak berguna. Kadang aku rela ngerasain rasa sakit, asal orang yang aku sayang gak merasakannya."

Kata-kata Jek yang hingga sekarang masih membekas dibenak Jinan, sekarang Jinan ingat apa yang ia tanyakan pada Jek saat itu. Tapi untuk apa Jek memintanya menanyakannya lagi. Sekarang? Se pagi ini?

"Udah inget?" Ucap Jek setelah menunggu Jinan diam beberapa saat.

Jinan mengangguk pelan.

"Tanyain lagi dong, aku agak lupa." Pinta Jek.

Jinan memandang Jek bingung, akhir-akhir ini Jek memang jadi pelupa. Atau pura-pura lupa?

"Apa ada orang yang lagi kamu sayang, Jek?" Jinan mengulangi pertanyaannya sama seperti waktu di Villa, Jinan juga sudah tahu jawabannya dan mengapa Jek ingin mendengarnya lagi? Ayahnya dan Kyla tiba-tiba sudah berdiri dibelakang mamah Jinan dan ikut memperhatikan Jek.

Jek tersenyum lagi sambil menarik nafas panjang.

"Bunda kan?" Jinan sudah tahu jawabannya.

Jek menggeleng, membuat Jinan bingung sendiri pagi ini Jek tiba-tiba datang dan bersikap tak biasa.

"Udah cukup buat aku untuk mengamati." Ucap Jek lantang.

"Hah?" Jinan semakin dibuat bingung.

"Aku udah gak pengen lagi liat kamu terus-terusan mikirin dia." Lanjut Jek.

"Aku sayang sama kamu, Nan." Kata Jek lugas dan jelas

Jinan melotot kaget, tangannya yang sedari tadi merapihkan rambutnya seketika turun hingga ikat rambutnya jatuh tepat di depan Jek. Rambutnya juga jadi terurai lagi. Mamah Papah dan Kyla juga menatap kaget Jek saat ini di belakang Jinan.

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang