KORBAN PERTAMA

1.1K 28 0
                                    

"Pasti Ijal lagi yang jadi KM mah, dua tahun sekelas sama lu lu lagi yang jadi KM Jal." Kata Ojan bibirnya menjepit ujung rokok yang masih menyala.

Ijal hanya tersenyum sombong pada Ojan.

"Muka muka gua muka pemimpin kali." Jawab Ijal dengan nada angkuhnya.

"Halaaaaahh ketolong ganteng kaya Korea doang Jal! Padahal gak ada laki-lakinya lu." Tangan Ojan memukul bahu Ijal pelan.

"Si.... Sirik aja lu Jan." Papat ikut angkat bicara sambil terus memainkan game di ponselnya, rokok juga menempel di bibirnya.

"Gak, ngapain gua sirik. Dia bisa jadi KM tapi cewe-cewe deketnya sama gua kan. Hahaha." Balas Ojan dengan alisnya yang terangkat satu.

"Percuma Jan." Akhirnya Jek mengeluarkan suaranya walau hanya dua kata.

Ojan, Ijal, dan Papat terdiam. Menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut teman mereka yang paling pendiam ini.

Jek memasukan tangannya ke kantong hoodienya lalu menatap Ojan dengan senyum jahilnya.

"Semua cewe yang lu deketin nantinya jadi pacarnya Ijal juga." Kata Jek lantang dan lancar.

HAHAHAHAHAHAHHAHA. Jek, Ijal dan Papat mentertawakan Ojan dengan puasnya.

Ojan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan menerima tertawaan temannya sambil menyedot rokok lalu mencabut rokok itu dari tangannya.

"Mumpung masih muda ya main-main aja sama cewe mah. Gausah dipacarin juga bisa sayang-sayangan kan HAHAHAHAHAHA." Balas Ojan tertawa.

"Cowo bajingan emang lu sama Ijal." Kata Jek, kakinya menendang sepatu Ijal.

"Sebenernya lu juga bisa kaya kita Jek, malah bisa melebihi kita. Tapi lu jutek sih, cewe mau deketin lu juga mager." Ojan menjawab Jek.

"Males gua deket ama cewe. Pasti mereka ada maunya aja." Jek menutup kepalanya dengan tudung dari hoodienya.

"Pas....ti ada Jek... Yang.. Tulus.. Mah..." Kata Papat dengan terbata-bata..

"Lu juga ege Pat, lu juga bisa. Tapi ngewibu sama ngoding mulu heran." Kata Ijal tangannya menampar Papat pelan sampai rokok di bibirnya terjatuh ke tanah.

"Min......der gua... Gak... Jago... Ngomong..... Kayak kalian...." Papat langsung mengambil rokoknya yang jatuh.

Ojan yang dari tadi terlihat sedang berpikir kemudian mengajak teman-temannya untuk bicara lebih dekat, ada yang ingin ia sampaikan.

"Mumpung kita semua lagi jomblo sekarang. Gua punya ide, buat nunjukin siapa yang paling hebat diantara kita." Kata Ojan menatap wajah teman-temannya yang Nampak malas mendengarnya.

"Jangan aneh-aneh lu." Kata Jek pendek.

"Lu pada tau kan cewek paling jutek kelas kita? Bendahara kelas kita. Gua denger-denger dia dari kelas 10 ga pernah deket sama cowok bray!" Lanjut Ojan dengan semangat.

"Jinan?" Tanya Ijal cepat.

Ojan mengangguk mantap.

"Betul Jal, gimana? Kita taruhan kalo siapa dari antara kita yang bisa pacarin dia. Menantang bukan?" Kata Ojan dengan penuh semangat.

"Gua gak ikutan." Kata Jek sambil membuang muka.

"Lah ngapa? Seru nih jek." Balas Ojan.

"Tega banget jadiin cewe bahan taruhan." Jawab Jek cepat.

"Bukan tega, kalo dapet kan dijadiin pacar juga." Ojan membantah.

Jek hanya memutar bola matanya malas. Ia tahu teman-temannya hanya akan mempermainkan wanita saja.

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang