OS 1 (BERANTEM)

439 15 2
                                    

Melati celingak-celinguk mencari alamat yang Ijal berikan, daerah ini memang dekat dengan sekolahnya tapi ia tak pernah main kesini. Hingga dari belakang berbunyi klakson motor yang sedikit nyaring mengagetkannya, ia menoleh cepat dan melihat Ojan dan seseorang yang ia pernah tabrak di depan musholla waktu itu.

"Mau ke C541?" Tanya Ojan pada Melati.

Melati mengangguk pelan.

"Yaudah yok bareng. Ijalnya mana?" Kata Ojan ia melihat ke sekeliling tidak ada Ijal.

"Masih di sekolah ada urusan." Jawab Melati.

"Jek turun, gua sama Melati. Tega lu liat cewe jalan sendiri?" Ucap Ojan, ia menoleh ke belakang pada Jek yang duduk melipat tangannya dibelakang sambil memperhatikan Melati yang rasanya tak asing di matanya.

Jek kemudian turun dari motor Ojan.

"Emang masih jauh Ka?" Tanya Melati, bergantian ia memandangi Ojan dan Jek.

"Engga sih." Jawab Ojan.

"Yaudah aku jalan aja, manja banget deket aja harus naik motor." Jawab Melati kemudian memulai langkahnya lagi.

Ojan dan Jek reflek mengikuti langkahnya.

"Ga bakal nyasar kan ya?" Kata Ojan berusaha menyamai laju motornya dengan langkah Melati.

Melati menggeleng, Ojan menatap Jek yang mengekori Melati dibelakangnya.

"Ayo Jek." Ajak Ojan.

Jek menggeleng lalu menyamai langkahnya disamping Melati.

"Gua jalan aja." Jawab Jek, lalu tangannya masuk ke kantong hoodie abu-abunya.

"Lah...."

"Lu yang bilang tadi, tega biarin cewe jalan sendiri. Yaudah gua temenin." Ucap Jek dengan nada dinginnya.

"Ya juga sih. Gua pen kencing, duluan gapapa ya?" Kata Ojan ia langsung menarik gas motornya tanpa mendengar ucapan Jek selanjutnya.

Jek dan Melati saling diam saat Ojan benar-benar meninggalkan mereka berdua, ada hal yang ingin Jek tanyakan ada juga hal yang ingin Melati tanyakan tapi ia merasa takut untuk memulai.

"Melati ya? Waktu itu ga sengaja nabrak. Ternyata gebetan Ijal juga." Ucap Jek, ia melirik sedikit. Tubuh Melati begitu pendek namun berisi dan aura yang Jek rasakan benar-benar berbeda.

"Iya Ka, aku tau Kaka. Tapi..............." Melati menutup bibirnya lagi seolah takut dengan apa yang ia ucapkan.

"Apa?" Tanya Jek penasaran.

Jek menarik bahu Melati karna ia mengambil arah yang salah.

"Tuhkan untung ditemenin." Kata Jek ia memandangi wajah polos Melati yang masih celingak celinguk seperti orang asing ke tempat ini.

Melati tak bicara lagi, ia mengingat cerita Ijal tentang bagaimana Jek adalah orang yang dingin dan cuek tapi kesan pertama dan kedua ini benar-benar berbeda dengan yang Ijal ceritakan. Hingga tiba di warung yang biasa Ijal ceritakan, ya setidaknya karna ada Jek ia tak nyasar karna ia memang sedikit tulalit kalau soal arah jalan.

"Ijal lama gak?" Tanya Ojan pada Melati sambil mulai membakar rokoknya.

"Engga tau kak." Katanya.

Melati tiba-tiba merasa tegang karna Jek langsung duduk disampingnya, sambil meneguk air dari botolnya.

"Melati haus gak? Beli aja, tenang ada Jek." Kata Ojan menunjuk ke arah vending machine di warung ini.

Jek mengangkat satu alisnya, ya dari dulu memang dia sih yang jadi pembayar kalau teman-temannya sedang krisis moneter. Ya karna Melati pertama kali juga kesini, tidak apa-apa juga.

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang