FINN

423 20 5
                                    

PART TERAKHIR.

MAAF UPDATENYA LAMA SEKALI. PART INI PANJANG BANGET JADI JANGAN LUPA SIAPKAN WAKTU, SUASANA, DAN MOOD YANG PAS OK.

Jek benar-benar terlihat khawatir dan tegang, rahangnya nampak menguat. Jinan tak diajak bicara sama sekali, ia hanya menjelaskan kalau Ayah tirinya itu jarang sekali menghubunginya. Ia sama sekali tak mengingat atau membahas apa yang terjadi sebelumnya. Wajah serius Jek membuat Jinan tak berani mengajaknya bicara, Jek terus menatap ke depan sambil fokus menyetir walau Jinan akui Jek lebih terlihat menawan jika ia menunjukan wajah seriusnya.

Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai, Jek memarkirkan mobilnya dengan sembarang. Matanya membelalak saat melihat motor kawan-kawannya berjejer rapih di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam rumahnya, Ia melepaskan seatbelt dengan cepat dan segera keluar.

"Jek." Panggilan Jinan membuat ia terhenti sejenak dan menoleh ke arah Jinan yang masih duduk sambil membuka seatbeltnya.

"Tungguin." Kata Jinan pelan, lalu membuka pintu mobilnya.

Jek mengangguk lalu menunggu Jinan tapi di depan pintu rumahnya, masih ditatapnya Jinan dengan tatapan serius yang membuat Jinan sedikit takut. Jinan meraih lengan Jek, dimana urat-urat terlihat tegang.

"Itu motor temen-temen kan?" Tanya Jinan membuat tangan Jek terhenti saat menggengam gagang pintu.

"Iya, makannya pengen tau ada apaan." Jek memutar gagang pintu yang ternyata tak dikunci padahal biasanya selalu dikunci lalu mendorong pintu itu perlahan.

Dilihatnya Papat, Ojan, Ijal, Cindy, dan Christi yang sedikit kaget saat Jek datang, tapi mereka dengan sigap langsung berdiri seolah berbaris rapih di hadapan Jek. Ijal membawa sebuah kotak yang tak terlalu besar, dan Ojan memegang sebuah figura yang terbalik lalu Papat memegang selempang wisuda.
Jek mencoba membaca tulisan apa yang tertulis di selempang itu, tapi Papat berjalan mendekat kearahnya sambil menahan tawa.

Jek semakin bingung dengan apa yang direncanakan teman-temannya. Hingga Papat tepat di hadapannya lalu memakaikan selempang itu pada Jek.

"Se..............la.......maat.. Jad....ian.... Jek!"

Katanya, tapi Jek menahannya karna ingin membaca tulisan di selempang itu.

J U A R A T A R U H A N C 5 4 1
Jek mengerutkan dahinya heran, Ojan membalikan figura yang ia pegang lalu melangkah mendekat juga ke arah Jek dan memberikan figura itu pada Jek.

"Selamat Jek udah menangin hatinya Jinan, moga langgeng." Ucapnya. Tapi Jek belum menerimanya ia masih belum mengerti dengan maksud teman-temannya.

"Kan taruhannya udah gak ada. Gua sayang Jinan beneran, bukan karna taruhan." Kata Jek, ia melirik sedikit ke arah Jinan.

"Jadi beneran taruhan doang nih?" Tanya Jinan lalu melonggarkan pegangan tangannya pada lengan Jek, tapi Jek langsung meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

Jek menggeleng pada Jinan.

"Engga, sumpah bukan." Jek berusaha meyakinkan Jinan.

"Kita semua juga tau Jek sayang beneran, ya tapi gimana juga dia yang menang. Dan hadiahnya dapetin Jinan, gak ada yang salah kan?" Ojan memberikan lagi figura itu pada Jek, Jek berusaha memperhatikan isi dari figura itu setelah terlihat jelas ia malah tertawa bodoh saat membaca tulisan di balik figura itu.

P I A G A M P E N G H A R G A AN
PENGHARGAAN TERTINGGI KAMI BERIKAN KEPADA

DAFFA NAUFAL MUZAKKI

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang