TERIMAKASIH

301 21 6
                                    

Jinan masuk ke dalam mobil Jek sedikit tergesa-gesa. Dipandangnya Jek menutup kedua matanya dengan satu tangan menempel di jidatnya.

Apa jek lagi tidur? Gumamnya.

Tapi Jek menyadari kedatangan Jinan, lalu menoleh ke arah Jinan dengan satu mata tertutup. Lalu Jinan duduk dan menatap Jek khawatir.

"Kalo mau tidur, tidur lagi aja." Ucap Jinan lalu ia membongkar isi kantung keresek yang ia bawa. Mengeluarkan obat sakit kepala, air mineral dan sebotol mogu-mogu.

"Aku gak bakal minum obat." Jawab Jek datar.

"Loh, katanya pusing?" Jinan melihat wajah Jek tidak sepucat tadi.

"Let me rest a while, kayanya aku banyak pikiran aja nih." Ucap Jek lalu menyenderkan kepalanya ke kursi mobilnya.

"Mikirin apa sih emangnya? Padahal abis seneng-seneng dari dufan." Jinan nampak malas dengan jawaban Jek.

Jek menarik nafas dalam-dalam hingga Jinan mampu mendengarnya. Lalu ia menyalakan ac yang sempat ia matikan karna merasa kedingingan.

"Akutuh lagi ngomong sama kamu bukan sama batu." Jinan menatap Jek yang mengacuhkannya.

"Mau dong mogu-mogu." Lagi-lagi Jek tak menggubris Jinan, tangannya beranjak berusaha mengambil mogu-mogu tapi Jinan mengangkat mogu-mogu itu jauh dari Jek.

"Emangnya buat kamu?" Kata Jinan dengan ekspresi isengnya.

Jek diam sejenak, lalu senyum mengembang di wajahnya. Ia kembali ke posisi rileks kemudian menatap ke depan.

"Kalo mogu-mogunya bukan buat aku.........."
"Kamunya aja yang buat aku. Mau?"

Deg.

Jinan terpaku, dilihatnya wajah samping Jek yang terlihat sedang tersenyum. Ia tahu Jek sedang membalas candaannya juga. Lalu ia menyodorkan mogu-mogu itu pada Jek.

"Aku punya jungkook, yaudah mogu-mogunya buat kamu aja." Jawaban Jinan membuat Jek menoleh kembali dan meraih minuman favoritnya itu.

"Siap bang Jungkook." Kata Jek sambil membuka tutup botol mogu-mogu.

Jinan terkekeh pelan, Jek nampak selalu pasrah saat Jinan menyebutkan nama idol favoritnya itu. Lalu menatap Jek yang meneguk minuman yang sengaja ia belikan untuk Jek. Tingkahnya malah jadi aneh sekarang, ucapan demi ucapannya nampak bercanda tapi sorot matanya selalu serius memandang Jinan. Hingga beberapa kali Jinan tak dapat menjawabnya dan selalu Jungkook idolanya yang menjadi pelarian dari pertanyaan Jek. Entah Jek merasa kecewa atau tidak akan jawabannya, hanya saja Jinan masih belum mengerti ada apa dengan Jek saat ini.

000

Ijal membuka pintu kamarnya pelan dan Papat ada di dalamnya. Hari ini Papat menginap setelah mengantar Ijal ke Dufan hanya untuk menemui Jek. Tanpa aba-aba ia melempar dirinya ke dalam kasur, hari ini ia dan Papat memang tak menaiki wahana apapun tapi lelah yang ia rasakan bukan karna itu. Ijal harus menyembunyikan dan menahan rasa sakitnya mungkin beratus-ratus kali hari ini, betul kata orang berpura-pura tak kenapa-napa memang melelahkan.

"Makasih ya Pat, ngerepotin banget ya gua." Kata Ijal yang masih tengkurep di kasur sedangkan Papat tengah melepaskan jaketnya.

"Ya... Santai...." Ucap Papat pendek, menatap temannya kasihan.

"Tapi... Jal... Me....nurut... gua.. Jek... Malah.... Bakal, ma.....kin..... bi.....mbang..... lagi...." Papat kemudian duduk di kasur Ijal.

"Setelah... tau... Pera...saan.. Lu... yang.... Ben....er ras...a ber...salah.... Dia... mak....in ber...sa... lah.....i pas...ti..." Lanjut Papat.

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang