RESMI JADIAN

499 24 4
                                    

Papah Jinan melotot kaget saat Jek datang sambil menggandeng anak kecil yang wajahnya mirip sekali dengan Jek, Jek hanya tersenyum lirih. Seandainya tadi Ugen tak merengek ingin ikut saat Jek mengantarnya pulang tatapan dari Papah Jinan tak akan seperti ini.

"Om.. Saya Jek, ini adik saya Djuergen maaf ya jadi di bawa tadi dia maksa pengen ikut." Kata Jek mendorong Ugen untuk ikut mencium tangan Papah Jinan.

"Ohhhh adik, kirain. Yaudah ayo-ayo masuk." Balas Papah Jinan.

Jek dan Jinan saling menatap, apa yang dipikirkan Papah Jinan tadi?

Jek sedikit bergidig menebak-nebak apa yang akan Papah Jinan katakan padanya, apalagi akhir-akhir ini Jek memang sedikit membuat masalah disini. Djuergen duduk sambil melihat sekitar walau tak melepaskan tangannya dari tangan Jek.

Papah Jinan mulai mewawancari Jek, dari pertanyaan umum hingga khusus. Jinan juga terus menungguinya takut Papahnya bicara yang tidak-tidak. Tapi sejauh ini masih aman bahkan Jek sudah mulai bercanda dengan Papahnya. Jinan memperhatikan Ugen yang mulai bosan dengan obrolan para lelaki ini, lalu memanggilnya untuk mendekat dengan sedikit ragu Ugen mendekat pada Jinan sambil menatap Papah Jinan dengan sedikit ketakutan.

"Ka. Kaka Jek salah apa?" Bisik Ugen takut Papah Jinan mendengarnya.

"Engga kenapa-napa kok."

"Di rumah, kalo Ayah sama Kaka ngobrol berdua berarti Kaka Jek salah. Kaya tadi pagi, Kaka Jek ga bilang berantem sama Ka Ijal."

Jinan melotot kaget, ternyata sampai orang tua Jek tahu kalo Jek dan Ijal berkelahi. Dan ini semua hanya karenanya.

"Terus Ka Jek diapain?"

"Ga diapa-apain, terus masa bunda bilang..." Ugen. tak lagi berbisik-bisik.

Jek langsung menatap Ugen, juga Papahnya Jinan.

"Saingan Ugen buat jadi pacar Ka Jinan bukan Ka Ijal aja tapi Kaka Jek juga." Kata Ugen dengan polosnya, tepat saat suasana ruang tamu itu sedang hening-heningnya.

Jek menarik nafas panjang, memang salah dia membawa adiknya kesini. Di rumah nanti ia akan menjitak Ugen tanpa ampun. Jinan menatap Ugen kaget, lalu tersenyum geli.

"Kamu mau jadi pacar aku?" Tanya Jinan.

Ugen mengangguk mantap. Tak memperdulikan tatapan tajam dari Jek.

"Yaudah aku pacarnya Ugen aja ya?" Kata Jinan seraya mencubit pipi Ugen gemas.

Hari ini resmi, Jinan jadian sama Djuergen. Benak Jek.

"Ah sebelum kamu pulang.... Temenin Om main catur dulu, bentar om ambil papannya."

"Eh Om main ludo aja, lebih seru." Sebenarnya Jek tak bisa bermain catur meski Papapnya sudah mengajarinya.

Jinan tertawa lirih, tak pernah membayangkan seorang Jek akan datang ke rumahnya karna panggilan Papahnya dan saat ini sedang bermain ludo bertiga dengan Ugen. Ia melangkah ke pintu rumahnya yang terbuka, sekedar melihat keadaan di luar namun ia terhenti saat melihat Ijal menatapnya di seberang jalan rumahnya duduk di motor hitamnya dan memangku helm yang pernah Ijal ceritakan adalah helm kesayangannya. Ijal menatap Jinan datar, tak berlama-lama Jinan memutar tubuhnya dan melangkah masuk kembali ke rumahnya seakan tak melihat Ijal disana.

Kasih satu kali kesempatan untuk aku jelasin semuanya, Nan. Setelah itu aku yakin kamu bakal lebih bahagia sama dia. Aku gak akan ganggu.

000

"Ugen jangan cerita ke ayah bunda ya kita hari ini ke rumah Ka Jinan." Kata Jek saat menggendong Ugen turun dari mobilnya.

"Kenapa?" Tanya Kian.

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang