TITIP DIA, YA?

356 26 0
                                    

Jek menatap Jinan yang tertidur di kursi mobilnya, setelah menangis di kelas tadi Jek membawanya keliling-keliling mungkin bisa sedikit menghibur Jinan. Meski mereka juga tak saling bicara, Jek tak tahu apa yang harus ia katakan Jinan juga. Kini Jek menepi di pinggir jalan karna ia tak tahu harus membawa Jinan kemana lagi, apalagi sekarang Jinan tertidur mungkin karna lelah menghabiskan tenaga untuk menangis ditambah ac mobil yang dingin dan music tenang yang Jek putar. Sekarang Jek bingung akan membawa Jinan kemana dalam diamnya ponsel Jek berdering telpon dari rumahnya pasti Djuergen.

"Halo.."

Halo Kaka.

"Ooohh Bi Caca, kirain Ugen."

Kapan pulang Ka, Ayah sama Bunda bentar lagi sampe rumah loh. Nanti marah kalo Kaka Jaki belum di rumah.

"Ohhh iya yaaaa, yaudah pulang deh ini."

Oke ati-ati ya Ka, jangan ngebut.

Jek langsung menutup telponnya tanpa menjawab Bi Caca. Ia melihat Jinan yang masih terlelap di sampingnya. Ia harus segera mengantar Jinan pulang, tapi Jek tak tahu rumah Jinan dimana. Ah iya tanyakan saja pada Papat.

Jek: Pat, rumah Jinan dimana? Bales GC.

Papat: ada apaan jek tiba-tiba.

Jek sent a photo.

Papat: weiii anjaaayy kok Jinan sama lu ampe tidur gitu lu apain?

Jek: Bacot, alamatnya mana.

Papat: Bentar.

Papat sent a location.

Jek: Wanjir jauh dari sini.

Jek mendengus kesal, rumah Jinan jauh dari tempatnya sekarang 45 menit belum perjalanan ke rumahnya lagi dan pasti macet bisa-bisa Ayah Bundanya tiba duluan di rumah dan mengomel kalau dia belum di rumah saat mereka kembali. Jalan terakhir membawa Jinan ke rumahnya dulu, baru nanti mengantarnya pulang. Niatnya ingin membangunkan Jinan, tapi Jinan begitu lelap tertidur membuatnya tak tega membangunkannya.

.................

"Nan.." Ucap Jek sambil menggerakan bahu Jinan pelan berusaha membangunkannya.

Jinan masih menutup matanya.

"Heeeeeyyyyyy..." Jek menggerakan tubuh Jinan lebih keras dari sebelumnya.

Perlahan Jinan membuka matanya, lalu memperhatikan sekitarnya yang sangat asing baginya, mungkin sebuah taman yang ada di dalam rumah, ia melihat ke samping rumah bergaya minimalis yang sama sekali tak ia kenali. Lalu melihat ke arah Jek yang tengah menatapnya tanpa ekspresi.

"Ini dimana?" Tanya Jinan yang menyadari Jek telah membawanya ke tempat yang ia tidak ketahui.

"Santai. Ini rumah aku."

"Kok aku di bawa kesini??" Jinan merapihkan seragamnya yang sedikit kusut.

"Gini, kamu tadi ketiduran aku bingung mau bawa kemana. Terus Ayah Bunda aku baru pulang dari luar kota. Aku harus udah di rumah sebelum mereka datang. Jadi aku bawa kamu kesini dulu, soalnya rumah kamu jauh." Jelas Jek, yang lalu mematikan mesin mobilnya dan mengambil tasnya di kursi belakang.

"Nanti setelah aku ketemu Ayah sama Bunda aku langsung anter kamu pulang. Maaf ya. Sekarang masuk dulu aja." Jek membuka pintu mobil dan keluar dari mobilnya tanpa menunggu jawaban Jinan.

Jinan menggosok wajah dengan tangannya, lalu mengernyit sebal karna harus ketiduran dan jadi merepotkan Jek begini. Lalu ia keluar dari mobil Jek dan menghampiri Jek yang menunggunya di pintu masuk.

JINAN, WAGER GIRL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang