• Part 11 •

221 13 0
                                    

Author POV
_______________

Ana baru keluar dari kamarnya dan hendak turun kebawah untuk sarapan, tapi Ana sangat terkejut dengan kedatangan Keinan dan Kafka di rumahnya. Semakin ramai yang ikut sarapan bersama.

"Sini duduk di samping Kafka. Kita sarapan bareng" Kata Luna-Mamanya.

Ana pun berjalan cukup gugup dan duduk di samping Kafka.

"Kenapa.. tumben,Ma?"Tanya Ana.

"Ohh.. tadi tante Keira nelpon mama katanya mulai hari ini Kafka dan Keinan akan sarapan bersama kita. Karna Tante Keira tidak sempat membuat sarapan untuk mereka"Kata Luna.

Kenapa gak dari dulu aja gini -Batin Ana dalam hati. Lalu Ana menatap Darrell dan Danzel yang dari tadi sudah menatapnya.

"Hehe"Cengir Ana. Kedua kakaknya pasti sudah membaca pikirannya.

"Lo cengar cengir kayak apa aja. Seneng bgt ya makan bareng Keinan sama Kafka?"Kata Danzel. Ana mendelik dan menendang kaki Danzel dari bawah meja. Danzel pun mengaduh kesakitan.

"Suka ngawur kalo ngomong"Kata Ana.

Setelah selesai sarapan dan berpamitan Darrell, Danzell, Keinan, Kafka dan Ana berkumpul sekejap.

"Gue berangkat duluan"Kata Danzel lalu menghidupkan motor ninjanya lalu pergi.

Sedangkan Darrell masuk ke mobil.

"Butuh tumpangan?"Tawar Darrell. Keinan, Kafka dan Ana kompak menggeleng.

"Gue mau jemput Ava. Bye"Kata Keinan lalu tersenyum dan pergi menggunakan mobilnya yang sudah terparkir di depan rumah.

Kafka seperti biasa memasang wajah datarnya lalu pergi ke sekolah menggunakan sepedanya.

"Ehm..kak. lain kali aja deh. Byebye"Kata Ana tersenyum lalu buru-buru menaiki sepedanya mengejar Kafka.

"Kak.. pelan dikit dong bawa sepedanya. Jangan ngebut-ngebut. Capek ngejarnya nih"Keluh Ana. Kafka hanya diam dan tetap mengendarai sepedanya. Ana pun berhenti sebentar.

"Kak Kafka!! Tungguin!!"Teriak Ana cukup kencang. Lalu tiba-tiba Kafka berhenti mendadak. Kafka menoleh kebelakang dengan menatap Ana tajam.

"Dasar manja"Kata Kafka ketus lalu membuang muka dan melanjutkan menggayuh sepedanya.

Ana menatap punggung Kafka yang makin lama menjauh darinya. Air mata sudah mulai membendung di kedua kelopak mata Ana.

Jangan nangis,Ana. Lo harus kuat. Gimana pun caranya gue harus bisa buat dia luluh - batin Ana dalam hati.

Ana pun melanjutkan mengayuh sepedanya.

******

Ana baru masuk kelas dan melihat teman-temannya sudah tiba semua.

"Ana, sini deh. Dava bawa gelang buat kita dari Bali"Kata Kayla dan memberikan gelang berwarna navy kepada Ana.

"Thank's Dav. Syuting lo lancar kan?"Tanya Ana.

"Iya"

"Lo tau, Dava dapet tawaran lagi syuting bareng maxime bouttier sama Amanda Rawles. Dava bakal debut besar kayaknya habis main bareng bouttier sama Amanda"Kata Kayla.

"Kok lo tau aja sih kay?"Tanya Yura.

"Ya lah gue kan fansnya Da--Amanda. Jadi gue tau lah"Kata Kayla.

"Ngaku aja kali kalo lo fansnya Dava kan jadinya lo bisa dpt tanda tangan gratis dari dia. Bahkan lo sekarang dpt gelang gratis dari dia"Kata Azka. Kayla terdiam menahan malu. Ana menatap Kayla dan wajahnya bersemu merah.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang