• Part 33 •

72 4 0
                                    

Beberapa hari kemudian..

Ana baru keluar dari kamarnya, hari ini hari pertamanya kembali ke sekolah dengan kelas baru dan suasana baru. Ia berharap hari pertamanya berjalan dengan baik. Ana duduk di kursi untuk sarapan, ia mengambil selembar roti dan selai yang akan dioleskan pada lembaran rotinya.

"Lho, Danzell belum bangun?"Tanya Luna sambil menaruh cream soup diatas meja makan dan melihat anaknya kurang satu tidak terlihat.

"Telat dihari pertama sepertinya akan terdengar seru"Jawab Ana. Ana masih sedikit dendam dengan insiden di villa waktu itu jadi ia tidak peduli apa yang terjadi pada kakaknya itu. Luna dan Darrell hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Bagaimana jika dibangunkan setelah kalian berangkat?"Tanya Noel jahil. Dan membuat semuanya tertawa.

"Papa jahat, tapi biarlah. Derita dia tidak menghidupkan alarm"Kata Ana.

"Dia hidupkan, tapi dimatikan lagi"Sahut Darrell dan mereka semua tertawa.lagi.

"Omong-omong kamu dapat kelas apa dan dengan siapa?"Tanya Darrell. Ia penasaran karena biasanya Kelas 11 akan dilakukan pe-rollingan kelas agar bisa memiliki ruang lingkup pertemanan yang luas dan berkembang lagi.

"Kelas 11 Mipa 1. Dengan Kayla,Azka,Dava. Ana terpisah dengan Yura dan Echa. Mereka dikelas 11 Mipa 2"Kata Ana sedih

"Tidak apa-apa nanti juga terbiasa. Lagipula kelasnya kan berdampingan masih bisa bertemu"Kata Darrell.

"Iya juga sih. Kak Rell sih enak gak perlu dirolling lagi untuk kelas 3-nya"Kata Ana cemberut.

"Apa kak Rell akan duduk sama kak Kafka lagi?"

"Apa Ana duduk sama Kayla lagi?"

Ana dan Darrell bertanya bersamaan membuat keduanya terdiam sebentar lalu berpaling. Darrell berdeham.

"Ada sesuatu yang mama tidak ketahui?hm?"Tanya Luna curiga dengan kedua anaknya. Memang selama ini Darrell berpacaran dengan Kayla Mamanya tidak tahu. Belum waktunya. Sedangkan, Ana pernah bercerita pada Mamanya tentang Kafka.

"Um.. udah hampir jam 7, Ayo berangkat,kak"Kata Ana mengalihkan topik.

Brakk.

Terdengar suara pintu terbuka dengan kasar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Danzell.

"Kenapa gak ada yang bangun Danzell! Argh"Kata Danzell dan berlari mengambil roti untuk dimakan. Setidaknya satu roti bisa mengganjal perutnya.

"Ayo buruan berangkat. Kenapa kalian diam. Ma,Pa Danzell berangkat dulu. Rell, nebeng hari ini masih ngantuk males bawa mobil"Kata Danzell dan berlarian keluar rumah lalu masuk ke mobil

"Ma,Pa Ana berangkat dulu ya"Kata Ana berpamitan dengan kedua orang tuanya lalu menyusul Danzell.

"Darrell juga berangkat dulu,Ma,Pa"Kata Darrell tersenyum, bersaliman lalu pergi keluar.

"Aku tidak menyangka mereka sudah sebesar itu"Kata Luna tersenyum.

Cup

Tiba-tiba Noel mencium pipi Luna membuat Luna merona dan malu. Ia masih saja malu-malu ketika dicium oleh Noel. Seperti saat-saat awal pacaran dengannya.

"Kau telah berhasil telah membesarkan mereka"Kata Noel sambil memeluk Luna dari belakang.

"Bukan hanya aku.. tapi kita"Kata Luna tersenyum. Lalu menoleh menatap Noel.

"Dan aku senang mendengarnya ketika Darrell bilang akan melanjutkan study nya ke Singapura mengambil pendidikan kedokteran sedangkan Danzell mengambil pendidikan bisnis yang nantinya bisa melanjutkan perusahaan mu. Tanpa perlu aku arahkan, mereka sudah mengambil jalannya sendiri"Kata Luna tersenyum.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang