• Part 13 •

259 13 3
                                    

Author POV
_______________

Eza dan Ana. Mereka berdua sedang duduk di kantin dan makan bersama. Lebih tepatnya hanya Eza yang makan sedangkan Ana hanya diam memandang Eza dengan tajam.

10 menit sebelumnya...

Bel istirahat berbunyi. Ana buru-buru memasukan peralatan tulis dan buku-bukunya kedalam kolong meja.

"Kenapa buru-buru gitu?"Tanya Kayla..

"Kay. Please bantu gue"

"Bantu apaan?"

"Culik gue"

"Hah? Gila lo"

"Bukan gitu. Lo ajak gue kemana gitu sekarang. Gue males kepaksa diajak makan bareng dikantin. Lo tau kan?"

"Sorry gue gak bsa bantu lo. Gue mau ke Ruang OSIS. Lo tau kan bentar lagi pemilihan. Maaf"Kata Kayla dan keluar dari kelas. Ana pun menghela nafas kasar. Lalu menoleh pada kedua teman di depannya.

"Yura, Echa.. Kantin kuy? Atau ke toilet ? Ke perpus? Kemana aja deh asal bareng kalian"Kata Ana.

"Maaf, gue mau makan bareng kak Arthur"Kata Echa.

"Sorry, gue juga. Udah janji makan bareng Kak Nolan. Paling bentar lagi dia nyari kesini"Kata Yura. Seketika mata Ana jadi terbelalak.

"Ha? Beneran?"Kata Ana kaget. Lalu Ana menoleh cepat ke belakangnya.

"Azka, Dava. Kantin bareng yuk? Gue gak ada temen nih"Kata Ana dengan wajah memelas.

"Ayo"Kata Azka. Dan Ana langsung tersenyum lebar.

"Tadi lo bilang mau makan bareng gue sama Rendi dikantin. Kenapa ngajak cewek?"Kata Dava sambil menyenggol lengan Azka. Seketika Ana senyum Ana langsung memudar.

"Sial"Umpat Ana pelan.

Tiba-tiba seseorang langsung menarik tangan Ana. Ana pun terkejut dan langsung menepis tangan tersebut.

"Apaan sih"Kata Ana sinis.

"Kita makan dikantin. Gak ada penolakan"Kata Eza.

"Iya tapi gak usah sentuh gue!" Ana pun berjalan mendahului Eza. Dan Eza tersenyum. Ia selangkah lebih dekat dengan Ana. Ini baru permulaan.

Begitulah yang terjadi. Hingga membuat Ana kesal setengah mati. Ketika ia butuh bantuan tidak ada teman yang setia membantunya padahal ia sudah sering membantu temannya itu.

Tiba-tiba Ana melihat Amel lewat di depannya dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman ia terlihat sedang mencari tempat duduk.

"Amel! Sini makan bareng gue. Samping gue kosong kok"Kata Ana tersenyum. Amelia Virgayanti. Cewek yang ia kenal di ekstra musik. Sikap Ana sekarang ini adalah di luardugaan.

"Diana. Hai.. boleh gue duduk disini?"Tanya Amel pada Ana.

"Tentu saja"Kata Ana terpaksa tersenyum

"Terima kasih"dan baru Amel menoleh siapa yang makan bersama Ana, Buru-buru Amel berubah pikiran. Karena saat ini Eza menatap Amel dengan memincingkan matanya. Seakan-akan tatapan tersebut mengatakan bahwa ia bisa saja dikeluarkan dari sekolah hari ini juga.

"Ehm. Temen gue yang disana manggil gue,Na. Maaf ya. Lain kali aja"Kata Amel lalu pergi meninggalkan Ana. Ana pun menatap Eza dengan kesal.

"Kenapa gak dimakan? Gue bakal diem disini sampai makanan lo habis"Kata Eza tersenyum tipis.

"Gue udah kenyang"

"Udah kenyang? Bahkan lo satu suapan engga masuk ke mulut lo dan lo bilang kenyang?"Kata Eza dan menatap Ana sambil tersenyum miring. Ana pun membalas tatapan Eza dengan tatapan tajam.

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang