Jaejoong berlutut dihadapan Yunho, ia mengompres tangan Yunho yang terluka.
"Seharusnya Yang Mulia tidak perlu melakukan itu, mengendap ke medan perang dan membahayakan diri anda sendiri, saya orang yang akan merasa bersalah jika Yang mulia terluka seperti ini" Jaejoong menempelkan daun hijau yang tadi ditumbuknya pada luka Yunho.
"Apa ini sakit?" tanya Jaejoong yang mendapat gelengan dari Yunho.Yunho tak bereaksi dengan luka yang tengah dibalut Jaejoong, ia lebih memilih menatap wajah yang terlihat cemas dihadapannya ini. Entah mengapa kian hari Yunho pikir Jaejoong tampak lebih manis. Lekuk wajahnya terlihat feminin, matanya teduh namun terkadang menusuk. Bibirnya bak buah cherry yang tengah ranum-ranumnya. Dagunya lancip dan manis, lehernya juga jenjang.
"Ya.. Yang Mulia" panggil Jaejoong sedikit tersipu ketika menyadari Yunho menatapnya dengan intens.
"Aku tidak mengizinkanmu sedikitpun menginjak tanah perang ini" ujar Yunho membuka suaranya.
"Sudah menjadi tugas saya Yang Mulia"
"Aku menugaskanmu untuk melindungiku, disampingku, bukan untuk berperang" ujar Yunho lagi.
"Sa.. Saya hanya ingin melindungi orang-orang yang pantas mendapat kehidupan" Jaejoong menundukkan kepalanya.
Yunho menghela nafasnya. Jujur saja, ia tak ingin terjadi sesuatu pada pengawalnya ini, walupun Jaejoong kuat, dia tetap memiliki kelemahan.
"Kemarilah" Yunho membawa Jaejoong mendekat. Ia meraih pinggang sempit itu.
"Berjanjilah untuk pulang dengan selamat" ujar Yunho menangkup pipi tirus itu."Saya berjanji untuk Yang Mulia" Jaejoong tersenyum lembut.
Ketika tatapan keduanya menyatu dan membuat jarak diantara dua lelaki ini terkikis habis, meninggalkan sebuah ciuman panjang yang menjadi awal hubungan baru diantara mereka.
.
.
.Minho terduduk di ruang makan, sarapan paginya tak ia sentuh sama sekali. Pikirannya masih kembali berputar pada mimpinya semalam. Bisa-bisanya ia bermimpi hubungan sesama jenis semacam itu. Gila, mungkin lain kali ia harus menjaga ucapannya pada Jinki agar ia tak terbawa mimpi seperti ini.
Cklek
Pintu paviliunnya terbuka, menampakkan seorang lelaki paruh baya dengan stelan jas rapi, ia melangkah tergesa menghampiri Minho.
"Minho! Dimana pengawalmu" ucap lelaki itu tegas, membuat Minho yang tadinya terduduk kini berdiri.
"Appa, untuk apa mencari pengawalku?" tanya Minho.
"Panggil dia menghadapku" ujar sang Raja.
Greekk
Belum sampai Minho melangkah Taemin telah menampakkan dirinya dari balik kamar. Ia menatap sang Raja dan menunduk hormat padanya. Raja segera berjalan menghampiri Taemin.
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Taemin, membuat Minho berdiri dari duduknya. Sedangkan Taemin menatap sang Raja tak mengerti.
"Kau, bagaimana caramu menjaga Minho, bagaimana kau bisa membawa Minho ke gudang belakang"
Deg
Bukan hanya Taemin, Minhopun terkejut mendengar penuturan sang Raja. Apa ada yang melihat mereka malam itu?
"Appa, apa yang kau maksud... "
"Minho, aku sudah mengatakan berkali-kali padamu, jangan pernah dekati gudang, beberapa hari yang lalu ada pengawal yang melihat kalian keluar dari gudang itu" ujar sang Raja tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWORD LOVE
Fanfiction"Jika Cinta kita tak dapat bersatu didunia ini, biarkan Cinta kita abadi dalam sebuah kutukan" - YunJae "Matahari tidak akan ada tanpa Bulan, dan aku tidak akan ada tanpa dirimu" - 2Min "Kita akhiri semua perasaan manis ini diatas perselisihan, sepe...