Taemin segera berbalik ketika mendengar suara Minho. Dengan pakaian ditangannya Taemin segera mengenakan pakaian itu. Menutup bekas luka yang sempat dilihat Minho.
"Luka itu... Bagaimana kau mendapatkannya?" Minho terbangun dari tempat tidurnya. Berjalan melangkah mendekati Taemin.
"Ya.. Yang Mulia, mengapa anda belum tidur, ini sudah larut" Taemin mencoba mengalihkan perhatian Minho, namun sepertinya sia-sia, karena Minho masih saja mendekat dan melempar tatapan penuh tanya pada Taemin.
"Dari mana?" masih berjalan mendekat, membuat Taemin terpojok diantara koper-koper yang belum sempat Taemin kemas tadi.
"I.. Ini... " Taemin terlihat menegak ludahnya dengan susah payah.
"Ma... Maaf Yang Mulia, saya rasa anda tidak perlu tau" ujar Taemin.Minho menautkan alisnya, membuat Taemin semakin terpojok, tak hanya karena tubuh Minho, namun juga karena tatapan penuh intimidasi itu.
"Apa lagi yang tidak perlu aku tau mengenai dirimu Lee Taemin-ssi?" Minho menatap nyalang pada Taemin.
"Ma... Maaf yang Mulia" Taemin tak mampu berujar apapun. Ia hanya tak ingin menguak luka lama itu.
"Jika begitu adanya, berhenti menjadi pengawalku dan tinggalkan korea, kembalilah ke Jepang, maka aku tidak akan mencoba bertanya lebih padamu" Minho berujar dengan nada yang sangat dingin.
Taemin mendongak dan menatap Minho dihadapannya. Ia terkejut dengan keputusan Minho.
"Ta... Tapi Yang Mulia... "
Duk... Duk...
"Yang Mulia, apa anda masih terjaga? Ada seseorang yang ingin menemui anda" ujar seseorang yang baru saja mengalihkan dua lelaki ini.
"Ya, aku akan kesana sebentar lagi" ucap Minho.
Minho menatap Taemin singkat sebelum berlalu dari kamar itu. Kemudian tubuh Taemin merosot ke lantai. Sejak tadi jantungnya berdetak tanpa aturan. Sungguh Taemin sangat lelah dan sekujur tubuhnya sakit. Ditambah dengan Minho yang selalu mendesaknya.
"Akhh..." Taemin meremat rambutnya, dadanya semakin sesak dan jantungnya semakin bertalu-talu.
"Heh... Haha... Choi Minho" ujarnya disela tawa sumbang itu.
"Hentikan... Ergghh.. " Taemin menggeram. "Berhenti mengendalikanku".
.
.Jeonghan menyusuri istana, terutama kediaman Minho, beberapa hari ini ia tidak menemui Taemin karena tugasnya untuk mengawal Seungcheol. Namun sejak tadi lelaki manis ini tak mendapati Taemin sama sekali. Hingga tak sengaja ia berpapasan dengan Minho.
"Yang Mulia" Jeonghan menundukkan kepalanya, hormat.
"Sedang apa kau disini? Dimana Seungcheol?" tanya Minho.
"Pangeran Seungcheol sedang ada tamu Yang Mulia" ujar Jeonghan kemudian menatap Minho.
"Dimana Taemin?" tanya Jeonghan karena tak mendapati Taemin bersama Minho.
"Hahhh... " Minho menghela nafas berat.
"Ada yang ingin kubicarakan sebentar, masuklah" ujar Minho yang kembali memasuki ruangannya bersama Jeonghan."Apa terjadi sesuatu?" tanya Jeonghan lagi.
"Sepertinya temanmu itu sedang menghindariku" Minho menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Menghindar?" Jeonghan semakin tak mengerti.
"Apa Taemin memiliki bekas luka dipunggungnya?" Tanya Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWORD LOVE
Fanfiction"Jika Cinta kita tak dapat bersatu didunia ini, biarkan Cinta kita abadi dalam sebuah kutukan" - YunJae "Matahari tidak akan ada tanpa Bulan, dan aku tidak akan ada tanpa dirimu" - 2Min "Kita akhiri semua perasaan manis ini diatas perselisihan, sepe...