Lovers 12

310 39 22
                                    





Happy Reading














Tap... Tap... Tap...

Sraakk

Pintu kayu dengan ukiran bunga itu terbuka, menampakkan tubuh berbalut selimut didalamnya.

"Sudah lebih baik?" sebuah suara husky menyapa si penghuni kamar.

"Ya... Yang Mulia" Taemin mencoba menegakkan tubuhnya.

Minho melangkah memasuki ruangan itu dan mendudukkan diri pada ujung ranjang kayu milik Taemin.

"Bagaimana lukamu?" Minho menatap wajah Taemin yang masih tampak pucat.

"Sudah lebih baik yang mulia" ujar Taemin.
"Yang Mulia tidak apa?" Taemin menatap kaki Minho yang kemarin tergores busur itu.

"Kakiku? Jauh lebih baik dari lukamu"

Entah mengapa suasana kali ini terasa intim bagi Minho. Mungkinkah karena dirinya telah lebih dekat dengan Taemin, jadi Minho merasa jika mereka tak lagi sebatas tuan dan bawahan.

"Tentang dihutan kemarin, aku... " Minho menghentikan ucapannya, ia tiba-tiba merasa sedikit canggung.

"Tidak apa-apa yang mulia, saya tau yang mulia sedang emosi" ujar Taemin.

"Yah... Aku memang spontan melakukannya, karena emosi, hmmm mungkin memang emosi" Minho beranjak dari duduknya.
"Lekaslah sembuh dan kembalilah bekerja untukku" tangan Minho mengusak kecil Puncak kepala Taemin, kemudian melangkah pergi.

Sraakk

Pintu tertutup, setelahnya Minho menghela nafas panjang.

"Apa Taemin tidak mengingat kejadian semalam?" Minho bergumam pelan ditengah langkahnya, pikirannya kembali pada kejadian dikuil semalam.

"Dan kurasa kau sama tidak sopannya tuan, membawaku ketengah hutan dan... "

Chu

Taemin mengecup bibir Minho.
"Mencium ku dengan brutal" Taemin menyeringai setelah mengecup bibir Minho. Tubuhnya berada dipangkuan Minho, sedangkan tangannya dengan tak sopan melingkar pada tengkuk Minho.

Chu

Kembali Taemin mencium bibir Minho, kali ini Taemin mencoba lebih lama menempelkan bibirnya, hanya menempel, tanpa melakukan gerakan apapun, hingga bibir Minholah yang mengawali segalanya.

Mereka saling melumat dan berbagi saliva, bahkan tangan Minho berani menekan tengkuk Taemin agar lebih dalam berbagi pagutan.

Kepala Minho menggeleng kuat, nafasnya terengah tiba-tiba mengingat kejadian itu.

"Astagah, aku rasa aku harus menemui Jinki hyung sekarang" Minho berjalan lebih cepat untuk bertemu Jinki.

.
.
.

"Bagaimana dengan keadaan sekitar hutan itu? Apa sudah kau pastikan aman?" Jinki tengah berbincang bersama Jonghyun, Seungcheol, juga Jeonghan.

"Yahh, mayat yang dicurigai sebagai pemanah itu sedang kita otopsi, dan yang mengejutkan adalah.. " Jeonghan melirik Jonghyun yang tadi ikut memeriksa mayat pelaku pemanahan putra mahkota.

"Tuan Ahn, salah satunya" ujar Jonghyun.

"Apa? Tuan Ahn?" Seungcheol menegakkan tubuhnya, sungguh, ia sangat terkejut dengan itu. Tuan Ahn adalah pengasuhnya dan Minho saat kecil, dan kini ia adalah pengurus istana lama ini.
"Apa mungkin temanmu salah membunuh orang, dia keliru membunuh tuan Ahn yang akan menolong"

SWORD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang