Seungcheol mengeryit ketika sebuah suara derap langkah hilir mudik menyapa gendang telinganya. Dengan perlahan Netra legamnya terbuka, setelah membiasakan diri terhadap bias Mentari pagi, ia bergegas melirik sisi sebelahnya. Matanya bergulir kesana kemari ketika tak mendapati objek yang tengah ia cari.
"Jeonghan?!" serunya, namun tak ada sahutan. Apa ia sudah kembali ke kamarnya?
Seungcheol mengusak rambutnya, menyentuh perlahan bibirnya. Ia mengingat kejadian semalam, tentu saja, bukan tanpa sadar ia melakukan itu terhadap Jeonghan. Kulitnya terasa terbakar ketika pengawalnya itu menyentuhnya. Tapi menurutnya itu masih wajar, ia hanya meluapkan nafsunya pada bawahannya, karena tak adanya seorang wanita, dan ia harus menjaga sikapnya selama di korea. Tak mungkinkan seorang pangeran menyewa pelacur, bagaimana istana akan membicarakannya nanti.
Lagi pula Jeonghan terlihat tak keberatan ketika Seungcheol menyentuhnya.
Dok.. Dok.. Dok..
Sura ketukan pintu yang tergesa membuat Seungcheol beranjak dan meraih piyamanya, mengenakannya asal, kemudian beralih membukakan pintu.
"Ada apa?"
"Pangeran, tuan Yoon dan tuan Hansol berada di depan, mereka... " ucapan salah satu pelayan itu menggantung, ragu untuk melanjutkan.
"Mereka...""Hansol? Vernon maksudmu?" tanya Seungcheol, setelah mendapat anggukan dari pelayan tersebut Seungcheol segera beranjak ke tempat yang pelayan itu tunjukkan, tempat dimana ia yakin Jeonghan sedang dalam keadaan tak baik.
.
.
.
.Thing... Thing...
Sraaakk... Shink...
"Akhh... " tubuh lelaki bersurai panjang itu terhempas, baju piamanyaa tersayat mengeluarkan noda merah pada lengannya.
"Hanya seperti itu?" suara berat lain menginterupsi, mendekat dan mengangkat dagu lelaki manis itu dengan ujung pipih pedang yang di pegangnya.
"Cihh... " lelaki manis itu meludah kesamping, ia tak tau apa-apa dan tiba-tiba saja lelaki western ini menodongkan pedang ke wajahnya ketika ia melintas di halaman kerajaan. Dari yang Jeonghan ketahui, sepertinya ia juga salah satu teman Seungcheol.
"Apa sebenarnya maumu?""Aku hanya ingin mengetahui seberapa tangguh pengawal tuan ku disini, tapi ternyata... " lelaki western itu berjongkok, mendekatkan tubuhnya pada Jeonghan.
"Yang ku dapati hanyalah seorang lelaki manis yang haus belaian sepertimu" bisiknya disamping telinga Jeonghan.Jeonghan yang mendengar itupun reflek mendorong dan melayangkan sebuah tinju pada wajah western lelaki itu, membuatnya tersungkur bersama pedangnya.
"Lebih baik bersihkan mulut kotormu itu tuan, aku tidak mengenalmu dan kau juga tidak mengenalku" Jeonghan berdiri memegang lengannya yang tersayat.
"Oh shit!! Kau membuat mulut ku berdarah" umpatnya, lelaki itupun berdiri dan kembali menodongkan besi pipih dengan mata tajam yang ia pegang pada Jeonghan.
"Ada apa ini?" Namun sebelum kembali terjadi pertarungan, Seungcheol telah terlebih dahulu menginterupsi.
"Tuan ku" lelaki western itu membungkuk hormat dengan senyum mengembang di wajahnya.
Berbeda dengan Jeonghan yang malah terdiam dengan tatapan dinginnya.
"Apa yang kau lakukan disini Vernon?" Seungcheol bertanya sarkastis.
"Tuan besar menyuruhku untuk menyusulmu kemari" ujarnya.
"Appa?" Seungcheol melirik Jeonghan sebelum melanjutkan ucapannya.
"Jeonghan, kembalilah, kita bicara setelah ini" ujar Seungcheol menatap lelaki bersurai panjang dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWORD LOVE
Fanfiction"Jika Cinta kita tak dapat bersatu didunia ini, biarkan Cinta kita abadi dalam sebuah kutukan" - YunJae "Matahari tidak akan ada tanpa Bulan, dan aku tidak akan ada tanpa dirimu" - 2Min "Kita akhiri semua perasaan manis ini diatas perselisihan, sepe...