Brraakkk… Braakkk…
“KELUARKAN AKU!!”
Triakan memekakan telinga itu selalu terdengar dari ruang yang sama. Seungcheol hampir tuli mendengarnya selama dua hari ini. Ketika ia mencoba masuk dan berbicara, lelaki manis itu selalu menyerangnya dengan melempar apapun yang ada didalam kamar itu. Ia mendapat memar ditangannya karena vas yang Jeonghan lemparkan mengenai tulang keringnya.
“Hansol, apa dia sudah makan?” Tanya Seungcheol.
“Ia membuang makanannya lagi pagi ini Tuan” Jawab Hansol.
“Huuhh… Aku akan berbicara padanya lagi” Seungcheol menghembuskan nafas beratnya.
“Berhati-hatilah, aku bersumpah untuk membunuhnya jika ia melukaimu lagi Tuan” Ujar Hansol.
“Tenang saja, ia tak akan melukaiku lebih dari ini” Seungcheol berjalan memasuki lorong menuju sebuah kamar yang cukup besar, perlahan membuka kunci pintu.
Cklek
Bugh
Lihat, baru saja ia membuka pintu, sebuah bantal hampir mendarat di wajahnya. Lelaki manis dihadapannya berlari menghampirinya.
Brakkk
Tubuh lelaki manis dengan rambut pirang pendek itu terlempar bersama tubuh Seungcheol yang menghalangi tubuhnya, membuat pintu dibelakang tubuh Seungcheol tertutup dengan kasar.
“BUKA PINTUNYA! BUKA!” Lelaki itu mencoba meraih knop pintu tapi Seungcheol menghalangi tubuhnya.
“Jeonghan tenanglah” Seungcheol memegang kuat tubuh Jeonghan.
“LEPASKAN! LEPASKAN AKU BAJINGAN!”
Plak
Seungcheol menampar Jeonghan dengan reflek, membuat lelaki itu terdiam dengan pipi yang begitu memerah, tatapan tak suka dilayangkan lelaki manis itu pada Seungcheol.
“Kau seharusnya tau dengan siapa kau berbicara“ Seungcheol mencoba mendekati Jeonghan, namun lelaki itu menjauhkan tubuhnya.
“Lepaskan aku!” Jeonghan tak mengindahkan sama sekali ucapan Seungcheol.
“Tidak! Aku tak akan membiarkanmu pergi, kau akan ke Nami jika aku melepaskanmu” Ujar Seungcheol.
Lelaki manis itu menatap langsung kedalan netra Seungcheol. Penuh kilatan kekecewaan dan kemarahan.
“Untuk apa kau memperdulikan pengawal rendahan seperti ku?”
Sejujurnya Jeonghan tak mau lagi berada disamping Seungcheol, hingga ia meminta ijin pada ratu untuk menyusul Taemin ke Nami. Dihari keberangkatannya ia mendengar bahwa pesisir Nami terjadi kebakaran hebat, Seungcheol telah melarangnya untuk pergi, namun Jeonghan yang memang keras kepala memaksa pergi. Hingga ia sampai di pelabuhan penyebrangan, ia melihat Seungcheol bersama beberapa pengawal disana, Jeonghan tak ingat mengapa ia tiba-tiba saja pingsan, tapi yang ia ingat saat itu adalah, Seungcheol dan para pengawalnya berusaha memblock seluruh kapal yang akan berangkat ke pulau Nami, dan setelah itu salah satu pengawal Seungcheol membuatnya tak sadarkan diri, lalu sampailah ia disini, terkurung dikamar mewah yang entah milik siapa. Dua hari ia habiskan untuk berteriak dan merusak segala hal yang ada dikamar itu agar Seungcheol melepaskannya, ia bahkan melukai Seungcheol dengan melempar vas bunga padanya.“Kenapa kau sangat keras kepala Yoon Jeonghan?! Aku melarangmu ke Nami untuk kebaikanmu” Seungcheol menarik kasar lengan Jeonghan.
“Demi kebaikanku atau demi kelancaran rencanamu?” Jeonghan memicing
“Kau..”
Seungcheol memejamkan matanya dan menghembuskan nafas beratnya, mencoba menetralkan emosinya. Ia benar-benar harus menulikan pendengarannya saat berbicara dengan lelaki itu sekarang. Jeonghan telah berubah, ia tak lagi bersifat manis dan sopan padanya. Seungcheol sendiri tak tau mengapa lelaki itu tiba-tiba saja berubah, Mungkinkah ia mendengar sesuatu yang buruk hingga membuatnya membenci Seungcheol.
“Bersiaplah, 10 menit lagi kita akan ke istana” Seungcheol melepaskan tangan Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWORD LOVE
Fanfiction"Jika Cinta kita tak dapat bersatu didunia ini, biarkan Cinta kita abadi dalam sebuah kutukan" - YunJae "Matahari tidak akan ada tanpa Bulan, dan aku tidak akan ada tanpa dirimu" - 2Min "Kita akhiri semua perasaan manis ini diatas perselisihan, sepe...