9. Dia cinta pertamaku

6.5K 654 266
                                    

Dua hari berlalu begitu cepat, tidak terasa hari ini saat-saat yang dinantikan datang juga. Senyum tampan sejuta pesona tidak dapat luntur di paras rupawannya.

Dia, Xavi Inocencio. Billioner muda dengan jenjang karier yang membuat siapa saja berdecak kagum dan terpana. Hanya dalam kurun waktu kurang lebih enam tahun berhasil memasuki peringkat lima puluh orang terkaya di dunia.

Bukan kekayaannya yang akan dibahas untuk sekarang. Akan tetapi, perjuangannya dalam menggapai cinta pertamalah yang akan membuat siapa saja mengacungkan kedua jempolnya.

Eren Jaeger,

Sosok pemuda manis yang akan selalu terpahat di hati kecilnya, tidak ada yang tahu betapa besar rasa cinta seorang Inocencio muda pada pemuda Jaeger tersebut.

Xavi-pun tidak perlu ada yang mengetahuinya, karena mencintai dalam diam adalah rutinitasnya hingga sekarang.

Saat ini, detik ini, biarkan dia egois untuk menunjukkan pada dunia tentang perasaannya, dunia harus tahu, dulu hingga sekarang dia masih sangat mencintai anak tunggal Grisha Jaeger tersebut.

Untuk itulah, dia ada di sini. Tempat dimana cinta pertamanya tengah menyembunyikan diri dari dunia.

"Aku sudah menyewa hotel tempatmu untuk menginap beberapa hari ke depan. Kau ingin langsung ke sana atau menemui pujaan hatimu sekarang?" Kuklo yang berdiri di samping Xavi dengan sebelah tangan memegang koper hanya tersenyum Innocent mendapati tatapan tajam sahabat sekaligus bossnya tersebut.

"Kita langsung ke hotel, ada beberapa berkas yang harus aku selesaikan lebih dulu."

"Baiklah kalau begitu." Setuju Kuklo, dia segera membukakan pintu mobil, membiarkan Xavi masuk terlebih dahulu baru dirinya. Mobil sedan hitam itu segera pergi meninggalkan bandara.

Sementara di tempat yang berbeda, Eren tengah duduk di kursi yang di sediakan oleh resort tempat dia menginap, lokasinya tentu saja dekat dengan pantai Kuta, dia tengah menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Eren, atas ajakan Guntur tengah berlibur di pantai yang sangat terkenal di dunia ini. Mereka berdua memilih untuk menginap beberapa hari, sembari menghilangkan penat dan stress yang melanda.

Senyuman Eren sedikit luntur dikala dia kembali mengingat masa lalu, mengingat kembali kenangan indah dan buruk yang dia alami. Namun, dia segera menepis ingatan menyakitkan tersebut saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Eren, kau melamun, ada apa?"

Eren tersenyum ringan melihat Guntur yang menatapnya khawatir. "Tidak ada, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Guntur tahu jika Eren tengah mengalihkan pembicaraan.

Helaan napas bisa didengar Eren keluar dari bibir tebal temannya itu. "Maafkan aku, sepertinya kau harus bersenang-senang sendiri. Aku mendapatkan pekerjaan mendadak."

"Apa terjadi sesuatu?"

"Ada sedikit masalah di kantor, atasanku menyuruhku untuk mempercepat masa cutiku. Siang ini aku harus masuk kerja."

Eren mengangguk paham, dia memaklumi pekerjaan Guntur yang memang cukup padat. "Aku mengerti, kau bisa meninggalkanku sendiri disini."

"Apa tidak masalah? Aku merasa tidak enak padamu Eren." Guntur kembali menatap khawatir pada teman barunya ini. Entah kenapa dia merasakan firasat yang kurang baik.

"Pekerjaanmu lebih penting bli. Jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri."

Sebenarnya Guntur tidak ingin meninggalkan Eren, tapi mau bagaimana lagi? pekerjaannya tidak bisa dinomor duakan begitu saja bukan.

HURT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang