20. Meraih Kembali Pt.2

1.5K 161 81
                                    


Eren tidak bisa untuk tidak terkejut melihat banyaknya tumpahan darah di depannya. Tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya jika dia akan menyaksikan secara langsung sebuah timah panas menembus tubuh seseorang hingga mati.

Tangannya refleks menggenggam tangan Levi lebih erat lagi, Levi yang menyadari kondisi Eren semakin cepat membawa 'istri' manisnya itu keluar.

Kuklo sendiri tetap mengikuti mereka dari belakang, menatap jijik tumpukan mayat yang berserakan.

Sesampainya mereka di luar, Eren bisa melihat Reiner yang tengah diikat bersama seorang gadis yang Eren ketahui juga bekerja untuk kakaknya.

Saat pandangan mereka bertemu, Eren bisa melihat dan mendengar sekilas jika Reiner tengah mengumpat kesal. Dia menatap garang kepada Levi yang berdiri di sampingnya.

Mike yang menyadari kehadiran Levi segera mendekat. "Apa yang akan kau lakukan pada mereka berdua Rivaille?"

"Bunuh mereka! Lalu kirim jasad mereka berdua pada si brengsek Zeke."

Eren membola, menatap tidak percaya pada Levi yang berkata seolah nyawa seseorang itu tidak berharga. Aura pria itu begitu dingin saat mengatakannya.

Refleks Eren melepaskan tautan tangan mereka, menggelengkan kepala tidak setuju dengan apa yang Levi katakan barusan. Biar bagaimanapun Reiner yang telah menjaganya selama ini.

"Tidak! Kau tidak bisa membunuhnya Levi. Kenapa kau kejam sekali? Walaupun aku tidak menyukainya, Reiner adalah orang yang selalu menjagaku."

Levi menatap datar sosok Eren yang terlihat begitu marah, menyelami manik hijau kesukaannya yang berpendar menantang.

Mike yang melihat interaksi keduanya hanya mengangkat bahu acuh.

"Baiklah jika itu kemauanmu bocah, aku tidak akan membunuh mereka."
Levi menatap Mike lagi. "Lumpuhkan keduanya, lalu ikat mereka Mike. Kita pergi dari sini."

Mike mengangguk, lalu kembali berjalan ke arah Reiner dan Gabi.

Levi hendak membawa Eren masuk ke dalam mobilnya, tapi Kuklo segera menghadang. Tersenyum kaku pada Levi yang menatap tajam dirinya.

"Sorry kawan, tapi Eren tidak bisa kau bawa. Aku diperintahkan Xavi untuk membawa Eren padanya."

"Brengsek! Katakan pada si keparat Inocencio itu, aku tidak akan membiarkannya." Aura Levi begitu menakutkan, membuat Kuklo sedikit banyak meringis ngeri. Apalagi tadi dia sudah mendapatkan bogeman mentah dari pria tersebut.

Eren yang mendengar nama Xavi seketika ingat tentang jam yang tengah dia pakai sekarang.

"Aku baru ingat, dulu Xavi memberikan jam ini padaku untuk melacak keberadaanku. Jika dia selama ini bisa melacakku. Kenapa baru sekarang dia menyuruhmu untuk menjemputku Kuklo?"

Betapa bodohnya Eren selama ini, mengira tidak akan ada yang bisa melepaskan jeratannya dari sang kakak, tapi seakan baru disadarkan Eren baru menyadari kalau jam pemberian Xavi selama ini selalu dia simpan, walau tidak pernah memakainya tapi Eren tidak pernah membuang jam tangan ini.

Kuklo sendiri tersenyum melihat Eren yang merasa kebingungan. "Itu karena selama kau berada di kediaman Zeke, aku dan Xavi memang sulit melacakmu, karena dia menyembunyikan rumah ini dari deteksi siapapun. Tapi beda cerita jika kau keluar dari tempat ini lalu menggunakan jam tangan itu Eren."

Eren mengingatnya, saat pertama kali Xavi menelponnya setelah dua tahun lamanya, pria itu mengatakan untuk selalu mengenakan jam tangan yang pernah dia berikan.

Mengangguk paham, Eren hendak bersuara lagi, tapi Levi dengan cepat menarik Eren ke dalam pelukannya. Membuat pemuda manis itu terkejut bukan main karena bisa merasakan kehangatan yang sudah lama hilang.

HURT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang