6. Dion itu Jahat

25 16 0
                                    

Kia sedang menunggu angkutan umum didepan gerbang sekolahnya saat sebuah motor berhenti tepat disampingnya. Bukan jenis motor sport seperti kebanyakan cerita, ini hanyalah motor matic biasa.

Kia menatap si pengendara yang menggunakan helm full face dengan dahi mengerut, motornya matic pake helm full face?

"Mau bareng?" Kia reflek memundurkan langkahnya menjauhi motor itu saat mendengar suara si pengendara, ia menyipitkan matanya menatap tajam kearah orang itu.

"Jangan so akrab lo sama gue" Kia berkata sinis

"Lo kenapa sih kalo ngeliat gue kaya ngeliat hama?"

"Lo lebih dari sekedar hama, lo itu virus mematikan" Dion terkekeh mendengar gerutuan Kia

"Jadi gak mau bareng nih?" Dion kembali bertanya

"Gue bisa balik sendiri"

"Oke" Kia kira setelah mengatakan itu Dion akan segera pergi, tapi ternyata ia masih tetap ditempatnya. Kia memandang aneh kearah Dion, sedangkan yang ditatap bersikap biasa saja dan malah memandang kearah jalan raya.

"Jangan ngeliatin gue kaya gitu, nanti lo jatuh cinta" Kia mendengus mendengar perkataan Dion

"Mimpi!" Kia mendesis kemudian melangkah memasuki angkutan umum yang berhenti didepannya.
.
.

Kia turun dari angkutan umum dan terkejut saat melihat Dion berada tepat dibelakang mobil yang ia tumpangi.
Yang Kia tau rumah Dion itu tidak searah dengan rumahnya, jadi kenapa Dion bisa ada dibelakang angkutan umum itu.

Kia melangkahkan kakinya memasuki kawasan perumahan tempat tinggalnya, berpura-pura tidak melihat keberadaan Dion yang mengendarai motor matic  dibelakangnya.

Kia tidak ingin terlalu percaya diri dengan beranggapan bahwa Dion mengikutinya, Mungkin saja ia ingin bertemu dengan Kinan.

Tapi, Kia dibuat terpaku saat ia sampai di depan gerbang rumahnya. Dion berhenti disampingnya, membuka kaca helm yang menutupi wajah lalu tersenyum lembut kearah Kia

"Lo kan gak mau pulang bareng gue, seenggaknya gue harus pastiin kalo lo sampe rumah dalam keadaan selamat. Lain kali mudahin jalan gue ya Kia" setelah mengatakan itu, Dion kembali memacu motornya meninggalkan Kia dengan kening yang berkerut.

¤¤¤¤

Dion masuk kedalam rumah sambil bersiul senang, hari pertama disekolah baru tidak seburuk yang ia bayangkan. Walau sempat datang telat dan menerima ceramahan panjang namun semua menjadi menyenangkan saat ia bertemu dengan wanita tersayang.

Ahhh wanita tersayang ya??

Dion jadi tersenyum-senyum sendiri membayangkannya.

Dion jadi ingat pertemuan pertamanya dengan Kiara.

Saat itu, ketika orang-orang sibuk dengan pesta ulang tahun kak Kinan, Kia justru termenung sendirian di bangku taman, hal itulah yang menarik perhatian Dion.

Tanpa sadar Dion terus memperhatikan Kia, melihat tatapan sendu yang Kia tunjukan entah mengapa mengusik sesuatu didalam diri Dion. Dion tidak suka melihat kesedihan diwajah Kia, sebab itulah dengan reflek Dion membawa Kia masuk kedalam pesta bersamanya.

Dion sempat terkejut saat kak Kinan mengenalkan Kia sebagai adiknya. Kemudian sebuah ide untuk menggoda Kia dengan maksud menghiburnya muncul, namun hal itu malah menimbulkan masalah. Dion baru tau bahwa Kia itu mudah tersinggung saat ia mengatakan bahwa penampilan Kia tak meyakinkan untuk jadi adik kak kinan, padahal sebenarnya Dion belum selesai bicara saat itu.

About FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang