Siapa sangka waktu bergulir begitu cepat, tiga bulan sudah Dion menunggu jawaban Kiara atas penyataannya.
Dion tak ingin terlalu memaksa. Tak apa ia digantung begitu lama, Dion tau Kiara butuh banyak waktu untuk memikirkan itu semua.
Semoga saja jawaban Kiara tidak akan mengecewakannya.Selama tiga bulan ini, Dion selalu berusaha agar bisa lebih dekat dengan Kiara. Ia senang saat Kiara memberikan respon positif mengenai pendekatannya. Tak ada lagi tatapan sinis yang gadis itu tujukan untuknya, ucapan ketus juga sudah jarang Kia keluarkan, namun Kia seringkali menampilkan ekspresi jijiknya ketika Dion memberikan gombalan untuk gadis itu.
Entah itu sungguhan atau hanya kepura-puraan, tapi ekspresi jijik Kiaralah yang selalu berhasil membuat Dion gemas.
"Jangan kaya orang gila lo, ketawa-ketawa sendiri" Kari mengusap kasar wajah Dion, membuat cowok itu mendengus kesal
"Tangan lo bau" Dion menggerutu sambil mengusap hidungnya
"Sialan!" Kari mendudukkan tubuhnya disamping Dion.
Sepulang sekolah, Dion memutuskan untuk main kerumah Kari dan saat ini mereka sedang menonton film dikamar cowok itu.
"Kar"
"Hmm" Kari berdehem menjawab panggilan Dion dengan tatapan fokus kelayar televisi
"Liatin gue dulu dong Kar"
"Pengen banget gue liatin lo ya" Dion mendengus mendengar ucapan Kari
Ia menangkup pipi Kari, mengarahkan Kari agar melihat kearahnya "Iya bang, jadiin dede pusat perhatian abang" ujarnya dengan nada yang dibuat kemayu
Kari menepis kasar tangan Dion "Najiss Yon" ujarnya sambil begidik geli "Pusat perhatian gue mah cuma Adinda seorang" lanjutnya dengan bangga
Dion terlihat berfikir sebelum melontarkan pertanyaan kepada Kari "Kar, waktu lo nembak Dinda. Langsung dijawab apa lo digantung dulu?"
Kari menatap aneh Dion sebelum berkata "Langsung dijawab, kenapa emangnya?"
"Gue ko nembak Kiara gak dijawab-jawab ya" Dion bergumam lesu
Kari yang mendengar gumaman Dion membulatkan matanya terkejut "Lo nembak Kia? Kapan? Dimana? Ko bisa?" Ia bertanya penasaran
"Bisalah, gue juga sebenernya gak sengaja nyatain perasaan. Waktu itu gue cuma kebawa suasana, udah gitu dia lagi keliatan cantik banget. Jadinya gue gak bisa ngontrol perasaan sendiri"
"Udah berapa lama lo digantung sama Kia?"
"Tiga bulan" Kari tertawa geli mendengar jawaban Dion yang terdengar lesu
"Gila! Ngenes banget digantung tiga bulan" Kari berujar masih dengan tawa gelinya, ia tak bisa menghentikan tawanya melihat wajah nelangsa Dion.
Melihat respon yang ditunjukkan Kari, Dion hanya bisa mendengus kesal.
"Lo udah berapa lama jadian sama Dinda?"Kari mengerutkan alisnya mendengar pertanyaan Dion, ia berfikir sebentar sebelum menjawab "Enam bulanan, kenapa?"
"Gapapa" Dion berujar sambil menggelengkan kepalanya "gue doain semoga cepet bubar" lanjutnya dengan santai
Kari mencebik mendengar perkataan Dion "Anjir lo! Jangan gitu dong, hati gue kan udah terpaut sama Adinda"
Dion bergidik geli mendengar jawaban alay Kari
"Halaah! Kemaren siapa yang abis ngegodain si Mona" Dion berkata menyindir, membuat Kari terkekeh kecil"Itu kan cuma bercandaan doang Yon" Kari mencoba membela diri
"Lo masih mau nunggu jawaban Kiara?" Kari bertanya untuk memecahkan keheningan diantara mereka.
Dion hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kari."Mau sampe kapan lo nunggu jawaban dari dia?"
Dion menggeleng "Gak tau, selama hati gue tertuju sama dia maka selama itu juga gue bakal nunggu jawaban dari dia, gu.."
"Gak usah gaya-gayaan melankolis lo" Kari memukul wajah Dion dengan batal sofa yang ada disampingnya, membuat Dion melotot kesal
"Monyet banget emang lo ya! gue lagi susah-susah nyusun kata biar keliatan sedih malah lo ancurin" Dion berseru kesal
"Gak usah dibuat-buat juga hidup lo emang udah menyedihkan" Kari terkekeh diakhir kalimat, membuat Dion mencebik kesal
"Eh, tapi kalo gue perhatiin. Kayanya Kiara juga mulai suka sama lo deh"
"Udah gue duga, mana ada sih cewek yang bisa nolak pesona gue" Dion berujar dengan percaya diri
"Gaya lo! kalo gak ada cewek yang bisa nolak pesona lo, kenapa Kiara belum juga jawab pernyataan lo?" Kari berkata penuh ejekan
"Dia pasti mikirin hubungan kakaknya" Dion berujar santai sambil meminum sirup yang ada dihadapannya
"Lah apa hubungannya?" Kari bertanya bingung
"Lah gue kan adik dari pacar kakaknya Kiara" lagi-lagi Kari dibuat terkejut oleh perkataan Dion
"Maksudnya lo adenya kak Alex?" Kari bertanya tak percaya
"Iya, kenapa emangnya?"
"Gila! Gila! Ini bener-bener Gila!" Kari berteriak takjub "Gimana bisa lo suka sama Kiara? Lo gak mikirin hubungan kakak lo?"
Dion mengerutkan dahinya "Emang kenapa sama hubungan kakak gue?"
"Ya kalo lo pacaran sama Kia, terus hubungan kakak lo gimana?"
"Ya gak gimana-gimana"
"Mana bisa lo pacaran sama Kia sedangkan kakak lo pacaran sama kakaknya Kia?"
"Emang kenapa gak bisa?"
"Masa kakaknya jadian sama kakaknya dan adiknya juga jadian sama adiknya, mana boleh kaya gitu?" Kari berujar gemas
"Emang ada yang larang?" Dion bertanya santai, membuat Kari menatap tak percaya kearahnya
"Gue gak ngerti sama cara pikir lo" Kari berujar sambil menggelengkan kepalanya
Dion menghela nafas lelah sebelum berkata "Gini ya, kita itu kan gak tau siapa yang akan berjodoh. Allah itu maha membolak-balikan hati, kalo sekarang gue suka sama Kiara sedangkan kak Alex punya hubungan sama kakaknya Kiara, terus masalahnya dimana? Toh kakak gue sama kakaknya dia belum nikah. Siapa tau kan justru yang berjodoh itu gue sama Kia, bukan kak Alex sama kak Kinan" Dion terkekeh diakhir kalimatnya
"Tapi kan Kiara belum tentu berfikiran yang sama kaya lo" Dion mengedikkan bahunya mendengar perkataan Kari
"Gue gak mau tau sama pemikiran Kiara. Walaupun nanti kak Alex dan kak Kinan nikah, itu bukan halangan buat hubungan gue sama dia"
"Kenapa bisa gitu?" Kari bertanya penasaran
"Karna yang jadi halangan itu, kalo Allah gak ngizinin gue buat bersatu sama dia" Kari mendengus mendengar ucapan Dion
"Ya semoga aja, Allah gak ngizinin lo bersatu sama Kia"
"Emang dasar temen bangke!" Kari tertawa mendengar umpatan Dion, ia tak tau bagaimana akhir kisah Kiara dan Dion.
Kari hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Feelings
Teen FictionKiara tak pernah merasa bahwa hidupnya berarti, karena orang tuanya yang seakan tak perduli. Hingga ia bertemu dengan Dion "Cowok konyol" yang menimbulkan rasa tak suka pada pertemuan pertama mereka di pesta kakaknya. Tapi siapa sangka, cowok yang a...