Bayangan Kiara tentang pagi tenang diakhir pekan runtuh sudah saat melihat siapa yang kini berdiri di depan pintu rumahnya.
Ia mendengus kesal sebelum bertanya
"Mau ngapain lo kesini?""Gue abis lari nih Ki" lagi-lagi Kia mendengus mendengar jawaban tidak nyambung dari orang yang ada dihadapannya
"Gue gak nanya" Kia akan menutup pintu rumahnya, namun tangan Dion menghalangi
"Ehh tunggu dulu, main ditutup aja sih Ki" Dion mengeluarkan protesannya
"Emangnya lo tuh mau ngapain sih?" Kia bertanya kesal
"Minta minum" Dion memasang wajah memelasnya
"Gak ada air dirumah gue" lagi tangan Dion menghalangi Kia yang akan menutup pintu
"Pelit banget sih Ki. setetes juga gapapa dah, yang penting tenggorokan gue kena air" Dion berkata dengan nada memohon
"Lo basahin aja pake air liur lo" Kia berkata ketus, membuat Dion mencebikkan bibirnya
"Ki, gue lupa bawa duit"
"Gue gak perduli"
"Ki, gue lari jauh loh Ki" Dion merengek seperti anak kecil
"Ki" Kia berdecak kesal melihat tampang memelas Dion, ia membuka lebar pintu rumahnya, memberi izin Dion untuk masuk ke dalam rumah.
Dion tersenyum senang, tanpa diperintah ia mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, membuat Kia mendengus kesal.
Rasanya Kia sudah terlalu banyak mendengus pagi ini.
ia berjalan menuju dapur, meninggalkan Dion yang sedang sibuk memperhatikan dinding ruang tamunya"Nih" Kia menyerahkan segelas air jeruk yang diterima Dion dengan mata berbinar.
Ia yang melihat Dion menandaskan minumannya dengan semangat hanya bisa menggelengkan kepala
"Ko lo gak ada disana?" Dion bertanya setelah menyerahkan gelas kosong ketangan Kia sambil menunjuk foto keluarga yang terpajang didinding ruang tamu
"Belum lahir" Kia berkata jutek, membuat Dion mengerutkan alisnya bingung
Kia sudah akan melangkah kembali ke dapur, namun langkahnya terhenti saat melihat bu mimin menghampirinya
"Ada apa bu?"
"Itu neng, sarapannya sudah siap" Kia mengangguk mendengar jawaban dari bu mimin
Ia menoleh ke arah Dion yang tiba-tiba berdiri
"Lo kenapa? Mau pulang? Gih sana! Tuh pintunya masih terbuka lebar" Kia berkata sambil menunjuk kearah pintu, namun dahinya mengerut saat melihat Dion menggeleng"Mau ikut sarapan" Kia menggeleng keras mendengar perkataan Dion
"Gak ada sarapan buat lo, udah di kasih hati minta jantung lo ya!" Kia berujar penuh emosi
"Kalo lo udah kasih hati ke gue, gue gak mungkin susah payah berjuang sekeras ini Ki" Dion berujar dramatis
"Bagus kalo lo udah tau susahnya berjuang, jadi lo gak mudah melepaskan sesuatu yang udah lo perjuangkan" Kia mengucapkannya dengan santai, membuat Dion menaikkan sebelah alisnya
"Gue bukan orang yang mudah melepaskan Ki, apalagi untuk mendapatkannya butuh usaha yang besar. Gue akan jaga dan mempertahankannya sekuat yang gue bisa" Kia tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan, tapi mendengar Dion berkata seperti itu, ada sesuatu yang menggelitik didalam dirinya, ia merasa bahagia.
Kia menggelengkan kepalanya, mengusir pemikiran-pemikiran bodoh yang berputar disana.
Ia menatap aneh ke arah Dion
"Lo ngomong apaan si?"Dion mengedikkan bahunya, sebelum menjawab "kan lo duluan yang mulai"
"Gue?" Kia menunjuk dirinya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
About Feelings
Teen FictionKiara tak pernah merasa bahwa hidupnya berarti, karena orang tuanya yang seakan tak perduli. Hingga ia bertemu dengan Dion "Cowok konyol" yang menimbulkan rasa tak suka pada pertemuan pertama mereka di pesta kakaknya. Tapi siapa sangka, cowok yang a...