Kia duduk termenung di meja belajar setelah meminum obat yang dibelikan Dion. Dari banyaknya obat dan vitamin yang cowok itu berikan, ia hanya meminum obat pereda sakit kepala dan vitamin C
Dion terlalu banyak membelikan Kia obat yang Kia sendiri tidak tau itu obat untuk apa. Kia jadi berfikir, sebenarnya Dion itu membelikannya obat agar ia sehat atau overdosis ya?
Kia tertawa kecil saat mengingat semua tingkah Dion, ia senang dengan kehadiran cowok itu dihidupnya. Perasaan yang Kia miliki untuk Dion berbeda dengan perasaan yang Kia miliki untuk kak Alex. Benar apa kata Dinda, bahwa rasa Kia untuk kak Alex hanya perasaan kagum biasa dan Kia harus mengakui kalau kali ini ia benar-benar jatuh cinta dengan Dion.
Kia ingat, beberapa minggu yang lalu saat dirinya mendapatkan tamu bulanannya disekolah, Dion yang mengambilkannya pembalut dibagian tata usaha tanpa rasa malu dan dia juga yang membawakan air hangat untuk meredakan nyeri diperutnya. Kia sangat malu jika mengingat hal itu
Dion dan segala perhatiannya yang Kia suka
Kali ini biarkan Kia bersikap egois
jika Dion saja bisa mementingkan perasaannya tanpa harus mempedulikan hubungan kak Alex dengan kak Kinan, maka Kia juga bisa melakukan hal yang sama.
Semoga saja, Kia tidak mengambil keputusan yang salah
¤¤¤¤
Saat ini, Dion Kari dan ketiga teman Kiara sedang berada di kantin. Dengan makanan masing-masing yang tersaji diatas meja, mereka mengeluhkan mengenai waktu ujian yang semakin dekat
"Gue gak ngerti lagi deh sama waktu, perasaan baru kemaren gue masuk sekolah ini masa tiba-tiba udah mau lulus aja" Ranti berujar sambil menusuk-nusuk bakso dengan garpu yang ada ditangannya
"Gue juga gak ngerti lagi sama lo Ran, perasaan dari pertama kali gue kenal sama lo sampe sekarang lo masih aja jadi jomblo"
"Lah anjiir" Ranti mengumpat mendengar perkataan Dinda, membuat yang lainnya tertawa geli
"Tapi ia juga sih, gak berasa tinggal beberapa bulan lagi kita bakalan lulus. Semoga aja kalo kita lulus, kita gak saling melupakan ya" Dina berujar penuh harap yang diamini oleh temannya yang lain
"Woy, kita lulus masih beberapa bulan lagi. Ngapa lo murungnya sekarang?" Kari menyenggol bahu Dion yang sedari tadi terlihat murung
"Ck, galau gue Kia gak masuk sekolah. Sekolahan tuh berasa sepi kalo gak ada dia" perkataan Dion membuat yang lainnya memutar malas bola matanya
Dion itu kalau lagi kumat alaynya suka keterlaluan
"Gak usah lebay deh Yon, kita kan bisa jenguk dia" Dinda berujar kesal
"Emang boleh gitu?" Pertanyaan Ranti membuat yang lainnya terdiam. Selama berteman dengan Kia, mereka tidak pernah sekalipun berkunjung kerumah gadis itu. Alasannya jelas, karna Kia tidak pernah mengijinkan mereka untuk main kerumahnya
"Bolehlah" Dion berkata antusias "siapa juga yang ngelarang" lanjutnya tak acuh
"Yakin?" Dina bertanya memastikan
"Yakiin, pokonya pulang sekolah kita jenguk dia" putus Dion
"Oke, lagian ada Dion ini" perkataan Kari disetujui yang lainnya, mereka sudah memutuskan kalau sepulang sekolah mereka akan menjenguk Kia dikediamannya.
¤¤¤¤
Kia menggeliat saat mendengar ketukan dipintu kamar. Siapa sih yang berani mengganggu waktu istirahatnya? Bikin Kia kesal saja.
Ia melihat kearah jam dinding yang ada dikamarnya, jarum pendek menunjuk ke angka tiga, ternyata Kia sudah tertidur cukup lama. Dengan langkah malas Kia berjalan untuk membuka pintu kamar.
"Ada apa bu?" Kia bertanya saat melihat bu Mimin yang ada dihadapannya
"Itu neng, ada temennya dibawah" ujar bu Mimin memberitau
"Temen Kia?" Kia bertanya heran
"Iya neng" Kia mengangguk mendengar jawaban bu Min
"Tolong suruh tunggu sebentar ya bu, Kia ganti baju dulu" bu Mimin melangkah meninggalkan Kia setelah berkata iya
Kia melangkah menuruni tangga, ia menghentikan langkahnya saat sampai dianak tangga terakhir. Ia sudah memutar balik tubuhnya untuk kembali ke dalam kamar, namun langkahnya terhenti saat orang yang ada diruang tamu memanggil namanya.
Kia mendengus kesal, ia menyesal menemui orang yang mengaku-ngaku sebagai temannya. Dengan langkah malas, Kia berjalan menghampiri orang itu.
"Gimana keadaan lo Ki, udah sehatan?" Bagas bertanya saat Kia sampai dihadapannya
"Mau ngapain lagi lo kesini?" Kia bertanya ketus tanpa menjawab pertanyaan cowok itu
"Ketemu sama lo" Bagas berkata singkat, pandangannya fokus menatap Kia
Kia tersenyum sinis, tidak tau malu sekali cowok yang ada dihadapannya ini
"Mending lo keluar!! karna jujur, gue males banget ketemu sama orang kaya lo" ujar Kia sinis
Bagas tersenyum simpul, sadar dengan siapa ia berhadapan saat ini. Kia adalah mantan pacarnya yang keras kepala dan sangat sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain.
Ia mendesah pasrah sebelum berkata "Gue mau minta maaf sama lo Ki"
"Maaf?" Kia bertanya sinis "Maaf lo itu gak bikin gue lupa sama kejadian dua tahun yang lalu Gas" lanjutnya dengan emosi
"Apa lo tau gimana malunya gue? gimana terhinanya gue saat orang-orang mandang rendah ke arah gue? gimana sakit hatinya gue waktu pacar lo ngatain gue pake bahasa-bahasa kasarnya? Apa lo tau gimana perasaan gue Gas? Gak! Lo gak tau!"
"Terus apa yang lo lakuin? Lo gak ngebela gue, lo gak ngelakuin apapun buat ngelindungin gue!! Lo buat seakan-akan gue yang salah, gue yang keliatan rendahan karna rela jadi selingkuhan lo!! padahal gue sendiri gak tau kalo lo punya hubungan sama orang lain. Lo itu cuma bajingan pengecut yang selalu gue sesali kehadirannya dihidup gue!" Kia berteriak marah
Bagas terdiam, ia tau semua terjadi karna kesalahannya. Dan karna itu, ia terus merasa bersalah hingga saat ini
Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengumpulkan keberaniannya agar bisa bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada Kiara. Dan kini, ia sudah tak tau lagi bagaimana cara mendapatkan maaf dari gadis itu
"Ki, apa yang harus gue lakuin supaya lo bisa maafin gue?" Bagas bertanya pasrah
"Pergi dari sini!" Kia berkata penuh penekanan, ia bangun dari duduknya dan melangkah menghampiri Bagas yang duduk di sebrangnya
Dengan paksa Kia menarik tangan Bagas agar keluar dari rumahnya, namun Bagas tetap bertahan pada posisinya. Hal itu membuat Kia menarik tangan Bagas lebih keras lagi, tapi yang terjadi justru Kia yang tertarik kedepan dan menabrak tubuh Bagas yang masih duduk diatas sofa. Kia membulatkan matanya terkejut
Belum sempat Kia bangkit, sebuah seruan keterkejutan terdengar dari arah pintu
"Bagas" mereka menoleh ke asal suara, didepan pintu yang terbuka Kia melihat Dinda dan ketiga temannya yang lain tengah memandangnya dengan ekspresi terkejut
Pandangan Kia jatuh pada satu-satunya orang yang menampilkan ekspresi datar disana. Untuk pertama kalinya, Kia melihat ekspresi seperti itu di wajah Dion.
Hal itu membuat Kia menciut, ia merasa ingin mengubur dirinya saat ini juga.
Kia bersumpah, ini semua terjadi karna Bagas. cowok playboy yang selalu membuat Kia berada diposisi terhina.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Feelings
Teen FictionKiara tak pernah merasa bahwa hidupnya berarti, karena orang tuanya yang seakan tak perduli. Hingga ia bertemu dengan Dion "Cowok konyol" yang menimbulkan rasa tak suka pada pertemuan pertama mereka di pesta kakaknya. Tapi siapa sangka, cowok yang a...