8. Rencana Pendekatan

28 13 0
                                    

Kia mengucapkan salam saat memasuki rumah, ia melihat kedua kakak dan orang tuanya sedang berkumpul diruang tamu.

Tumben sekali orang tuanya sudah ada dirumah saat jam baru menunjukkan pukul 14:35.

Kia berjalan kearah mereka, kemudian menyalami satu persatu yang ada disana.

"Bukan harusnya abang balik ke Yogyakarta hari ini?" Kia bertanya saat Ken menarik Kia untuk duduk disampingnya

"Iya, habis maghrib abang berangkat. Sekalian Kinan, ayah sama bunda juga ikut, Kinan mau weekend disana katanya" Kia mengangguk mendengar perkataan Ken

"Kamu gak mau ikut?" Ken bertanya

Kia melihat kearah orang tuanya yang sedang asik berbincang dengan Kinan, orang tuanya saja tidak mengajaknya jadi untuk apa Kia ikut.

Kia kembali menatap abangnya kemudian menggeleng untuk menjawab

"Enggak deh bang, Kia dirumah aja. Kia ke kamar dulu ya bang" Kia pamit untuk kemudian melangkah kekamarnya
.
.
Kia merebahkan tubuhnya dikasur setelah menunaikan sholat ashar, ia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru cerah.

Sering kali orang tua dan kedua kakaknya pergi liburan bersama namun Kia tak pernah ikut serta, kakaknya memang selalu mengajak Kia untuk bergabung tapi Kia selalu menolaknya.

Kia tidak ingin bergabung jika bukan orang tuanya sendiri yang meminta, namun hingga kini orang tuanya tak pernah memintanya untuk ikut serta dan mungkin seterusnya akan begitu.

Kia mendesah keras, ia sudah lelah dengan semua rasa iri yang dia miliki, namun takkan mudah juga untuk menghilangkannya jika ia terus diperlakukan berbeda seperti ini.

"Kia, abang boleh masuk?" Kia terduduk saat mendengar ketukan pintu diiringi suara abangnya, ia melangkah, membuka sedikit pintu kamarnya dan mengulurkan kepalanya dari celah pintu yang terbuka.

"Kenapa?" Kia mendongakkan kepala untuk menatap Ken

"Abang boleh masuk gak?"

"Enggak" Kia menggeleng keras menjawab pertanyaan Ken

"Abang mau bicara sama kamu"

"Yaudah" Kia menjawab santai membuat Ken gemas

"Ya masa kaya gini sih Ki, kamu itu serem banget loh cuma keliatan kepalanya doang" Kia mencebik kesal mendengar perkataan abangnya

"Abang mundur" Ken mengerutkan dahi bingung, namun ia menuruti perintah Kia.

Kia keluar dengan menyelinapkan tubuhnya di celah pintu yang terbuka, kemudian ia segera menutup pintu kamar yang ada dibelakangnya.

Ken menggelengkan kepalanya
"Abang gak pernah larang kamu keluar masuk kamar abang loh Ki" Kia meringis mendengar ucapan Ken, ia memang tidak suka jika ada orang lain yang menginjakkan kaki dikamarnya

"Kamar itu daerah pribadi, salah abang sendiri yang gak pernah larang Kia" Kia menjulurkan lidahnya membuat Ken mendengus kesal.

"Besok-besok, jangan pernah lagi masuk ke kamar abang!" Ken berkata dengan nada mengancam, membuat Kia terkikik geli

"Cieee ngambek" Kia menggoda sebelum melanjutkan "udah ah, tadi katanya abang mau ngomong sama Kia"

Ken mengedikkan bahunya sebelum menjawab "abang cuma mau pamitan sih"

"Pamit? Loh abang bilang berangkatnya habis maghrib, ini baru jam setengah lima loh bang"

"Kinan mau mampir kerumah Alex dulu katanya" Kia mecebik kesal, untuk apa juga Kinan kerumah Kak Alex? Mau liburan kan tinggal pergi, tak perlu pakai singgah ke rumah kak Alex. Kalo Kinan kerumah kak Alex berarti dia akan bertemu dengan Dion dong

About FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang