15. Munculnya Si Playboy

17 5 0
                                    

Kia memasuki rumah dengan langkah gontai, kepalanya benar-benar pusing, tubuhnya juga terasa lemah. Ia merasa limbung, namun sepasang tangan menahan bahunya agar tidak terjatuh.

"Ki, lo baik-baik aja?" Kia mendongak menatap orang itu

Ia mengedipkan mata untuk memastikan pengelihatannya. Kia tak mungkin salah, orang yang ada dihadapannya ini adalah laki-laki yang menjadikan dirinya sebagai selingkuhan.

Iya! Laki-laki yang saat ini menolongnya adalah mantan pacar Kia yang super playboy itu. Kia tak habis fikir, bagaimana bisa orang ini ada dirumahnya?

Kia mendorong orang itu agar menjauh darinya. Belum sempat Kia mengeluarkan sumpah serapah, ia merasakan kepalanya berdenyut nyeri, bumi yang dipijaknya seakan berputar membuat pandangan Kia menjadi buram dan tak lama kemudian, Kia kehilangan kesadarannya.

¤¤¤¤

Dion sedang dalam perjalanan kembali ke apotek setelah mengantar Kia. Niatnya ia akan mengantar Kia hingga kedalam rumah, namun Kia melarang dengan alasan bahwa orang tuanya mungkin saja sudah berada dirumah.

Dion hanya bisa menyetujui, setidaknya ia sudah memastikan Kia sampai dirumah dalam keadaan selamat.

Setelah membayar ongkos taxi, Dion berjalan menghampiri motornya. Ia sempat melihat wanita bermasker tak jauh dari taxi yang menurunkannya, menatap dalam kearahnya.

Mulanya Dion tak perduli, namun saat ia merasa wanita itu terus memperhatikannya, Dion mulai merasa curiga. Apalagi, wanita itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Dion sudah akan menghampiri wanita itu, tetapi gagal karna wanita itu lebih dulu masuk ke dalam angkutan umum.

Dion mendesah keras, ia merasa tak asing dengan mata wanita itu atau mungkin itu hanya perasaannya saja? Andai Dion bisa melihat wajahnya, mungkin ia tak akan sepenasaran ini.

Tak mau ambil pusing, Dion lebih memilih menaiki motornya dan kembali ke rumah.

¤¤¤¤

Kia membuka mata saat kesadarannya muncul. Ia menatap sekelilingnya, merasa asing dengan ruangan yang ia tempati.

Kia ingat, tadi ia melihat Bagas dirumahnya kemudian ia mendengar teriakan bunda yang menyebutkan namanya sebelum ia kehilangan kesadaran, atau mungkin ia hanya berhalusinasi ya?

Untuk apa juga Bagas dirumahnya? Lalu mana mungkin juga bunda meneriaki namanya? Selama ini kan nama yang selalu bunda sebut hanya Kinan dan Ken

Ini pasti karna Kia sedang tidak sehat, fikirannya pun jadi tidak sehat.
Jujur saja ini pertama kalinya Kia sakit hingga kehilangan kesadaran, maksudnya hingga ia pingsan. Mungkin benar apa kata Dion, ia terlalu memaksakan diri hingga menjadi seperti ini.

Kia menoleh saat mendengar suara pintu terbuka
"Kamu udah sadar?" Kinan melangkah mendekati Kia sambil membawa nampan berisi teh dan semangkuk sup

Kia hanya menjawab dengan anggukkan, Kinan menaruh nampan diatas nakas lalu ia duduk disamping Kia.

"Tadi pas kamu pingsan, bunda khawatir banget sama kamu" Kia mengerutkan alisnya mendengar perkataan Kinan

"Bunda?" Kia bertanya tak percaya

"Iya, ini sampai buatin sup untuk kamu" Kia menatap takjub sup yang ada di atas nakas, masa iya bundanya mengkhawatirkannya? Sulit dipercaya

"Temen kamu juga khawatir banget sama kamu"

"Temen?" Kia bertanya bingung "temen yang mana?"

"Yang tadi nolong kamu, dia juga loh yang bawa kamu ke kamar kakak" Kia termenung mendengar ucapan Kinan

Yang menolong Dirinya? Maksudnya Bagas? Berarti yang tadi itu bukan halusinasi ya? Jadi teriakan bunda yang didengarnya itu nyata? Berarti apa yang dikatakan kakaknya juga benar, bahwa bunda mengkhawatirkan dirinya.

ahhh,, Kia bahagia mendengar hal itu.

"Kamu kenapa ketawa-tawa kaya gitu?" Kia menggeleng untuk menjawab pertanyaan Kinan, ia mengambil sup yang ada di nakas dan memakannya perlahan

"Seneng ya digendong sama cowok ganteng?" Kia tersedak mendengar godaan kakaknya

"Dia gendong aku?" Kia bertanya tak percaya setelah menandaskan teh manis hangat miliknya

Kinan hanya mengangguk menjawab pertanyaan Kiara

"Berani-beraninya tuh cowok sentuh-sentuh gue!" Kia mendesis kesal

"Kenapa Ki?" Kinan bertanya bingung

"Harusnya biarin aja aku geletak dilantai dari pada harus disentuh sama cowok itu kak, aku gak ikhlas kak aku gak ikhlaaass!!" Kia berteriak kesal, membuat Kinan menatap aneh dirinya

"Loh? Dia itu kan nolongin kamu Ki"

"Bodo amat! Pokoknya gak ikhlas disentuh-sentuh dia, sebeell iihh" Kia berujar kesal sekaligus gemas, membayangkannya saja membuat Kia marah

"Sekarang tuh cowok ada dimana?"

"Udah pulang, tadi dia nungguin kamu lumayan lama"

"Bagus deh, kalo perlu gak usah kesini lagi. Ngapain juga sih dia datang kesini?" Kia menggerutu kesal

"Kamu itu aneh, didatengin temen lama ko malah kesel?" Kinan bertanya heran

"Dia bukan temen aku" Kia menekan setiap katanya

"Gak boleh gitu, dia itu rela loh naik turun tangga sambil gendong kamu"

"Naik turun tangga?" Kia mengerutkan alisnya

"Iya, tadinya kamu itu mau dibawa ke kamar kamu, tapi berhubung kamarnya dikunci jadi dia turun lagi untuk naro kamu dikamar kakak" Kia mendengus mendengar penjelasan Kinan, paling juga Bagas melakukan itu hanya agar terlihat baik di depan keluarganya.

Cowok itu kan pintar bersandiwara, dulu saja waktu memikat Kia ia mengaku sebagai laki-laki single, tapi ternyata pacarnya bertebaran dipenjuru kota. Sungguh, Kia merasa bodoh bisa tertipu oleh cowok itu. Bisa-bisanya ia terpikat dengan cowok yang memiliki kekasih lebih dari satu. Kia malu mengakui bahwa ia pernah memiliki mantan seperti Bagas

Lagi pula untuk apa juga cowok itu muncul lagi dihadapannya? apa cowok itu lupa kalau dua tahun yang lalu Kia meminta agar cowok itu tak pernah lagi memunculkan wajahnya dihadapan Kia. Kia muak melihat wajah cowok itu.

Bukan hanya karna dijadikan selingkuhan yang membuat Kia sangat membenci Bagas, tapi karna Bagas membuat Kia dipermalukan di depan banyak orang oleh pacarnya yang lain saat mereka tidak sengaja bertemu disalah satu pusat perbelanjaan yang ada dijakarta.

Kia merasa terhina, lebih terhina lagi saat Kia tau bahwa wanita yang melabraknya memiliki hubungan lebih dulu dengan Bagas dibandingkan dirinya.

Sejak saat itu, Kia benar-benar tidak mau lagi melihat Bagas. Kia benci Bagas, sangat sangat membenci cowok itu.

Dan sekarang, untuk apa cowok itu datang kerumahnya? Apa yang cowok itu inginkan hingga ia nekat menginjakkan kaki dirumahnya ini?

About FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang