10. Pengakuan

31 11 1
                                    

Malam ini langit begitu kelam, tak ada satupun sinar yang terpancar.
Angin yang berhembus kencang seperti pertanda akan turun hujan.

Dion tak beranjak dari balkon kamarnya walaupun tubuhnya mulai merasa kedinginan, banyak hal yang berkecamuk dihatinya dan banyak sekali pertanyaan yang berputar dikepalanya.

Ia butuh jawaban juga sesuatu yang mungkin bisa menenangkan. Menghela nafas kasar, ia menatap langit yang mulai menumpahkan rintik hujan.

"Kamu belum tidur?" Dion menoleh keasal suara, ia tersenyum lalu menarik tangan orang itu untuk duduk disampingnya

"Dion rindu seseorang" ia berkata dengan nada lemah

"Dion ingin bertemu"

"Dan Dion ingin menanyakan alasannya" lanjutnya dengan suara bergetar

Mamahnya tersenyum lembut, menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Dion lalu mengusap kepalanya dengan sayang untuk kemudian menarik Dion kedalam pelukannya.

"Mamah juga rindu" mamahnya berkata pelan "mamah juga ingin bertemu" lanjutnya dengan mata berkaca-kaca

"Mamah tau alasannya?"

"Karna dia sayang kamu" mamahnya menjawab pertanyaan Dion dengan tenang

"Dia gak mungkin ninggalin Dion kalau memang dia sayang sama Dion" Dion berkata kesal sambil melepaskan pelukan sang mamah

Mamahnya tersenyum sebelum menjawab "setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengungkapkan rasa sayangnya, meninggalkan bukan berarti ia tidak sayang begitu juga jika tetap bersama bukan berarti ia memiliki rasa sayang. Banyak orang yang memilih pergi karna mereka terlalu mencintai dan beberapa orang memilih bersama karna sebuah keterpaksaan. Kita hanya perlu melihat dari sudut pandang yang berbeda, bukan terpusat dengan rasa sakit yang kita punya. Mamah yakin, dia pergi karna dia terlalu mencintai kamu"

"Tapi Dion gak yakin"

"Kalau begitu, kamu temui dia!"

"Hah??" Dion menatap mamahnya dengan raut bingung

"Kita cari dan temui dia, agar kamu bisa yakin dengan perkataan mamah"

"Caranya? Kita bahkan gak tau dia ada dimana?"

"Kita hanya perlu berdoa dan berusaha, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah mengkehendaki. Kita pasti bisa bertemu dengan dia" mamahnya tersenyum menyemangati

Dion memeluk mamahnya dengan sayang "makasih mah" ia bergumam sebelum melepaskan pelukannya

"Lalu bagaimana?" Dion menatap mamahnya yang tersenyum ceria dengan raut bingung

"Kita.. cari.. dia?" Dion menjawab dengan nada tidak yakin

"Bukan, ini bukan tentang dia tapi tentang gadis yang kamu suka" perkataan mamahnya membuat Dion menggaruk tengkuknya salah tingkah

"Apaan sih mah, gadis yang mana coba?"

"Itu loh, yang tadi pagi bikin kamu ketawa-ketawa sendiri"

"Mamah apaan sih?"

"Diterima gak?" Mamahnya bertanya dengan nada menggoda

"Mamah gak jelas nih, udah mending mamah tidur aja hujannya makin lebat" mamahnya tersenyum geli melihat Dion yang salah tingkah

"Ciee Dion lagi jatuh cinta" mamahnya mencolek dagu Dion sambil tersenyum menggoda

"Mah, mending balik kekamar aja deh. Kasian tuh papah gaada yang ngelonin" Dion berujar kesal, membuat sang mamah tertawa geli.

About FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang