Seseorang memanggil Nadin, gadis itu menoleh ke temannya.
Dia mengatakan ada yang mencari Nadin. Kedua alis Nadin bertaut penasaran.
Dia terkejut menemukan Yura.
Selama ini mereka saling mengenal namun tidak sedekat, berinteraksi tidak pernah. Paling hanya singkat saja. Seperti menyapa dan mengucapkan selamat.
“ Nadin, kamu ikut TOEFL kan?” Tanya Yura mengajak Nadin duduk – duduk di sekitar taman yang menyajikan pemandangan air mancur kebanggaan sekolah.
“ Iya. Bukannya besok tes-nya.”
“ Makanya aku cari kamu buat persiapan besok. Terus kita duduk disini sambil nunggu teman – teman. Kok lama sekali?” Gumam Yura menjelajahi penjuru taman.
“ Tidak bareng Riko?” Tanya Nadin.
“ Riko hari ini tidak masuk kata anak – anak sekelasnya. Tidak tahu alasannya. Tidak mungkin besok dia tidak jadi ikut.”
“ Eh Ra, itu mereka.” Tuding Nadin ke anak – anak. Mereka berdua melambai, meminta mereka segera mendekat.
“ Besok bagaimana?” Tanya anak laki – laki berambut cepak.
“ Kita bikin surat dispen, sekalian kasih bukti kayak semacam brosur atau...” Usul Talitha sambil berpikir.
“ Tadi pagi Miss Sandra kasih tau ke aku biar urusan dispen yang urus dia. pihak sekolah pasti percaya sama Miss Sandra, kalau kita – kita yang mengajukan agak meragukan.” Kata Meri.
“ Ya sudah. Ingat ya jam sepuluh.” Kata Yura sekali lagi memperingatkan.
Mereka semua mengiyakan sebelum kembali ke kelas, Nadin dan Yura masih duduk – duduk di taman dalam keadaan diam.
Nadin bingung mau berbicara apa selagi mereka tidak dekat tetapi ini pertama kalinya mereka dekat.
“ Misalnya Riko tidak masuk, bisa menjadi masalah. Semoga saja Riko masuk, soalnya dia yang membagikan formulir dan memiliki hubungan dengan panitia.”
Di sisi lain Nadin terus berpikir, menerka alasan Riko tidak masuk pada hari ini. dan akhirnya dia menemukan jawaban.
Semenjak mereka bergabung dalam bimbingan belajar, Riko selalu tidak hadir pada suatu tanggal yang membuat Nadin kesepian. Menurut Nadin, Riko merupakan teman satu – satunya dari sekian banyak anak perempuan yang bergabung dalam bimbel tersebut.
“ Pak Sef, Riko memangnya mengapa? Kok tidak masuk.” Tanya Nadin ketika yang lain sudah pulang. Pak Sef meminta Nadin mendekat.
“ Jangan kasih tahu teman – teman yang lain, ingat tidak ini tanggal berapa? Orang tua Riko selalu mengantar Riko berobat. Mereka sedang berjuang mengusir penyakitnya.”
Telak penyakit Riko tidak akan diucapkan bahkan dipikirkan Nadin. Segalanya bisa membuat mereka perlahan memudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite thing
Short Story"Jangan sia - siakan hal yang kita suka", Kata - katanya membuat Nadin terdiam.