“ Nadin, kamu nanti mau dispen toefel?” Tanya Vina yang tampak kesulitan mengeja kata.
“ Ternyata benar dugaanku, kamu ikut TOEFL.” Sela Wawa yang baru datang dari kantin lalu merapikan bangkunya yang terletak di belakang bangku Nadin dan Vina.
“ Mengapa kamu tidak ikut? Dapat ijazah loh, biar gampang masuk kuliah.” Timpal Nadin.
Wawa langsung menggeleng kencang, “ Tidak bisa.”
“ Awas jangan pesimis.” Kata Nadin sebelum berbalik, hendak fokus ke ponselnya.
“ NADIN!!!, dicari Riko!.” Panggil teman laki – lakinya yang seperti biasa saat istirahat nongkrong di teras kelas.
“ Kamu kemarin tidak masuk?”
“ Izin ke Solo, saudara nikah. Mau bagaimana lagi? kalau tidak datang tidak enak.” Kini mereka mencari tempat menunggu anak – anak yang masih perjalanan dari kelasnya masing – masing menuju lobby sebelum menemui Miss Sandra yang nantinya akan menyatakan surat dispen sebanyak 20 anak.Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan, setengah sepuluh nanti mereka harus sudah sampai sana. Lokasi TOEFL lumayan jauh, memakan waktu 20 menit bila jalan tidak terkena macet.
“ Oh.”Nadin tahu, Riko sedang berbohong. Tetapi ia tidak ingin mengumbar masalahnya pasca rahasia tentang; penyakit Riko dibocorkan oleh Pak Sef khusus dirinya.
“ Riko, mengapa kemarin tidak masuk?” Tanya Yura bersama teman satu kelasnya. Dia menyapa Nadin lalu kembali menatap Riko.
“ Izin datang pernikahan saudara.” Sahut Riko tersenyum geli.
“ Hey, kalian sudah pada kumpul? Ada tiga anak yang belum datang.” Tanya Miss Sandra membawa beberapa lembar surat dispen yang nantinya akan diserahkan ke kelas mereka masing – masing.
“ Tuh mereka.” Sahut seorang gadis menunjuk tiga gadis yang perawakannya lebih muda dari mereka. Mereka adalah peserta kelas sepuluh dari 8 anak di sekolah ini.
“ Ya sudah. Ini saya bagikan untuk kalian. Serahkan kepada guru pengajar kalian masing – masing. Lima menit kemudian kita harus stand by di lobby lagi.” Kata Miss Sandra memberi intruksi pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite thing
Short Story"Jangan sia - siakan hal yang kita suka", Kata - katanya membuat Nadin terdiam.