: TWELVE :

2 1 0
                                    

“ Wow, tidak nyangka nilai kita berdua termasuk tertinggi. Padahal sebagian soal ada yang aku jawab asal.” Kata Riko dengan mata berbinar.

Sepulang sekolah, mereka masih menetap di lobby. Tempat favorit mereka semenjak mereka mulai dekat. Riko dan Nadin sama – sama memegang ponselnya masing – masing.

“ Bagaimana besok minggu kita merayakan keberhasilan kita di suatu tempat.” Usul Nadin.

“ Ayo.”

“ Kalau bisa ke Tangerang, aku bakal kasih tahu tempatnya. Kita berangkat ke sana bareng abang aku. Tapi pulangnya kita naik kereta.”

Only us?.”

“ Kalau ramai – ramai aku jadi tidak enak sama abang.”

“ Tidak apa – apa, waktu merayakan kelulusan, kita memutuskan ke rumah makan lesehan cuma  berdua.”

“ Hahaha, dekat bimbel yang itu ya. Sudah lama kita tidak ke sana.”

“ Terus ke sana kita ngapain?”

“ Rahasia Rik.”

“ Jangan bikin aku kepo Na.”

“  Kamu pakai kepo segala.”

Telak terciptanya gelak tawa di antara mereka berdua. Riko beralih menyalakan ponsel, memilih lagu Yard untuk didengarkan dan mengisi kesunyian sekolah yang menyisakan beberapa siswa.

Hari ini kelas 12 tidak ada tambahan pelajaran dikarenakan guru – guru sedang menggelar rapat perihal jelang ujian nasional.

“ Kamu suka lagu ini?” Tanya Nadin memiringkan kepalanya.

“ Suka, maknanya hebat. Tidak neko – neko. Apalagi image penyanyi yang selalu ditunjukkan baik. Beda dengan yang lain. Aib mereka hampir tak terlihat di depan umum.” Gumam Riko.

“ Andai aku bisa melihat konsernya yang akan tampil sebentar lagi. Namun masalah biaya, sepertinya aku harus fokus ke bangku kuliah.”

Lanjutnya dengan bibir bergetar, seolah kalimat yang ia keluarkan tadi bukanlah kalimat kalimat yang ingin dia ucapkan sayangnya Riko tidak rela.

Sementara kalimat sesungguhnya kini terlampir di pikiran Nadin. Dia menatap Riko prihatin, mengambil kesimpulan mengenai kalimat Riko.

Penyakit yang diderita Riko adalah penentu kematian. Nadin dapat menebak keberadaan Riko di sini tidak lama lagi.

Riko tidak mampu membeli tiket konser idola kesukaannya. Bukan urusan kuliah tetapi pengobatan yang dia lakukan hingga dia mendapatkan pendonor.

Favorite thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang