Sebelum baca minta ⭐️ dulu ya..
Enjoy..
================
Disuatu kelas terdengar keributan yg mengganggu kelas lainnya. Terdengar suara olok-olokkan, tertawa yg mengejek, dan kata-kata ejekkan. Terlihat seorang anak perempuan yg menangis sesegukkan di pojok kelas dengan tangan yg terlipat mengitari kakinya yg tertekuk. Teman-teman sekelasnya sedang melemparkan berbagai benda yg tidak pantas dikepala gadis itu, tidak mengindahkan tangisan pilu gadis tersebut. Suara pintu yg dibuka, membuat semuanya bergegas untuk kembali ketempat masing-masing.
"Awas kalau mengadu ke guru!"
Ancam salah satu anak kepada gadis yg menangis tersebut."Hapus airmatamu, awas saja kalau kau ketahuan menangis."
Ancam anak yg duduk didepannya.Gadis tersebut menunduk menghapus airmatanya dengan tangan gemetar. Ia merapikan rambutnya yg acak-acakkan akibat ulah teman-teman sekelasnya tadi. Lalu ia memakai kacamatanya agar menutupi matanya yg sembab akibat menangis.
Guru kelasnya memasuki ruangan, namun guru tersebut tidak sendirian. Ia membawa seorang anak laki-laki yg membuat teman sekelasnya heboh. Karna bisa gadis itu akui, paras anak laki-laki tersebut sempurna. Bibir merah, rambut rapi, tinggi, dan tatapan dingin yg membius semua orang. Anak laki-laki tersebut merasa dipandang intens oleh seseorang, dan menatap ke arah gadis yg sedang menatapnya, gadis tersebut langsung menundukkan kepalanya dan beralih kepada buku-bukunya.
Namun sedetik kemudian, gadis itu terkejut karna bangku disebelahnya tergeser dan diduduki oleh seseorang. Ia mendongaknya kepalanya dan melihat kesamping. Betapa terkejutnya melihat anak laki-laki tersebut duduk disampingnya padahal dibaris samping bangkunya masih ada bangku kosong.
"Kenapa kau duduk disini?"
Bisik gadis tersebut kepada anak laki-laki itu.Tidak ada jawaban. Anak laki-laki itu hanya memandang datar kedepan. Gadis itu mendesah, ia sudah biasa terabaikan.
"Habis menangis?"
Gadis itu tersentak dengan suara tiba-tiba dari anak laki-laki tersebut. Ia melihat kesamping namun anak laki-laki tersebut tetap memandang kearah depan."Ti.. Tidak."
Jawab gadis itu terbata-bata.Tidak ada jawaban. Hanya senyum tipis yg bisa dilihat dr bibir anak laki-laki itu membuat gadis tersebut bingung.
"Kenapa?"
Tanya gadis tersebut."Jawabanmu sudah menjawab bahwa kau memang pantas diperlakukan seperti tadi."
Jawab anak laki-laki itu.Gadis itu tersentak karna jawaban pedas yg diberikan oleh anak laki-laki disampingnya ini.
Apa tidak cukup banyaknya orang-orang yg menyakitiku hari ini. Kenapa kau tambahkan lagi, Tuhan? - Batin gadis itu meringis dan menahan tangisnya.
"Kau pantas diperlakukan seperti tadi karna kau takut dengan semua ancaman para pecundang-pecundang itu. Kenapa kau tidak mengatakan yg sebenarnya padahal aku bukan gurumu?"
Lanjut anak laki-laki yg menatapnya sekilas itu."Maksudmu?"
Tanya gadis itu."Aku melihatmu tadi yg diperlakukan tidak adil oleh teman-teman sekelasmu. Dan hal itu pernah terjadi kepadaku namun bedanya aku melawan mereka semua. Kau harus hilangkan rasa takutmu agar kau tidak selalu tertindas."
Jawab anak laki-laki itu sambil menatapnya."Aku tidak bisa."
Jawab gadis tersebut sambil menunduk. Meremas-remas roknya dengan tangan.Anak laki-laki itu berdecak,"Aku yg akan membantumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Lawyer
RomanceCalvin Axel Easton adalah seorang pengacara muda terkenal dan pewaris Easton Empire, dia seorang ceo, lawyer, kaya, tampan, pintar bahkan jenius, jujur dlm segala kasus pengadilan yang dia tangani, wajahnya dimana2 karna menjadi pengacara muda yg se...