PART 15

2.4K 147 9
                                    


Happy Reading

Sulit untuk kita manusia yang ingin memaafkan orang lain, kita akan dendam dan membalas dendam itu agar hati kita terpuaskan.
Sulit memaafkan orang yang telah menyakiti orang yang kita cintai.
Semua manusia sama sebaik apapun ia, dia pernah melakukan kesalahan.
Setulus apapun ia, dia pernah berfikir untuk dendam dengan seseorang.
Sulit rasanya memaafkan dengan mudah.

Kimbum tertidur pulas disebelah soeun yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri, dengan menggenggam tangan soeun dan tertidur lelap, untuk saat ini ia ingin melupakan sejenak kemarahannya terhadap pria yang menyakiti sang istri, untuk sesaat ia ingin terlelap walaupun esok ia akan didatangkan masalah yang rumit dan tak mudah menyelesaikannya.
"Eungghh"lenguh soeun membuka mata dan melihat sekeliling yang asing baginya, ia terdiam menunggu sadar sepenuhnya.
Soeun memdudukkan tubuhnya dan menatap kimbum yang tertidur dengan menggenggam tangannya mengusap rambut kimbum dengan rasa sesal telah membuat suaminya khawatir dengan keadaannya.

"Kau sudah sadar? Apa ada yang sakit? Kau butuh sesuatu? Aku akan mengambilnya"ucap kimbum tersebut dengan berbicara tanpa jeda, terlalu dramatis memang tapi bila kau merasakannya kau akan sama sepertinya takut saat ia tidak sadarkan diri dan bahagia kelewatan bila ia pulih, mungkin tidak semua yang merasakan seperti kimbum dan melakukannya seperti kimbum tapi yakin rasa khawatir pasti menyelimuti hati.
"Tidak aku tidak membutuhkan apapun"balas soeun dengan tersenyum dan suara serak khas baru bangun tidur yang nyenyak.
"Aku akan pergi tapi menunggumu sadar"ucap kimbum yang memang menunggu soeun sadar ia tidak tega meninggalkan soeun kekantor yang belum sadar, hingga terlelap yang terjadi untuk sesaat.
Soeun menganggukkan kepalannya menyuruh kimbum pergi dengan tersenyum, kimbum memeluk soeun dan mengecup kepala soeun berkali kali
"Kau membuatku khawatir"kimbum menatap manik soeun dan mengusap pipi soeun dengan sayang.
"Aku tidak apa apa"balas soeun menenangkan kimbum.
"Tunggu aku"ucap kimbum dengan tegas memerintah soeun untuk menunggunya dan tidak pergi kemana manapun, ia tidak mau mengambil resiko dengan meninggalkan soeun dalam celaka
Sebelum kimbum pergi ia memerintahkan dua pengawalnya untuk menjaga dan melarang soeun untuk keluar dari ruang inap sebelum ia kembali, terlalu berlebihan tapi apa boleh buat bila dengan tindakannya tersebut dapat membuat soeun aman dari celaka ia akan melakukannya tanpa berfikir bahwa tindakannya berlebihan.

#####

Bukan kim soeun namanya bila ia bisa diam menurut apa yang dikatakan oleh kimbum suaminya, bukan kim soeun namanya bila diam seperti orang ketakutan menghindar dan sembunyi dibelakang suami yang kuasanya, bukannya pekerjaannya telah banyak membahayakan dirinya yang telah membuat ia menerima hal yang lebih parah dari sekedar satu kali tusukan pisau, yang dipermasalahkan saat ini adalah bukan tusukan pisau yang ia dapat tapi siapa yang berani melakukannya? Bukan rasa sakit yang ia terima tapi justru rasa kedengkian atas perbuatan seseorang tersebut membuat soeun bersemangat untuk mencari tahu siapa yang melakukannya.
"Siwon kau dimana?"panggil soeun yang menelpon siwon dan menyuruh siwon untuk datang kerumah sakit tempat ia dirawat, awalnya siwon sulit untuk masuk karena pengawal kimbum yang melarang siapapun untuk masuk dan soeun yang mendengar keributan tersebut berjalan perlahan.
"Dia temanku"dengan kalimat tersebut siwon dapat masuk dan saat ini duduk disofa yang tersedia bukan kim sang bum suaminya soeun bila tidak dapat memberikan fasilitas yang baik untuk soeun.
"Ada apa?"tanya siwon yang khawatir melihat soeun diruang inap tanpa memberikan kabar padanya.
"Bantu aku untuk mencari seseorang?"soeun duduk perlahan didepan siwon
"Kau menyuruhku datang dan meminta bantuan padaku, dan dengan khawatir aku melihatmu saat ini tapi kau tidak menjelaskan apapun denganku dan tidak memberikan kabar dengan keadaanmu saat ini"dengan kesal siwon melihat soeun apa soeun pikir melihatnya dengan keadaan seperti ini ia akan menuruti semua tanpa penjelasan.

"Mungkin ada yang ingin balas dendam padaku dan aku yakin dia seseorang yang pernah aku lepas saat diprancis"jelas soeun pada siwon.
"Aku kan sudah mengatakan bunuh mereka bila kau sudah menyelesaikan tugasmu soeun"dengan marah siwon menatap tajam pada soeun, ia marah karena khawatir dari awal ia sudah mengatakan jangan melepas target dengan mudah itu akan beresiko untuk masa depan, dan benar saat inilah yang terjadi bila soeun tak mendengarkan dan melaksanakan apa yang ia ucapkan.
"Maafkan aku siwon aku melupakan hal tersebut"dengan penyesalan dan dengan suara yang lirih soeun berujar, ia benar benar lupa saat itu, ia melupakan perkataan siwon yang memang penting dalam pekerjaannya.
"Baiklah siapa dia?"dengan sabar dan tenang siwon menatap soeun yang hendak menitikkan airmata penyesalan.
"Aku tidak tahu saat diprancis aku melepas 2 target yaitu pri dan wanita"jelas soeun membuat siwon menundukkan kepala dan memijat pilipisnya bagaimana bisa soeun setolol itu melepas target dengan mudah dan membahayakan dirinya sendiri.
"Aku akan memcoba mencarinya"ucap siwon akhirnya dan berdiri keluar dari ruang inap soeun tanpa menoleh bahkan mengucapkan sekatapun pada soeun, soeun yang mengetahui siwon yang kecewa dan marah padanya tak bisa berbuat apa apa hanya bisa menatap punggun siwon dengan penyesalan.

"Sedang apa kau disini"tanya kimbum yang melihat siwon masuk kekantornya dengan tidak sopan dan kasar.
Siwon berjalan dengan langkah tenang menghampiri kimbum hingga
Siwon memukul wajah kimbum, kimbum yang belum siap pun terjatuh dan dengan darah disudut bibirnya.
"Apa yang kau lakukan"dengan marah jakson menarik siwon menjauh dari kimbum dan mencengkram kerah leher siwon dengan marah.
"Kau memang pecundang kimbum aku sudah mengatakan untuk menjaganya"dengan memberontak dari cengkraman jakson.
"Apa kau tidak bisa membantu untuk mencari siapa yang melakukannya dari pada mengeluarkan tenagamu yang berharga tersebut hanya untuk memakiku"balas kimbum dengan tenang menyuruh jakson untuk melepaskan siwon dan menyuruh duduk.
"Dan kau lebih pecundang tidak memberitahuku dengan keadaannya saat ini"dengan marah siwon duduk dihadapan kimbum dan menatap kimbum dengan sinis.
"Disini aku suaminya"balas kimbum dengan tak kalah sinis hingga membuat siwon bungkam untuk sesaat atas fakta tersebut.

"Apa rencanamu"tanya siwon pada kimbum setelah beberapa menit semua telah tenang.
"Aku hendak menyuruh jakson untuk mencarinya"balas kimbum dengan mengusap sudut bibirnya yang perih karena pukulan siwon yang mendadak tersebut.
"Aku terlalu lamban"ucap siwon mengejek kimbum.
"Seperti penjelasan soeun dan aku sudah mencari tahu bahwa dua orang ini masih dikabarkan hidup dan mereka berdua pernah menjadi target soeun dan dengan kebodohan soeun ia melepas target setelah menyelesaikan  tugas"jelas siwon menunjukkan foto seorang pria dan wanita dihadapan kimbum.
"Kau menemui istriku"dengan kesal kimbum menatap siwon.
"Istrimu yang menghubungiku"dengan percaya diri siwon berujar pada kimbum bahwa soeun lebih percaya padanya dari pada kimbum.
"Jakson cari mereka dimana saat ini"ucap kimbum memerintahkan jakson.
"Kau mau kemana?"tanya siwon saat kimbum beranjak berdiri pergi meninggalkannya.
"Menemui istri tercintaku"balas kimbum tanpa menoleh kebelakang untuk melihat siwon.
"Yakk apa kau mau mengadu"teriak siwon dengan kesal.

Setelah mandi dan ganti pakaian kimbum kembali kerumah sakit melihat soeun yang melamun menatap keluar jendela.
"Apa kau baik baik saja?"tanya kimbum memeluk soeun dari belakang dan mengecup pipi kanan soeun hingga membuat soeun buyar dari lamunannya dan tersenyum menatap kimbum.
"Hmm aku baik baik saja"balas soeun
"Apa ada yang ingin kau katakan padaku"tanya kimbum ia ingin soeun jujur apa yang ada dipikirannya, ia ingin soeun untuk terbuka dengannya agar rumah tangganya berjalan dengan harmonis untuk kedepannya.
"Tapi aku menyuruh siwon datang kesini dan kurasa siwon sudah memberitahukannya padamu"jelas soeun membuat kimbum lega, ia pikir soeun akan menyembunyikannya tapi ternyata tidak.
Kimbum tersenyum dan menarik wajah soeun untuk menatapnya dan kimbum mencium bibir soeun dengan lama dan melumat bibir soeun dengan lembut hingga membuat desahan kicil dari mulut soeun.
"Gumawo saranghae chagia"ucap kimbum melepas ciumannya dan memeluk soeun dengan erat.
"Arrgghh.. kau menekannya"ringisan soeun menyadarkan kimbum bahwa soeun belum sepenuhnya pulih.
Soeun menghadap kimbum dan menatap kimbum dengan kesal, kimbum menarik soeun dengan lembut kedalam pelukannya dan tersenyum.
"Mianhae saranghae"bisik kimbum ditelinga soeun.

TBC
SORRY FOR TYPO, JADILAH PEMBACA YANG BIJAK


AT MY BEST✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang