Happy Reading
Sehun menatap kimbum dan soeun bergantian lalu ia menyunggingkan senyuman membuat suami istri yang saling pandang heran.
"Kalau bisa aku akan merebutnya"ucap sehun dengan santai walaupun pria yang sebagai suami wanita yang hendak ia rebut telah menatapnya dengan tajam seolah akan membunuhnya detik ini juga.
"Aku hanya bercanda"kekeh sehun akhirnya melihat wajah kimbum yang tak bersahabat dan wajah soeun yang menegang.
"Saat pertama kali bertemu kembali lagi dengan soeun diperusahaanmu aku sudah merelakan cintaku, tapi jujur saat itu aku berkeinginan merebutnya darimu"pancing sehun lagi seolah menantang pada kimbum.
"Kalau itu kau lakukan, kau akan lenyap dari bumi ini"datar kimbum dengan mengancam.
"Karena aku tahu aku akan lenyap hingga aku merelakanya dan aku juga memang tidak pantas untuknya dia wanita yang baik"ujar sehun senyum tipis pada soeun.
"Aku minta maaf padamu soeun, mungkin kata maaf tidak dapat mengembalikan kehidupanmu yang dulu tapi setidaknya aku minta maaf atas semua kesalahan yang masa lalu"sehun tersenyum tulus pada soeun.
Soeun menganggukkan kepala dan mengusap airmata yang telah menetes dipipinya, ucapan sehun ia tahu itu tulus, senyum itu tulus padanya soeun membalas senyuman sehun tak kalah tulusnya ia sudah memaafkan pria tersebut dari dulu walaupun rasa benci kadang ada saat teringat kesalahan pria tersebut.
"Aku sudah memaafkanmu"balas soeun
"Boleh aku memelukmu?"tanya sehun yang masih dihiasi senyuman dibibirnya,
Soeun manatap kimbum dan melihat kimbum tersenyum sebagai persetujuan lalu ia menganggukan kepala pada sehun.Sehun berdiri menghampiri soeun lalu memeluk wanita tersebut dengan erat, matanya yang sedari tadi berkaca kaca berubah menjadi aliran dipipinya.
"Trimakasih sso"soeun menepuk punggung sehun.
Hingga beberapa menit lamanya terdengar suara deheman dari kimbum membuat mantan kekasih yang berberpelukan melepas dengan gugup lebih tepatnya sang wanita yang gugup sedangkan sang pria terkekeh dan kembali duduk menatap pria yang telah menatapinya dengan kobaran api.
"Baiklah karena masalah kita telah usai kami akan pergi"ucap kimbum
"Dimana aku bisa bertemu min hoo"tanya sehun, ia bertanya pada soeun
"Tidak akan mudah menyelesaikan masalah dengannya kau pasti akan dibunuh atau dipenjara"balas kimbum
"Aku akan menerima keputusanya"putus sehun dengan senyum singkat soeun menghela nafas ia tahu sifat lee min hoo yang keras kepala tidak akan mudah untuk berbicara baik baik.
"Aku akan mepertemukanmu dengannya besok"ucap soeun
"Tidak aku yang akan melakukannya"sambar kimbum menatap soeun.
"Baiklah"balas sehun.Kimbum berdiri dan menjagak soeun serta merangkul pinggang istrinya tersebut meninggakan ruangan sehun, sehun menatap punggung suami istri yang telah keluar dari ruangannya lalu ia tersenyum
"Aku masih mencintainya"lirih sehun ia mencintai soeun dengan tulus dan ia hanya bisa melupakan cintanya tersebut mulai saat ini sebab itu juga kebodohannya yang dulu hingga membuat wanita yang dicintai pergi.♡♡♡♡
Soeun melirik kimbum yang sedang fokus menyetir disampingnya, ia meremas kedua tangannya dengan gusar dan sesekali menatap keluar jendela mobil dengan menghela nafas pelan.
"Maaf"ucap soeun dengan menunduk dengan suara pelan, kimbum menoleh dengan binggung lalu meberhentikan mobilnya dipinggir jalan, ia tahu saat ini istrinya tersebut ingin menanggis terbukti saat ia menatap lekat wajah soeun yang telah tererai airmata.
"Kau tidak melakukan kesalahan apapun kenapa mengatakan maaf"ucap kimbum tersenyum menenangkan soeun dipelukanya.
"Semuanya karenaku"lirih soeun mendongkan kan kepala melihat kimbum yang memeluknya.
"Sudahlah ini semua takdir Tuhan dan itu pasti yang terbaik, jangan menyalahkan dirimu sayang"kimbum menghapus air yang membasahi kedua pipi istrinya dengan sayang.
"Tapi bagaimana bila min hoo tidak mau memaafkannya"soeun menggelamkan wajahnya kedada bidang kimbum, setelah mendengar penjelasan sehun saat itu ia merasa bersalah dan semua kejadian yang menghilangkan nyawa adik kimbum karenanya, apakah min hoo akan memaafkannya? Atau malah membunuhnya? Dan bagaimana caranya agar tidak mencabut nyawa siapapun lagi?.Kimbum mengusap rambut hitam soeun lalu mengecup dahinya.
"Aku sudah bilang kau tidak bersalah, min hoo pasti memaafkannya jangan membuat dirimu dan janin yang kau kandung terbebani karena itu, semuanya akan baik baik saja kau mengerti"ujar kimbum menangkup wajah soeun agar menatapnya dan percaya bahwa semua akan baik baik saja, ia memang tidak yakin akan mudah untuk membujuk min hoo tapi istrinya ini tak harus memikirkanya dan membuat janinnya ikut terganggu.Soeun mengganggukan kepalanya tanda mengerti dan tersenyum tipis menatap lekat manik suami tercinta tersebut.
Soeun mengecup bibir kimbum lalu memberikan pelukan hangat pada suaminya, ia mulai merasa sedikit lega karena suaminya tersebut.
"Aku mengantuk"ucap soeun masih memeluk kimbum.
Kimbum terkekeh mengacak rambut soeun dengan gemas, ia tidak salah mencintai dan menjadikan soeun istrinya selain dapat memancing nafsunya soeun juga dapat membuat hidupnya penuh warna dengan berbagai tingkah gemas dan unik istrinya yang mungil ini.♡♡♡♡
Sudah 2 hari pria ini merenung tindakan apa yang akan dia ambil dan saat ini telah berdiri didepan pintu rumah pria yang telah membencinya, pria ini menatap ragu ingin menekan bel didepannya, takut tentu saja bagaimana pria tersebut membunuhnya dan tidak menerima maaf.
Sehun pria ini mencoba tenang dan menekan bel dengan gugup.
"Sepertinya kau mengantar nyawa sendiri"tajam pria tersebut membuka pintu membuat nyali sehun 3 kali lipat menciut.
"Sepertinya kita perlu membahas itu"balas sehun senyum tipis.
Min hoo memberikan senyum sinis dan kembali masuk dengan rasa was was sehun mengikuti.
"Aku tidak akan menyediakan minuman untuk tamu yang tak diundang"datar minhoo duduk disofa dengan menatapi sehun.
"Jadi apa pembelaanmu yang telah membunuh seseorang?"tajamnya menatap sehun berapi api.
"Aku tidak ada pembelaan aku akan menerima balasan apapun untuk mendapatkan maaf darimu, aku mengaku salah aku telah membunuh suzy"ucap sehun berlutut dihadapan min hoo merasa bersalah, min hoo mendesis sinis melihat tindakan pria yang berlutut ini.Baru minhoo ingin membalas ucapannya sehun menatap tajam pada minhoo dan berujar.
"Tapi bila kau menjadi diriku kau pasti akan membunuh suzy atau bahkan lebih dari itu, seperti kau lakukan kau berubah menjadi pembunuh sadis saat ini min hoo, kau tau dengan benar aku mencintai soeun, dan kau membuat dia menderita kau membuatnya selalu menanggis, dan bila kau jadi diriku apa kau diam saja"sehun menitikkan airmata menatap sendu min hoo.
"Aku memang salah membunuh suzy dan aku terlalu bodoh pernah menyia yiakan soeun hingga sampai sekarang atau sampai kapanpun soeun tak akan pernah jadi milikku"ucapnya lagi menundukkan kepala menangis.
"Seharusnya kau tidak melakukan apapun yang membuat soeun menderita hingga aku tak akan membunuh suzy"lirih sehun menatap minhoo yang hanya diam, mungkin berpikir.Hening...
Setelah sehun mengeluarkan rasa benci dan bersalahnya pada min hoo, ia masih berlutut dengan diam.
"Aku minta maaf padamu aku akan menerima sekalipun kau ingin membunuhku"suara serak sehun.
"Aku juga tidak bisa mendapatkan soeun mungkin lebih baik mati"lirih sehun menyerah untuk hidup, sehun memang bodoh bukanya wanita bukan hanya soeun apakah dia tidak bisa melupakan soeun dan mencari cinta baru.
"Pergilah aku tidak ingin mendengar curhatan hatimu"setelah berapa menit berlalu minhoo baru mengucapkan kata dengan sendu menatap sehun dan berlalu meninggalkan sehun yang diam kaget tentu saja ia hanya disuruh pergi apa min hoo tidaka akan membunuhnya.
"Pergilah sebelum aku benar benar membunuhmu"tajam minhoo tanpa melihat sehun dan menaiki tangga menuju kamarnya.
Dengan cepat sehun pergi kalau ia bisa hidup mengapa tidak.
"Apa yang akan kulakukan suzy"lirih minhoo menatap figur suzy yang terpajang dikamarnya dengan meneteskan airmata benci, marah sekaligus penyesalan dalam dirinya.TBC
SORRY FOR TYPO, JADILAH PEMBCA YANG BIJAK
KAMU SEDANG MEMBACA
AT MY BEST✔
RandomKITA MANUSIA HIDUP DIDUNIA INI TIDAK KEKAL JADI PARA MANUSIA SADARLAH JANGAN SIA- SIAKAN HIDUPMU. MUNGKIN KITA BERFIKIR HIDUP DIDUNIA TIDAK ADIL, KITALAH YANG MENGEJAR KEADILAN TERSEBUT. KITA MANUSIA KADANG BERSIKAP SERAKAH DAN TIDAK MAU MENGALAH TA...