PANDANG PERTAMA

10. 4 GUNUNG

Dan aku tetap bersamanya menjalani sebuah hubungan yang tak romantis sebab aku suka dengan keadaan ini. Aku lebih suka banyak bercanda dengan sebab semua kata yang melontar dari mulutnya yang lucu itu aku selalu suka. Bibirnya selalu merah dan itu manis sekali bagiku tanpa menggunakan lipstick ataupun gincu yah itu bagus bukan.

Dia mengajak naik gunung kali ini tapi aku takut dia kenapa kenapa saat naik gunung. Ini pertama kali baginya.

"Ay naik gunung kuy?" Katanya
"Emang kamu kuat ay"
"Iya gapapa aku pengen banget nih naik gunung"
"Yah nanti kalau kamu kenapa kenapa gimama?"
"Enggak bakal kenapa kenapa kok ay"
"Emb gimana yah?"
"Ayolah ay"
"Tapi.."
"Tau ah males"
"Hahaha iyadeh ayuk"
"Udah males"
"Hahaha jan ngambek ay"
"Biarin"
"Nanti pipimu makin gedeloh"

Haha saat dia ngambek seperti itu itu lucu bagiku apalagi saat kau tahu wajahnya ngambek. Aku jamin kamu ingin mencubit pipinya yang lucu itu ah jadi rindukan.

Dan kita naik gunung bersama mendaki dari bawah menggengam tangannya. Terasa hangat ditanganku kau tahu tangannya halus sekali. Saat dia menggengam tanganku aku selalu merasa seakan dia sudah menjadi tulang rusukku yang hilang dan melengkapi diriku yang hilang dan membuatnku merasa ada yang bangga denganku kali aku tidak mau ini semua berakhir.

Dan kita sampai puncak bersama dan aku selalu berharap dia akan selalu menemaniku sampai puncak kali ini dan menemaniku dari bawah sebab dia hebat bagiku. Rasanya lega bisa sampai keatas gunung bersamanya. Saat aku mulai turun gunung bersamanya banyak sekali tawa banyak sekali cinta dan banyak sekali.

Aku sempat terjatuh karena ingin nampak tangguh dihadapannya saat itu sedang hujan dan dia malah tertawa tidak menolongku dasar bakpau lucu. Yah tapi aku baik baik saja aku lebih suka dia tertawa tampak lebih menawan dari pada saat dia ngambek. Dan itupun menjadi rasa bahagiaku tersendiri dengannya yah bahagia sekali laki laki ini.

Dan dari gunung pertama ini aku lebih suka naik gunung sekarang. Aku lanjutkan perjalanku dengannya banyak gunung lagi yang ingin kudaki bersamanya dan saat aku naik gunung selalu saja hujan iyah hujan aku kesal sekali sebab saat hujan itu kau tahu kan rasanya jalan kegunung itu gimana licin banget anjir.

Digunung ketiga kali ini aku naik dengannya juga ketiga temanku digunung kali banyak sekali kisah tentang naik yang gelap tanpa senter yang jelas tanpa cahaya rembulan yang menyinari jalan sebab mendung yang semakin menutupi cahanya. Tapi aku tidak peduli aku menggenggam tangannya agar dia tidak hilang dan dia selalu didekatku. Kita mencapai puncaknya bersana walau lelah terbayar dengan samudra awan yang indah.

Kita turun dari puncak dan kau tahu aku turun dari puncak sekitar pukul 14.00 dan samapi rumah pukul 23.00 sebab hujan yang mengguyur semakin deras dan jalan yang kita lalui nampak berbahaya. Licin gelap dan hanya menggunakan sendal jepit yah inilah namanya badpacker. Teman teman menunggu kami dan bahkan ada yang menyusul kami yah karena khawatir kami kenapa kenapa. Untungnya malam ini malam tahun baru jadi pulang malam nampak jalan masih ramai dengan pengendara motor yang ingin naik gunung dan merencanakan tahun baru diatas gunung.

Gunung keempat kamu naik hanya berdua menikmati indahnya suasana alam yang tuhan ciptakan dia membuatnya nampak indah. Hutan pinus yang nampak rimbun kabut yang khas digunung membuatnya nampak harmoni dihati kami berdua. Sungguh tuhan nikmat mana lagi yang engkau berikan pada kami. Terima kasih atas semua ciptaanmu yang indah kali ini.

Yah gunung selalu banyak cerita banyak juga kenangan aku harap dia tidak lupa sebab gunung yang menjadi saksi kisah cinta sederhana seorang pria biasa dan seorang gadis kerajaan. Yah sebuah perjalan yang sangat asik dan banyak sekali kebahagian yang kurasa kali ini terimakasih tuhan.