25

2.8K 277 9
                                    

Gue bangun dari sofa karena perut gue kerasa laper banget. Selain nyemilin gummy bearnya Abang, gue belum makan apapun dari pagi, jadi gue langsung ke dapur buat bikin sesuatu yang gampang dan cepet, nasi goreng.

Gue buka laci bawah dan ngambil beberapa bawang merah sama bawang putih. Gue kupas bawang-bawang itu dan ngambil talenan kayu. Setelah nyuci talenan, gue langsung ngiris bawang merah itu dan mata gue langsung perih.

Gue nangis gegara bawang, haha.

One day, I'm gonna make the onions cry. Seriously.

Dan setelah beberapa menit, masakan gue pun jadi.

"Bang! Mau makan gak?!" gue teriak keras, berharap Abang yang ada di lantai atas denger suara gue.

Tapi setelah gue tunggu, dia gak turun juga. Gedeg gue, sumpah.

Gue langsung naik tangga dan menuju ke kamar Abang.

"Bang, ayo makan... laper." gue nyembulin kepala ke kamarnya dan Abang lagi tiduran sambil ngangkat tangan kanannya ke atas.

Gue masuk ke dalem dan duduk di sebelahnya, tapi dia malah munggungin gue.

"Bang, ayo makan. Gue laper ini."

"Yaudah, makan yang jauh sono."

Minta gue tabok, Bang?

"Ck, dari kemaren lo makannya sedikit loh. Ntar kalo lo sakit, siapa yang mau ngurusin? Anjingnya tetangga? Kan gue juga yang susah nantinya. Beliin obat, masakin bubur, mandiin lo, mungkin?" Abang langsung ngelirik sinis ke gue sedetik dan balik lagi ke posisi semula.

"Gue... kangen."

"Jangan rindu, berat. Kamu nggak akan kuat. Biar aku aja."

"Hmm ..." dia meletakkan wajahnya datar.

"Eh itu siapa yang ngomong sih? Milan bukan?" dia ngerutin dahinya.

"Dilan, Bang! Milan mah nama cewek!"

"Ohh... yang naik skuter itu ya?"

"Motor, Bang! Saoloh... masa Dilan cakep begitu naik skuter?" dia waktu di bioskop sebenernya ngeliatin apa sih?

"Ya... ya. Katanya laper?"

"Ya emang. Gegara lo gue laper plus kesel."

"Kuy." katanya sambil bangun dari kasur.

"Ngapain?" bukannya dia lagi galau?

"Nyabutin bulu ketek satpam."

"Hah?"

"Ya makan lah! Buru, gue ketularan laper ini."

Ehehe.

***

Author's POV

Sehun menggaruk kepalanya dengan kasar lalu menarik nafas panjang. Dia berjuang dengan pertanyaan-pertanyaan matematika yang diberikan oleh Hera sebagai tugasnya.

"Ck, ini soal apaan si?" meskipun ia mengeluh, tetapi ia tetap berkutat dengan soal nomor tiga. Ya, selama dua jam ini Sehun menghabiskan waktu di kamar untuk mengerjakan tugas dari gadisnya.

 Ya, selama dua jam ini Sehun menghabiskan waktu di kamar untuk mengerjakan tugas dari gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Tutor ; OSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang