3

5.3K 489 50
                                    

KRIIING

"Hera... ngantin yuk." ajak Rara diikuti Jimin di belakangnya.

"Yok."

Kita bertiga berjalan ke kantin barengan dengan formasi Rara, gue, terus Jimin.

Entah kenapa sejak masuk sekolah ini, Jimin selalu ngedeketin gue melulu. Sejak MOS, dia yang pertama kali memulai pembicaraan sama gue. Bukannya gue yang pendiem, tapi Jimin emang kayak gitu, mungkin dia udah terjerat pesona seorang Hera. Sombong dikit gakpapa lah ya...

"Eh, nama lo siapa?" tanya Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, nama lo siapa?" tanya Jimin.

Gue langsung ngangkat papan nama gue sampe ke depan muka Jimin.

"Hera. Lo?"

"Gue Jimin. Sendirian lo?"

"Temen gue lagi di toilet, gue ditinggal deh." Gue sama Rara udah temenan sejak hari pertama MOS. Kesan pertama gue buat Rara yaitu pecicilan. Dia itu anaknya gak bisa diem, mirip cacing kepanasan. Diemnya cuma kalo lagi laper sama di depan guru killer.

"Heraaaaaaaaaaaa..." Rara dateng sambil merentangkan tangannya, ini anak mau senam apa gimana?

Jimin cuma ngeliatin Rara dengan tatapan 'Ini anak kenapa dah?'.

"Ra, ini Jimin, temen baru gue. Jimin ini Rara, kenalan gih lo berdua." kata gue sambil bolak-balik liatin Jimin sama Rara.

"Kan udah lo kenalin, gimana sih..." oh iya ya, bego ya gue.

Gue, Rara, sama Jimin akhirnya sampai di kantin dan duduk di tempat biasanya.

"Mau apa lo berdua? Gue pesenin." kata Jimin sambil berdiri.

"Gue ketoprak sama es teh."

"Gue nasi kucing." kata Rara.

"Sejak kapan sekolah elit jualan nasi kucing, sat?!" rasanya gue pengen nabok Rara, deh. Capek gue.

"Gue samain kayak Hera aja kalo begitu."

"Tungguin gue, ya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Tutor ; OSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang