--16. Memikirkan muslihat.

39K 1.7K 6
                                    

   Kediaman Hutama sangatlah sepi. Jika siang hari, hanya ada Senna pak Mukmin dan mak Cantri  yang mengisi kekosongan. Rumah yang begitu besar tidak membuat mereka selalu berinteraksi. Senna menggendong Desmond yang tidak mau tidur jika di tempat tidur, dia akan menangis kalau Senna sudah menaruhnya di tempat tidur.

Senna berjalan ke halaman belakang yang mempunyai taman rindang dengan rumput hijau menutupi tanahnya. Alangkah geli perasaannya saat melihat pak Mukmin disana sedang mengepel teras dengan bergoyang mengikuti irama lagunya Britney Spears, setahu Senna judul lagi itu criminal  yang ia putar dari ponselnya, ia tak lupa dengan lirik lagunya juga ia nyanyikan meskipun  kata-katanya tidak di ucapkan dengan benar, seperti mengucapkan kata love'  menjadi  'lop.

Senna harus bisa menahan tawanya ketika melihat pak Mukmin menggoyangkan bokong yang tidak lebih besar  dari mangkuk bakso itu ke kanan dan ke kiri. Ia tidak menyangka selera musik pak Mukmin yang bisa di bilang antimainstrem mengingat biasanya pria paruh baya yang tinggal di negara ini akan mengagung-agungkan musik Dangdut.

''Mbak Senna.'' Pak Mukmin memanggilnya saat ia hendak berbalik menghindari bangunnya Desmond.

Senna hanya menoleh dan menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara. Pak Mukmin menunjuk pohon kelapa yang tidak tinggi dan memiliki buah yang sangat banyak. ''Mau?'' Tanyanya

Senna tidak pernah menolak kebaikan orang. Jadi dia mengangguk saja.

Senna memilih menonton TV dengan air kelapa hijau di tangannya. Desmond ia tidurkan di sofa sedangkan ia bersila di atas lantai beralas karpet berbulu tebal nan lembut. Tidak ada barang kelas rendahan di rumah ini begitupun dengan sofa besar yang tidak kalah empuk dengan tempat tidur, jadi ia tidak merasa bersalah membaringkan Desmond disana.

Siaran di televisi membuatnya menyesal telah menghidupkan benda pipih berlayar super besar itu. Green dimana-mana, dia baru saja merilis lagu baru jadi beritanya memenuhi semua acara tv. Video klipnya juga di putar dalam acara-acara musik. Infotaiment menayangkan hasil wawancara mereka dengannya. Senna jadi memikirkan kejadian kemarin lagi, Air kelapa yang sebenarnya manis menjadi terasa hambar saat ia meminumnya.

''Kau suka sekali menonton acara sampah seperti itu!'' Renand mengganti chanel tv ke acara NatGeo Wild dimana ada buaya yang sedang mengintai mangsa sedang di tayangkan.

''Kenapa kau pulang lagi?'' Senna tidak menanggapi cibiran Renand.

''Kelasku di batalkan.'' Renand duduk di sebelahnya menghadap dimana Desmond tertidur.

''Pasti menyenangkan.'' Sindir Senna.

''Tidak juga. Aku harus membuat tugas, makanya dia disini.'' Renand mengedikkan dagu ke arah seseorang yang baru Senna sadari kehadirannya. Orang yang bernama Cleeve melambai ke arahnya.

''Aku ke toilet sebentar, tolong awasi Desmond jangan sampai dia terjatuh.'' Senna bangkit dari duduknya.

''Cepatlah. Aku akan merindukanmu jika saja kau tidak keluar dari toilet lebih dari semenit.'' Renand mengerling ke arah Senna.

''Mungkin akan lama. Tiba-tiba aku ingin muntah setelah mendengar perkataanmu.'' Senna berjalan dengan kesal. Tidak bisa, kah, Renand menjaga prilakunya di saat ada temannya yang menatap mereka dengan geli ke arah mengejek? Senna sudah cukup kesal mendengar godaan mereka tadi pagi gara-gara Renand membenarkan pertanyaan temannya yang menunjuknya sebagai Ibu Desmond. Ia bahkan tidak di berikan kesempatan untuk membantah dan malah menuduhnya malu-malu untuk mengaku. Kurang pelajaran apa mereka di sekolah sampai-sampai mereka mempunyai sikap seperti itu?

Ingin sekali Senna meludahi air kelapa yang berada di tangannya. Tega-teganya Pak Mukmin memintanya membawakan minum untuk Renand dan temannya, dengan dalih harus membersihkan got, Pak Mukmin menyodorkan nampan kepada Senna. Padahal kenyataannya orang tua itu sedang asik menonton Cardi B lewat ponselnya.

YOUNG FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang