Bagi Senna, kalimat seperti 'Semakin banyak kau memberi cinta maka semakin besar cinta yang kau dapatkan' tidaklah berlaku kepada dirinya.
*****
Untuk pertama kalinya Senna melihat pasangan Hutama berada di rumah pada siang hari saat hari kerja. Jika biasanya mereka akan berangkat pagi-pagi sekali untuk ke kantor, maka hari ini mereka masih di rumah dengan keadaan santai.
Setelah pesta kemarin, Senna belum berbicara dengan mereka lagi dalam artian bicara yang serius menyangkut masalahnya. Desmond tertidur lagi karena Renand mengajaknya bermain di tempat tidur selesai makan. Entah kenapa anak itu bisa tertidur lagi.
Senna berpapasan dengan Andhi Hutama saat ia akan mencari gunting untuk membuka pembungkus mainan yang baru dia terima dari kurir pengantar kemarin. Ia rasa Amie Hutama berencana memenuhi setiap sudut rumahnya dengan mainan untuk cucunya.
''Senna,'' Andhi Hutama menghentikan langkahnya. ''Bisa kita berbicara sebentar?''
Senna hanya mengangguk tanpa bicara, sepertinya sekaranglah saat untuk mereka membicarakan masalah kemarin. Andhi Hutama mengajaknya masuk ke ruang kerjanya yang tidak pernah Senna masuki sebelumnya selama ia tinggal di rumah ini.
''Duduklah.'' Pintanya mempersilakan Senna duduk di sebuah sofa.
Senna memperhatikan ruangan itu, begitu terang dengan pemandangan ke halaman samping lewat dinding kaca. Batu-batu kecil berwarna putih menutupi tanah halaman di luarnya sehingga ruangan ini nampak menyilaukan . Meja kerja terbuat dari kaca dan kursi putar di belakangnya yang menampilkan kesan modern. Ia juga bisa melihat rak yang di penuhi oleh buku berada di ruangan terpisah tanpa pintu untuk menuju kesana.
''Kamu sudah sarapan?'' Tanya Andhi Hutama.
Senna hanya mengangguk lagi padahal sebenarnya belum. Sekarang ia tidak mempunyai kebiasaan untuk mengikuti waktu untuk makan, ia akan makan jika lapar. Berbeda dengan dulu saat ia bekerja kantoran, dulu pekerjaan lah yang membuatnya mengikuti kebiasaan orang-orang, sarapan sebelum berangkat, makan siang di jam istirahat dan makan malam hanya jika ia lapar saja.
Andhi Hutama hanya tersenyum. ''Saya mau menjelaskan hal yang kemarin.'' Senna mendapat tatapan tidak terbaca oleh orang di depannya itu.
''Saya akan mendengarkan dengan baik.'' Itulah yang dibutuhkan saat ini. Sebuah penjelasan. Masalahnya akan lebih mudah jika ada penjelasan di sampingnya. Ia bukan orang yang suka menolak dan tidak mau mendengar penjelasan dari orang yang membuat masalah atau kesalahpahaman dengan dirinya.
''Maafkan kami yang tidak meminta persetujuan kamu sebelumnya karena saya yakin kamu akan menolak. Kami hanya melanjutkan apa yang sudah terjadi sejak awal.''
Senna mendengarkan dengan baik tanpa menyela.
''Kamu pasti tidak akan lupa dengan sosok Nathasha, bukan?''
Senna mengangguk.
''Dia tahu kamu sebagai pacar Renand dan kami akan terus membuatnya berpikir seperti itu.''
''Sebuah keuntungan untuk Anda?'' Senna tidak akan mengeluarkan emosi, bicara tanpa emosi akan mempercepat penyelesaian.
''Sebenarnya saya melihat kejanggalan dari Nathasha. Saat dia melahirkan Desmond, rumah sakit yang menanganinya adalah milik salah satu keluarga Wijaya.''
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG FATHER
General FictionRenand memiliki segalanya, wajah tampan dan berasal dari keluarga terpandang, membuatnya bisa menikmati hidup tanpa harus merasakan penderitaan. Mendapatkan wanita cantik hanya bermodalkan kedipan mata, mengganti mobil sesuai tanggal setiap harinya...