--31. Tidak perlu.

21.5K 1.2K 23
                                    

''Aku bertemu Nathasha kemarin.'' Cuaca pagi begitu hangat. Senna dan Renand duduk untuk sarapan di area kolam renang, Desmond sudah bersama kakek dan neneknya. Katanya mau di perkenalkan ke staf hotel. Senna begitu terkejut melihat kedua orang tua Renand yang ternyata mengetok pintu di pagi buta tadi.

Sebenarnya masih agak canggung untuk berbicara dengan Renand. Tapi sudahlah.

''Dia disisni?'' Tanya Renand santai. Sebenarnya dia santai sedari tadi, Dia makan dengan bersila di atas sofa tempat mereka duduk.

''Iya. Bersama calon suaminya. Kemarin kami bertemu dan ia terlihat merindukan anaknya. Jadi..'' Senna menatap Renand yang terlihat biasa saja. Tidak ada wajah terkejut ataupun marah  yang terlihat. ''Aku membiarkannya melepas rindunya. Dia bahkan ingin mengajak aku bekerjasama untuk memberi jalan untuknya agar bisa menemui Desmond tanpa pengetahuan kalian.'' Senna memilih berkata jujur. Bukan maksud mengadu domba, melainkan tidak ada gunanya menutupi pembicaraan dengan Nathasha kemarin.

''Lalu kau menjawab apa?''

''Aku bilang tidak.''

''Kenapa kau jawab tidak?''

Senna mengerutkan alisnya. Bingung melihat ekspresi Renand yang terlihat acuh dan malah terlihat lebih fokus ke makanannya.

''Apa seharusnya aku menjawab 'boleh?''

''Kalau kau tidak peduli dengan Desmond, kau pasti menjawab 'boleh.'' Kini Renand menatapnya dengan senyum. 

''Kau tidak terlihat terkejut mendengar keberadaan Nathasha disini.''

''Aku sudah tau mereka disini. kau pikir kenapa aku belum mau mengajakmu pulang?''

''Karena kau mau pamer?'' Senna mengarahkan bola matanya ke atas.

''Tepat sekali. dan berhenti membahas itu, oke?''

Senna mengangguk sekali tanpa dilihat Renand. Pria itu sudah sibuk dengan sarapannya lagi sambil memainkan ponselnya. Senna masih memperhatikan Renand, pria itu ternyata memegang prinsip hidup sehat. Lihat saja makanan yang dia pesan. Semuanya sayuran, buah, yoghurt dan jus berwarna hijau.

Senna menusuk potongan daging dan mengarahkannya ke bibir Renand. Pria itu melihat apa yang disodorkannya lalu  menggeleng.

''Sekarang kau semakin betah memandangi aku'kan?'' pandangan mereka bertemu. Kali ini Senna tidak terkejut maupun mengalihkan tatapannya.

''Aku hanya memikirkan selera makananmu.'' Jawab Senna santai. ''Kenapa kau tidak terlalu suka makan daging?''

Senyuman  Renand semakin merekah dan nampak nakal. ''Kau memikirkan aku?'' Senna menggeser duduknya menjauh  karena Renand yang duduk mendekat tiba-tiba.

''Ya ampun. Aku hanya memikirkan hal remeh, kenapa reaksimu berlebihan sekali?!'' Senna hampir mengumpat melihat wajah Renand yang juga mendekat dengan ekspresi di imut-imut-kan.

''Aku merasa senang saja.'' Kata Renand. '' Kau mau tau lebih banyak tentang aku? Sebagai pasangan, sudah seharusnya mengenal satu sama lain-luar-dalam, bukan?'' Sekarang Senna sudah merasa geli melihat wajah Renand yang bisa terlihat nakal itu.

''Baiklah kau bisa menceritakan tentang dirimu sendiri. Tapi menjauhlah sedikit!'' Dengan kedua tangannya Senna mencoba mendorong bahu Renand yang semakin condong mendekati dirinya.

***

Keluarga Hutama tidak segan-segan memperkenalkan Desmond kepada staf hotel. Senna hanya bisa menggeleng sambil meringis melihat Amie Hutama yang begitu berbinar menceritakan tentang cucunya kepada beberapa wanita yang memakai seragam hotel.

YOUNG FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang