RENAND JIWAN HUTAMA
Renand mengendarai mobilnya dengan hati gembira. Ia bahkan bersiul mengikuti irama lagu yang di putar dalam mobilnya. Bagaimana tidak senang, saat baru saja ia berhasil merebut pacar dari orang yang sering mencari masalah dengannya di kampus. Wanita itu lumayan cantik, tidak buruk untuk menemani malam ini di tempat tidur. Memikirkan itu membuatnya mendengus geli, akan menyenangkan lagi kalau sudah meninggalkannya menangis sendirian.
Tujuannya sekarang adalah kantor keluarganya, ayahnya menghubunginya tadi. Sesampainya di dalam gedung, ia langsung menuju lift untuk naik ke lantai tujuh, di mana ruangan ayahnya berada. Tapi sebelum pintu lift menutup, seorang perempuan cantik memanggil namanya.
''Pak Renand,'' panggilnya saat tangan Renand berhasil menahan pintu lift. Jemari lentik nya mengenggam sebuah kotak hadiah berwarna biru. Wanita itu bekerja disini, terlihat dari kartu pengenalnya yang menggantung di dadanya. Renand terus memperhatikan wanita cantik itu, meskipun badannya tidak bisa di bilang langsing tapi mata indahnya, rambutnya yang di ikat jadi satu rapi, bibirnya terbuka karena terengah-engah setelah berlari. Mebuat Renand tak bisa memalingkan matanya sesaat. Semburat warna merah muda juga menghiasi pipi halusnya yang dilapisi makeup tipis. Wajah cantiknya seperti tak menggunakan hiasan. Renand terus memperhatikan wanita itu ke bawah, tanpa memperdulikan apa yang wanita itu ucapakan. Oh man, lihatlah dada yang sedang naik turun itu, akibat wanita cantik itu mencari nafas yang banyak. Apa dia tidak perlu bantuan? Itu sangat terlihat sempurna!
''Ya. Kenapa?'' Renand bisa kembali dari pikiran kotornya, setelah wanita cantik itu menyodorkan kotak hadiah berwarna biru itu di depan matanya. ''Buat saya? darimu?'' tanya Renand polos setelah mengambil kotaknya. Bibir wanita itu sedikit terbuka, raut mukanya menunjukan ke-tidak-percayaan, tapi sbelum wanita cantik itu berbicara lagi Renand menarik tangan wanita itu untuk ikut masuk kedalam lift. ''Bicara disini saja, saya buru-buru.'' ucap Renand sambil mengedipkan sebelah matanya. Tangannya begitu halus. Ok, Renand ini bukan pertama kali kau menyentuh tangan halus seorang wanita! fokus!
''Tadi ada seorang wanita menitipkan ini di meja resepsionis, dia bilang ini untuk pak Renand Jiwan Hutama. Wanita tadi juga menitip pesan, agar anda menghubungi nomer telepon yang ada di dalam kotak tersebut segera setelah anda membuka kotaknya.'' Wanita cantik itu berbicara dengan sopan dan suaranya sangat jernih dan merdu.
''Siapa nama kamu?'' Renand tak menanggapi ucapan panjang lebar wanita cantik itu. Ia hanya fokus menatap wajah wanita cantik itu yang kini menampakkan ekspresi kebingungan.
''Maaf?''
''Kamu bekerja disini,kan? kenapa baru sekarang saya melihat kamu?''
''....''
Baiklah kalau wanita cantik ini tidak mau menjawab. Renand sengaja membungkukkan badannya, matanya tepat menatap ke arah dada si wanita cantik yang ada tanda pengenalnya disana.
''A..ap..apa yang Anda lakukan?" wanita itu mundur ke sudut lift sambil menutupi dadanya dengan tangan.
''Mencari tau nama kamu.''
''Anda sangat ,'' belum sempat, wanita yang ternyata bernama Senna itu menyelesaikan ucapannya, kalimatnya di potong oleh Renand, ''Senna, apa kamu sudah memiliki kekasih?'' Kalimat yang di ucapkan Renand terdengar sangat percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG FATHER
Ficção GeralRenand memiliki segalanya, wajah tampan dan berasal dari keluarga terpandang, membuatnya bisa menikmati hidup tanpa harus merasakan penderitaan. Mendapatkan wanita cantik hanya bermodalkan kedipan mata, mengganti mobil sesuai tanggal setiap harinya...